Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ramalan Gempa M6,0 di Mamuju Pukul 23-03, BMKG: Nihil dan Hoax

BMKG meminta jika masih dalam ranah riset, maka penelitinya harus bisa menahan diri untuk tidak mempublikasikan ramalan gempa.

11 Juni 2022 | 01.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bagian dari warga yang mengungsi pasca-gempa M5,8 di Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu 8 Juni 2022. Gempa merusak di Mamuju sebelumnya baru terjadi pada Januari lalu. (ANTARA/HO-Kemensos)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ramalan Gempa Mamuju bermagnitudo 6,0 beredar di antara masyarakat. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hingga pukul 20.20 WIB Jumat, 10 Juni 2022 tidak terjadi gempa yang dimaksud.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Gempa susulan juga nihil," katanya kepada Tempo, Jumat malam, 10 Juni 2022.

Ramalan gempa bermagnitudo 6,0 telah beredar seperti pesan berantai di media sosial pada malam setelah gempa M5,8 mengguncang Mamuju pada Rabu siang, 8 Juni 2022. Isinya juga meminta warga bersiap untuk mengungsi.

Warga diminta berjaga antara pukul 23.00-03.00 WITA. Kalau tidak muncul gempanya, besoknya waspada lagi. Itu artinya Rabu dan Kamis hingga Jumat dinihari.

Menurut Daryono, hingga saat ini di seluruh dunia belum ada peneliti perorangan, kelompok riset, maupun lembaga yang mampu dan berhasil membuat prediksi gempa dengan tepat dan akurat. Karena itu, prediksi gempa belum dioperasionalkan, dan belum layak diinformasikan kepada masyarakat luas.

Dia meminta masyarakat di Mamuju untuk tidak mempercayai ramalan gempa seperti yang telah beredar itu. "Jangan pernah percaya dengan peramal gempa," katanya sambil menambahkan, "Hingga saat ini belum ada sains dan teknologi yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan gempa akan terjadi."

Kajian dan riset prediksi gempa diakuinya telah dilakukan dan dinilainya sangat baik. Termasuk BMKG sudah lama melakukannya menggunakan data anomali geomagnet, emisi gas radon, dan lain-lain. 

Laporan sementara dampak kerusakan akibat gempa Mamuju M5,8 yang berpusat di lepas pantai Mamuju, Rabu siang, 8 Juni 2022. (Twitter/Daryono/BMKG)

Namun begitu, Daryono berpendapat, jika masih dalam ranah riset, maka penelitinya harus bisa menahan diri. Untuk sementara waktu, hasil risetnya hanya diinformasikan dan dikomunikasikan di kalangan terbatas internal tim kajian. "Tidak untuk dipublikasikan bagi publik karena dapat meresahkan, " ujarnya.

Daryono menyayangkan prediksi gempa disebarluaskan di Mamuju seperti saat ini. Dia merujuk masyarakat yang sedang dilanda kecemasan, ketakutan, dan trauma akibat terdampak gempa pada 14-15 Januari 2021 lalu. "Jika penyebar hoax seperti ini tidak ditindak maka akan semakin menyebar luas," katanya.

Dampaknya, dia menambahkan, bisa menimbulkan arus pengungsi dan membebani pemerintah juga anggaran daerah yang seharusnya tidak perlu.

Baca juga:
Menkes: Omicron BA.4 dan BA.5 Masuk Indonesia Immune Escape

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Âİ 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus