Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Padang - Kelompok Konservasi Indonesia (KKI) Warsi kembali menggulirkan dana hibah sebesar Rp 1,5 miliar untuk program perhutanan sosial pada 2024. Dana ini diberikan kepada 10 kelompok yang berada di Sumatera Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya KKI Warsi juga telah menyalurkan hibah Rp 754 juta pada 2023. Hibah pertama yang tersebar di wilayah Solok, Solok Selatan, Sijunjung, dan Dharmasraya pada tahun lalu dinilai telah berhasil mendorong ekonomi komunitas setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada tahun kedua ini ada sebanyak 10 kelompok penerima, yang meliputi Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN), Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Kelompok Perempuan (KP), dan Kelompok Tani Hutan (KTH). Total luas lahan hutan yang dikelola 10 kelompok ini seluas 21.043 hektare.
Direktur KKI Warsi Adi Junedi mengatakan, hibah ini merupakan langkah untuk mendukung kemandirian kelompok-kelompok perhutanan sosial agar semakin mampu mengelola hutan secara berkelanjutan. "Hibah tahap kedua senilai Rp 1,5 miliar ini diharapkan dapat memperbesar skala usaha, menjangkau pasar lebih luas, dan meningkatkan kapasitas manajerial pengelolaan hutan," katanya.
Adi menjelaskan tujuan kelompok-kelompok perhutanan sosial dapat terus berkembang secara profesional dan berkomitmen pada prinsip lingkungan berkelanjutan. Selain bantuan dana, KKI Warsi disebutnya juga memberikan pelatihan manajemen keuangan, perencanaan bisnis berkelanjutan, serta teknik konservasi kepada kelompok penerima hibah.
Penandatanganan kerja sama KKI Warsi dengan 10 kelompok perhutanan sosial di Sumatera Barat penerima dana hibah di Padang, Senin 11 November 2024. TEMPO/ Fachri Hamzah.
"Pelatihan ini menjadi bagian penting dalam meningkatkan kapasitas kelompok dalam menjaga hutan dan mengelola usaha yang ramah lingkungan," katanya.
Pelaksana tugas harian Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Barat Bambang Suyono menyataan mengapresiasi program KKI Warsi. Dia mengingatkan bahwa tantangan utama bukan sekadar penerbitan izin pengelolaan, melainkan pelaksanaan di lapangan setelah izin diberikan.
Bambang berharap keberhasilan yang telah dicapai dapat terus berlanjut. "Juga bisa menginisiasi lahirnya perhutanan sosial baru di Sumatera Barat," katanya saat menghadiri kegiatan penyaluran dana hibah organisasi berbasis masyarakat untuk pemanfaatan sumber daya alam di Hotel Daima, Padang, pada Senin 11 November 2024.