Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Peringatan Dini Gelombang Laut 4 Meter, BMKG: Mencakup Perairan di Natuna, Sulawesi, dan Maluku

BMKG menerbitkan peringatan gelombang tinggi 2-4 meter berdasarkan pola pergerakan angin. Kapal-kapal diminta memperhatikan area terdampak.

1 Maret 2024 | 11.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah perahu nelayan mengikuti parade pada puncak peringatan Hari Nusantara 2023 di Pantai Tugulufa, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Puncak Peringatan Hari Nusantara 2023 yang mengusung tema Merajut Konektivitas Nusantara dan Ekonomi Maritim dari Titik Nol Jalur Rempah itu dimeriahkan atraksi penerjun payung dan parade sembilan kapal KRI beserta ratusan perahu nelayan hias untuk mendorong Kota Tidore Kepulauan menjadi salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. ANTARA FOTO/Andri Saputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menerbitkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 1-2 Maret 2024. Prakirawan BMKG, Dyah Ayu Dhamayanti, mengatakan peluang gelombang tertinggi berkisar 2,5-4 meter terindikasi di Laut Natuna Utara, Samudra Hindia Selatan Jawa, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, serta Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata Dyah melalui keterangan tertulis, Jumat, 1 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut data BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara cenderung bergerak dari utara ke timur laut dengan kecepatan sekitar 8-25 knot. Sedangkan angin di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya ke barat laut dengan kecepatan 4-15 Knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Samudra Pasifik Utara Halmahera.

Pola angin tersebut, Dyah meneruskan, juga berpotensi menimbulkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 di perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Laut Sawu bagian selatan, serta Selat Sumba bagian barat.

Kondisi serupa juga terjadi di Samudra Hindia Selatan Bali-Pulau Sumba, perairan Kalimantan Utara, Selat Makassar bagian utara dan tengah, perairan Kepulauan Sitaro-Bitung, Laut Maluku bagian selatan, perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, kemudian perairan utara Papua Barat-Papua.

Pemilik perahu nelayan diimbau memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang harus mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Adapun kapal fery juga diharapkan mewaspadai angin sekencang 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter harus diperhatikan kapal ferry. Sedangkan yang diwaspadai kapal kargo dan kapal pesiar adalah angin sekencang 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

“Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Dyah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus