Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Berita Tempo Plus

Sudah Langka Tercemar Tinja

 

Indonesia dinilai oleh Bank Pembangunan Asia belum efektif mewujudkan ketahanan air. Menghadapi ancaman krisis air dan sumber air tercemar tinja.

 

 

19 Maret 2022 | 00.00 WIB

Seorang warga mengumpulkan air bersih menggunakan ember di kawasan Muara Angke, Jakarta, 1 Maret 2022/TEMPO/Muhammad Hidayat
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang warga mengumpulkan air bersih menggunakan ember di kawasan Muara Angke, Jakarta, 1 Maret 2022/TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Indonesia menghadapi berbagai tekanan masalah air: banjir dan kelangkaan air.

  • Pemerintah dianggap tak maksimal mengelola air sehingga terjadi krisis air yang ditandai ketidakmampuan mengelola banjir.

  • Daya dukung lingkungan menurun drastis sementara pertumbuhan penduduk meningkat dan pencemaran meningkat.

BAN Ki-Moon, diplomat Korea Selatan yang menjabat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa 2007-2016, menyebutkan penyediaan air bersih sebagai kunci bagi manusia menghadapi krisis iklim. Menjadi pembicara kunci dalam Asia International Water Week Ke-2 yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 14-16 Maret lalu, Ban Ki-Moon menyitir kajian PBB yang menyatakan, jika suhu bumi meningkat 1 persen, 7 persen populasi dunia akan mengalami krisis air.

Menurut Ban Ki-Moon, “Kebijakan harus dibuat secara holistik dan berkelanjutan untuk mengelola sumber daya air.” Konferensi tersebut melibatkan para menteri dari berbagai negara di Asia, pemimpin lembaga publik yang mengurusi air, perusahaan air, pakar, hingga para pembuat undang-undang. Forum ini menghasilkan Deklarasi Asia kepada Dunia yang berisi 12 komitmen untuk mengambil tindakan atas air.

Asia tempat tinggal bagi hampir 60 persen penduduk di bumi dan mengonsumsi air rata-rata sebesar 2.383 miliar meter kubik per tahun untuk sektor pertanian, industri, serta rumah tangga. Jumlah itu nyaris dua pertiga penggunaan air di seluruh dunia yang sebanyak 3.765 miliar meter kubik per tahun. Meski begitu, menurut “Asian Water Development Outlook 2020” (AWDO 2020) yang dirilis Bank Pembangunan Asia, 1,5 miliar penduduk rural dan 600 juta penduduk urban Asia mengalami krisis air.

Dalam AWDO 2020, Indonesia masuk kategori 3 alias belum efektif dalam mewujudkan ketahanan air. Indonesia mendapat nilai 61,0, berada di bawah Singapura, Malaysia, Brunei Darusalam, dan Filipina. Penilaian kunci dalam AWDO 2020 ini dimulai dari akses air minum, akses sanitasi, dampak kesehatan terkait dengan air, keterjangkauan air, hingga penilaian daya dukung ekosistem perairan secara nasional.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dini Pramita

Dini Pramita saat ini adalah reporter investigasi. Fokus pada isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus