Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

3 Maret 2024 | 20.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kawanan monyet ekor panjang masuk pemukiman hingga naik ke atap-atap rumah memantik keresahan warga di Kota Bandung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar monyet turun gunung ini viral di media sosial seperti TikTok beberapa hari belakangan, dalam video yang diunggah akun @t_dresska, sekelompok monyet di Dago, Bandung tampak berkeliaran di atas kabel listrik yang melintang di jalan raya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemunculan satwa bernama latin Macaca Fascicularis itu berjumlah sedikitnya empat ekor dan berpindah-pindah di beberapa lokasi. Misalnya, di kawasan pemukiman daerah Haurpancuh, Sekelola, Jalan Gagak, Jalan Pahlawan, dan Sukaluyu.

Menanggapi fenomena monyet turun gunung ini, Ketua Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati di Institute Teknologi Bandung (STH ITB), Ganjar Cahyadi menyebut, kemunculan monyet-monyet tersebut bisa menjadi salah satu pertanda bencana alam.      

“Kelompok monyet tersebut merasakan tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya,” kata Ganjar lewat keterangan tertulis yang diterima di Bandung, Kamis malam, 29 Februari 2024.

Ganjar mengungkapkan, jarak waktu terjadinya bencana dan berpindahnya hewan tersebut biasanya relative cepat. Hal ini karena primata tersebut memilki insting yang lebih kuat. “Biasanya bencana tidak akan terlalu lama dari kepergian mereka dari habitatnya,” ujarnya.

Selain menjadi pertanda bencana, fenomena monyet turun gunung ini bisa terjadi karena sekelompok monyet itu mencari makan ke tempat lain sebab sumber daya makanan di habitatnya menipis.

Adapun kemungkinan penyebab ketiga adalah kompetisi dengan kelompok monyet lainnya. Karena secara naluriah primata ini akan hidup berkelompok, dan biasanya satu pejantan mengetuai satu kelompok.

Apabila penyebabnya adalah kompetisi antar kelompok, Ganjar mengatakan, satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya. Jika ini yang terjadi, Ganjar menambahkan, “Bisa jadi kelompok monyet itu menganggap kawasan perkotaan sebagai tempat yang kosong atau tidak dikuasi oleh kelompok lain.”

Ganjar menjelaskan, itu mungkin terjadi karena monyet ekor panjang memiliki tingkat kemampuan adaptasi yang lebih tinggi dari para primata lainnya. Oleh karena itu pergerakan jenis satwa ini cenderung bebas hingga area pemungkiman. Mereka pun dapat bergerak dengan bebas di perkotaan meski tidak ada vegetasi sehingga dapat naik ke genteng, kabel, dan sebagainya.

Di sisi lain, juru bicara Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Eri Mildranaya mengatakan sudah ada petugas yang memeriksa keberadaan kelompok monyet ekor panjang itu di lapangan, Eri belum bisa memastikan penyebab namun ia mengungkapkan dugaan lain bahwa monyet itu adalah peliharaan yang lepas.  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus