Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

11 Maret 2024 | 19.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli Ekologi dan Spesialis Mamalia Satwa Liar, Agung Ganthar Kusumanto, menganggap kemunculan monyet ekor panjang di sekitar Kota Bandung, Jawa Barat, dipicu oleh kerusakan habitat. Fenomena monyet yang berkeliaran secara liar itu masih ramai dibicarakan warga lokal Bandung dan warganet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kurangnya jumlah kawasan hutan di Indonesia membuat monyet ekor panjang berpindah ke pemukiman manusia," kata Agung melalui keterangan tertulis pada Senin, 11 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Agung, kejadian langkah itu justru menandai kelangkaan monyet ekor panjang yang atau Macaca fascicularis. Alumus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengatakam monyet ekor panjang merupakan mamalia semicosmopolis yang hidup di sekitar riparian atau tepian sungai.

Kata semi menandakan hewan itu dapat tinggal di kawasan permukiman, tepatnya di daerah yang sering memberikan mereka makanan, seperti tempat wisata, perbatasan hutan, serta daerah dengan pengelolaan sampah organik yang kurang baik. “Monyet jenis ini termasuk hewan yang dapat belajar cepat.”

Meski begitu, kata Agung, monyet ekor panjang tidak akan mendekat ke pemukiman manusia jika habitatnya masih ada. Habitat asli monyet itu diperkirakan rusak karena faktor cuaca. Intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini berpotensi menjadi salah satu penyeba, terutama bila air sungai meluap.

Lantaran bisa hidup berdampingan dengan manusia, termasuk dalam hal makanan, satwa liar itu akan bertahan hidup dengan cara berpindah ke permukiman. Selain cuaca, alih fungsi hutan juga bisa menggerus lahan habitat monyet ekor panjang. Mamalia itu kemudian bergerak mencari lingkungan lain yang sejenis.

Kerusakan habitat juga berpotensi merusak rantai ekosistem hewan tertentu. Hewan yang gagal beradaptasi dengan tempat baru bisa menjadi langka, bahkan punah.

Agung menyebut monyet ekor panjang juga langka akibat perburuan liar. Dia mengungkapkan bahwa manusia cenderung memburu induk satwa liar untuk mengambil anaknya.

"Biasanya anak satwa liar dijual secara ilegal. Fenomena yang sering dijumpai di Indonesia yakni pertunjukan topeng monyet," kata Agung.

Potensi Perburuan Monyet Liar Meningkat

Munculnya monyet ekor panjang di permukiman manusia malah memperbesar peluang perburuan liar. Agung mengimbau penguatan aktivitas konservasi pada spesies yang melimpah untuk mencegah kepunahan, sekaligus untuk menciptakan dukungan ekosistem yang optimal. Perlu juga revitalisasi habitat untuk menjaga keseimbangan ekosistem. “Jaga habitat. Jangan diburu,” kata dia.

Action for Primates mencatat adanya 1.402 monyet ekor panjang yang ditangkap dari alam liar di Indonesia. Ribuan hewan itu diimpor oleh industri penelitian dan pengujian di Amerika Serikat sepanjang 2023.

"Informasi tersebut terungkap menyusul permintaan kebebasan Iiformasi yang diajukan kepada otoritas AS, yang mengungkapkan hal itu pada 2023," begitu bunyi rilis Action for Primates yang dikutip Tempo pada 11 Maret 2024.

Berdasarkan data tersebut, terdapat 322 individu monyet ekor panjang asal Indonesia yang diimpor AS pada 17 Mei 2023. Pada bulan yang sama, persisnya pada 31 Mei, ada 540 ekor yang juga diboyong ke Negeri Abang Sam, lalu 540 ekor lainnya pada 27 Desember. Semuanya ditangkap di alam liar.

"Jumlah ini meningkat hampir 40 persen sejak 2022, ketika AS mengimpor 870 ekor monyet ekor panjang hasil tangkapan liar dan 120 ekor kera ekor panjang hasil penangkaran," begitu pernyataan Action for Primates. Sebagai informasi, pemerintah Indonesia mengizinkan kembali penangkapan dan ekspor monyet ekor panjang liar sejak 2021.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus