Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kulit, Atau Kuping

Malaysia menolak penerbangan pesawat concorde di atas wilayahnya, karena dapat merusak lapisan ozone dan menimbulkan kanker. gangguan lain yang ditimbulkan: kebisingan yang dapat merusak pengedaran.

24 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAYSIA menolak penerbangan tetap pesawat supersonik Concorde di atas wilayahnya. Konon, alasannya agar lapisan ozone (03) di atmosfir tak terganggu. Jika rusak lapisan ozone itu, sinar ultra-lembayung dari matahari atau benda antariksa lain tak akan terbendung lagi. Ini akan menyebabkan bahaya kanker kepada benda hidup di bumi. Khususnya, kanker kulit pada manusia. Sebenarnya kaitan langsung antara kanker kulit manusia dengan rusaknya, ozone belum dapat dihuktikan. Namun diketahui banwa kanker kulit dapat dirangsang oleh radiasi gelombang ultra-pendek. Termasuk sinar ultralembayung, sinar-X alias sinar Rontgen, dan sinar radio-aktif. Kasus begitu ditemukan di antara pekerja di bagian radiologi rumah sakit, atau di reaktor nuklir. Dari situ disimpulkan. bahwa semua gelombang ultra-pendek biaa disebut cosmic rays, karena umumnya berasal dari antariksa dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kulit, sehingga timbul kanker kulit. Dalam bentuknya yang fatal, namanya melanoma. Kasus kanker kulit memang lebih banyak diketahui di negeri mau. Mungkin karena dunia kedokteran belum begitu cermal mencatat kasus yang terjadi di Dunia Ketiga. Teori lain mengatakan, bahwa soalnya karena warna kulit. Kulit coklat dan hitam penduduk Asia dan Afrika kaya dengan pigmen. Ini dapat menjinakkan sinar ultra-lembayung, sehingga malah berguna untuk metabolisme tubuh. Teori lain mengatakan, bahwa lapisan udara dan dengan demikian juga 'tembok ozone'nya lebih tebal di katulistiwa ketimbang di dekat kutub. Stratosfir, itu lapisan udara tipis yang tinggi kadar azone-nya di atas kutub sudah mulai pada ketinggian 5 kilometer. Sementara di katulistiwa, baru mulai pada ketinggian 20 km. Berarti, 'selimut ozone' bagi orangorang di belahan bumi utara jauh lebih tipis dari pada bagi bangsa Dunia ke III di sekitar katulistiwa. Tapi keberatan lain yang lebih jelas terhadap supersonik ialah soal kebisingan. Semacam ledakan, sonic-boom, terjadi akibat bunyi udara yang terlambat bertaut kembali setelah terbelah oleh kecepatan pesawat terbang supersonik. Itu sebabnya, suara udara tertumbuk kembali baru terdengar sesudah pesawat itu lepas landas atau mendarat. Atau sesudah kecepatan pesawat itu 'menembus' batas kecepatan suara (Mach I atau sekitar 300 km/ menit). Di Singapura, sonic boom pesawat Concorde yang mendarat atau lepas landas dari lapangan terbang Paya Lebar (Singapura) memang dikabarkan hanya terdengar samar-samar. Tapi gemuruhnya yang paling top mungkin terdengar di Johor (Malaysia) atau Kepulauan Riau (Indonesia). Indonesia sendiri dulu di tahun 1960-an sering kaget oleh nyaringnya sonic boom pesawat-terbang supersonik AURI (Mig-21 bikinan Rusia). Kini mereka sudah lama nongkrong jadi besi tua di lapangan terbang Iswahyudi, Madiun. Atau jadi contoh di museum ABRI di Jakarta. Dulu kaca jendela di lapangan terbang dan di sekitarnya biasa pecah bila pesawat pemburu pancargas supersonik AURI itu sedang beraksi. Tanpa gemuruhnya 'ledakan supersonik' gangguan bisa terjadi pada pendengaran. Penyelidikan DW Soetopo (1974) dari Bagian THT FK-UI pada 100 orang personil penerbangan AURI menunjukkan, bahwa pengaruh kebisingan pesawat terbang di atas 85 deci Bell cepat atau lambat dapat merusak pendengaran mereka. Sebelumnya, Soerasto sudah menemukan gejala yang hampir serupa pada 34 awak pesawat ALRI di Pangkalan Udara TNI-AL Juanda dekat Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus