Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin dari seluruh dunia bersiap untuk berpidato di konferensi iklim PBB COP28 pada hari Jumat,1 Desember 2023 di Dubai Uni Emirat Arab. Ada selisih tiga jam antara Jakarta dengan Dubai, dengan waktu Jakarta lebih mendahului. Banyak dari mereka diperkirakan akan berbicara tentang kesulitan akibat dampak iklim yang terjadi di negara mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidato pembukaan, Raja Charles dari Inggris diperkirakan akan memperingatkan bahwa tanda-tanda dampak iklim yang terus berulang diabaikan. Sehingga ini menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konferensi COP28 juga akan mendengarkan pendapat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang sering menjadikan perubahan iklim sebagai isu utama, sebelum para pemimpin dunia termasuk Presiden Kenya William Ruto dan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud atau Pangeran MBS naik podium.
Di luar panggung utama, delegasi dan komite teknis mulai bekerja pada hari Jumat dengan tugas besar untuk menilai kemajuan mereka dalam memenuhi target iklim global, khususnya tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi pemanasan global hingga 2 derajat Celcius di atas suhu pra-industri.
Para ilmuwan mengatakan bahwa kenaikan suhu global yang melampaui ambang batas ini akan menimbulkan dampak yang sangat buruk dan tidak dapat diubah di seluruh dunia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat menerbitkan rancangan pertama yang dapat menjadi acuan bagi kesepakatan akhir dari KTT COP28, yang berakhir pada 12 Desember.
Rancangan tersebut menawarkan “bahan dasar” untuk mencapai hasil politik dan mencakup beberapa opsi untuk mengatasi salah satu isu paling pelik dalam pertemuan puncak ini: memutuskan apakah, dan sejauh mana, bahan bakar fosil harus berperan di masa depan.
Salah satu opsi yang ada mencakup komitmen untuk mengurangi atau menghapuskan penggunaan bahan bakar fosil, menghentikan penggunaan energi batu bara, dan meningkatkan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan pada tahun 2030.
Pada hari Kamis, presiden COP28 Sultan Ahmed al-Jaber dari Uni Emirat Arab mendesak negara-negara untuk bekerja sama dengan perusahaan minyak untuk mencapai titik temu, dengan mengatakan bahwa melibatkan perusahaan bahan bakar fosil dalam pembicaraan COP28 sangat penting untuk menyelesaikan krisis iklim.
KTT ini juga meraih kemenangan awal dengan mengadopsi dana baru untuk membantu negara-negara miskin mengatasi bencana iklim yang merugikan.
Yang juga akan dibahas adalah apakah akan menghapuskan subsidi bahan bakar fosil, yang berjumlah sekitar $7 triliun tahun lalu, dan apakah akan memasukkan ketentuan untuk teknologi penangkapan dan penghilangan karbon.
Pilihan Editor: Jokowi Hadiri KTT Iklim COP28 di Dubai, Ada Pratikno, Erick Thohir, dan Nadiem Makarim
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.