BAHKAN Art Buchwald pun tidak berhasil. Kolumnis Amerika ini
biasanya kocak tentang segala hal yang serius. Kali ini tentang
bagaimana menunggu runtuhan Skylab dari angkasa satu-satunya
petunjuk Buchwald: "Berlindunglah di stasion kereta api bawah
tanah."
Keresahan mengenai jatuhnya Skylab -- laboratorium angkasa milik
Amerika -- makin menjadi dengan bertambah dekat tanggal yang
diramalkan. Yaitu sekitar 5-27 Juli dengan kemungkinan 50%
tanggal 16 Juli, menurut ramalan terakhir dari NORAD, kesatuan
Amerika Serikat yang memonitor semua benda yang punya potensi
untuk jatuh ke bumi (4.500 benda!), terutama tentunya rudal
Rusia.
Awal pekan lalu sepotong benda aneh -- bagi awam tentunya --
jatuh dari langit di tengah ladang dekat sebuah desa negeri
Pakistan. Menurut Associated Press of Pakistan, penduduk
sekitarnya panik karena menyangka benda itu potongan Skylab.
Bentuknya seperti bagian satelit dan ada tertera nomor 10-95,
14-47-84 di sisinya.
Salim Mahmood, direktur Badan Penelitian Angkasa Pakistan
berbunyi senada dengan NASA di Amerika. Masyarakat tidak perlu
resah menjelang kejatuhan Skylab karena, katanya, "ribuan meteor
setiap hari menimpa bumi tapi tak seorangpun terluka atau rusak
harta miliknya."
Hampir bersamaan dengan itu, penduduk pantai Teluk Thailand di
propinsi Petchburi menyaksikan jatuhnya sebuah silindir dengan
garis tengah 1 m dan panjang 1 m. Benda itu berdesing keras
sebelum membentur bumi. Beberapa potongan lain jatuh ke laut,
menurut penduduk. Mereka pun panik karena diduga hujan potongan
Skylab sudah mulai.
Sebuah satelit RRC, mungkin bermaksud supaya orang Amerika ikut
mencicipi keresahan dan panik yang meliputi dunia, jatuh di
Michigan Utara awal pekan ini. Jatuh di daerah berpenduduk
tipis, ia tidak menimbulkan korban. AS memberinya nama sandi
"Mao 2". Belum dikonfirmasi datanya oleh saksi mata.
Skylab, 85 ton, diluncurkan tahun 1973. Pergeseran dengan
lapisan udara di atas orbitnya makin rendah, menyebabkan ia
akan masuk kembali ke atmosfir, kemudian jatuh berkeping-keping
di atas bumi (TEMPO 2 Juni).
Skylab mengitari bumi sekali setiap 90 menit. Bidang orbitnya
memotong khatulistiwa dengan sudut sekitar 50ø, sehingga
lintasannya terbentang antara 50ø Lintang Utara dan 50ø Lintang
Selatan. Bisa ia berada di atas Jakarta setiap 4« hari.
Berbagai lembaga pemerintah Amerika bersama NASA telah
mempersiapkan segalanya, termasuk ahli hukum untuk meneliti
tuntutan ganti rugi oleh mereka yang tertimpa. Juga dipersiapkan
5 tim medis dan penanggulangan kecelakaan yang dapat segera
dikirim ke segala penjuru dunia dengan pesawat transport C-141
bila perlu. Banyak negara lain mengadakan persiapan juga.
Potongan Skylab bakal menimpa bumi dalam satu areal sepanjang
6.400 km dan lebar 160 km. Celakanya "jejak" Skylab ini tidak
diketahui. NASA bilang "jejak" ini mungkin terletak di "setiap
tempat sepanjang jalur yang melingkari bumi antara garis lintang
50ø Utara dan 50ø Selatan." Ada kemungkinan untuk buka Lotto.
FAA, Badan Federal urusan Penerbangan Sipil di Amerika, kali
ini pun -- walaupun sibuk dengan DC-10 -- mengatur pendaratan
semua pesawat di area yang diperkirakan bakal ditimpa kepingan
Skylab. Kemungkinan ketimpa kepingan itu sangat kecil, kata
jurubicara FAA, "namun BAA akan mengambil semua langkah yang
perlu untuk menjamin keselamatan penumpang."
Rencana FAA antara lain membagi setiap lintasan Skylab menjadi
25 blok. Dan diharapkannya 12 jam sebelum Skylab jatuh, setiap
pusat pengatur lalulintas udara akan diberitahukannya blok mana
yang berbahaya.
Ada usaha untuk menaikkan Skylab kembali ke dalam orbit yang
lebih tinggi. Ternyata tidak berhasil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini