Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kawanan Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung Diperkirakan Menuju Wilayah Ini

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat masih memantau pergerakan sekelompok monyet ekor panjang yang berkeliaran di Kota Bandung.

6 Maret 2024 | 14.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Petugas dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat masih memantau pergerakan sekelompok monyet ekor panjang yang berkeliaran di Kota Bandung. Gerombolan yang setidaknya berjumlah empat ekor itu diketahui masuk kota sepekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Monyet ekor panjang pagi ini terpantau pergerakannya di sekitar Cileunyi,” kata juru bicara BBKSDA Jawa Barat, Eri Mildranaya, Rabu 6 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Daerah Cileunyi, Kabupaten Bandung, berada di kawasan timur Kota Bandung. Eri memperkirakan, kelompok monyet ekor panjang itu sedang mencari habitat baru di sekitar Gunung Manglayang atau Gunung Geulis di daerah Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Menurut Eri, perlu dukungan akademisi dari ahli monyet ekor panjang untuk memastikan pergerakan kelompok yang bermula dari Dago, di utara Kota Bandung, ini. Muncul dugaan, kelompok monyet itu berasal dari kawasan Taman Hutan Rakyat Ir. H. Djuanda yang areanya berada di daerah Dago Pakar hingga Maribaya, Lembang. 

“Secara detail diperlukan analisis akademik, namun dugaan awal diduga konflik antar kelompok monyet ekor panjang yang mengharuskan mereka mencari wilayah teritori baru,” ujarnya.

Kawanan monyet ekor panjang ini bergerak dengan cara menyusuri kabel-kabel listrik dan pepohonan serta atap rumah warga. Sejauh ini belum ada kabar atau laporan terkait kontak atau konflik antara kelompok monyet ekor panjang yang bergerak itu dengan warga di perkotaan.

Kurator Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), Ganjar Cahyadi, mengimbau warga agar tidak mengganggu, menyudutkan, atau memberi makan kepada kawanan monyet ekor panjang itu bila mereka masuk ke permukiman. Tujuannya agar hewan tersebut tidak mengalami perubahan perilaku hingga mengancam manusia.

Pemberian makanan, kata Ganjar, bisa membuat monyet tidak lagi takut kepada manusia. Bahkan bisa terjadi sebaliknya, monyet mengemis hingga sampai mencuri makanan. “Selama tidak mengganggu dan membahayakan seperti mencakar atau menggigit, warga diimbau untuk membiarkan saja hewan tersebut,” ujarnya.

Ganjar juga mengingatkan, meski monyet ekor panjang tergolong primata arboreal atau sebagian besar hidupnya di atas pepohonan, mereka juga bisa berpindah di atas tanah. Monyet jenis ini juga disebutkannya sanggup berenang. 

Menurut Ganjar, ada tiga kemungkinan penyebab kelompok monyet itu masuk perkotaan. Pertama, kelompok monyet tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya. Kedua yaitu sekelompok monyet itu mencari makan ke tempat lain karena makanan di tempat sebelumnya menipis. Adapun kemungkinan penyebab yang ketiga adalah kompetisi dengan kelompok monyet lainnya. 

Apabila penyebabnya adalah kompetisi antar kelompok, Ganjar melanjutkan, satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya. Jika ini yang terjadi, Ganjar menambahkan, "Bisa jadi kelompok monyet itu menganggap kawasan perkotaan sebagai tempat yang kosong atau tidak dikuasai oleh kelompok monyet lain."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus