Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Pencemaran Laut Jakarta Makin Mengkhawatirkan, Peneliti BRIN: Perlu Perhatian Cagub dan Cawagub

Penanganan pencemaran laut Jakarta juga perlu melibatkan dua gubernur dari provinsi tetangga Jakarta.

22 Oktober 2024 | 08.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sampah mengotori garis Pantai Cilincing, Jakarta, Indonesia, 26 November 2018. Sampah plastik mendominasi garis Pantai Cilincing. LSM World Wild Fund for Nature (WWF) Indonesia menilai masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia sudah bisa disebut sebagai darurat sampah plastik. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bidang Oseanografi, Sam Wouthuyzen, mengatakan penangan pencemaran laut di Jakarta harus terus diupayakan. Kondisi tersebut juga perlu diperhatikan oleh calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang saat ini bersaing dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan, menurutnya, penanganan pencemaran laut itu juga perlu melibatkan dua gubernur dari provinsi tetangga Jakarta. Perlu kekompakan juga dari daerah tetangga dalam penanganan limbah yang berdampak pada lautan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya bilang itu tidak bisa gubernur Jakarta saja, perlu gubernur Jawa Barat, gubernur Banten," ucapnya saat ditemui di acara Korea-Indonesia Ocean Satellite International Workshop 2024, Senin, 21 Oktober 2024.

Menurut Sam Wouthuyzen, kondisi air laut di Jakarta dari tahun ke tahun mengkhawatirkan. Limbah rumah tangga dan industri yang bercampur ke sungai menuju laut semakin banyak. Kondisi tersebut didukung oleh kepadatan penduduk Jakarta dan pengelolaan limbah yang belum baik.

"Selama ini saya riset di perairan Jakarta, dari setiap gubernur lama, gubernur baru itu tidak ada perubahan," katanya.

Akademisi asal Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengatakan, dampak pencemaran laut langsung dialami oleh biota bawah air, misalnya dengan peningkatan jumlah fitoplankton dan meracunk ikan sampai mati.

Selain itu, kata Sam, konsumsi kerang yang berasal dari Teluk Jakarta juga berpotensi mengandung racun. Kondisi itu karena kerang menyerap kandungan racun yang ada di laut, namun tidak dikeluarkan lagi dari tubuhnya, dan bisa berdampak kepada manusia.

Dengan adanya kondisi ini di Jakarta, Sam mengatakan masih ada harapan untuk perbaikan perairan bagi setiap gubernur dan wakil gubernyr yang baru menjabat. "Sejujurnya itu harapan ada, tapi kalau diperhatikan Jakarta justru semakin-makin (ke arah tidak baik)," tuturnya.

Saat ini tiga pasang Cagub-Cawagub DKI Jakarta belum mengemukakan secara detail penanganan limbah, khususnya yang berdampak pada pesisir dan laut Jakarta. Dalam debat perdana pada Minggu, 6 Oktober 2024, semuanya belum menawarkan gagasan dalam penanganan limbah yang berdampak ke laut.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus