Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.

29 Februari 2024 | 11.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Nunu Anugrah, mengatakan upaya penanggulangan konflik manusia dan gajah sumatera dilakukan oleh satgas yang dibentuk atau unit mitigasi konflik bersama masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu menyusul temuan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh. Gajah tersebut diduga tewas akibat tersengat listrik di areal penggunaan lain (APL) atau di luar dari kawasan hutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Nunu, penanganan yang dilakukan melalui tindakan respon cepat terhadap konflik yang terjadi maupun kegiatan mitigasi melalui patroli rutin. Upaya pencegahan konflik Gajah juga dilakukan melalui pembuatan barrier berupa parit dan power fencing (kawat kejut).

Kegiatan penghalauan dan penggiringan gajah juga dilakukan bersama masyarakat. Untuk penanganan jangka panjang dilakukan melalui pendekatan penyesuaian komoditi dengan jenis tanaman yang tidak disukai satwa liar khususnya pada wilayah rawan konflik.

Selain itu, KLHK juga melakukan pemasangan GPS collar pada kelompok gajah liar yang terindikasi sering berkonflik dengan masyarakat dilakukan hampir di semua lokasi rawan konflik dalam upaya membangun sistem peringatan dini.

"Penanganan konflik satwa liar yang kompfrehensif tersebut juga memiliki potensi menjadi objek daya tarik wisata berbasis edukasi dan konservasi yang menarik untuk dikembangkan," ucap Nunu kepada Tempo, Kamis, 29 Februari 2024.

Dalam rangka mempersiapkan kapasitas masyarakat untuk melakukan mitigasi konflik satwa liar, menurut Nunu, juga dilakukan kegiatan pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Gajah, Tim Monitoring Gajah pada beberapa perusahaan, dan lainnya.

Selain itu, kata dia, pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam membangun pemahaman, kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap upaya konservasi dan pengelolaan satwa liar gajah sumatera. "Kami juga melakukan penegakan hukum terhadap tindak kejahatan terhadap gajah sumatera dan satwa liar dilindungi lainnya," kata dia.

Kepala BKSDA Aceh Gunawan Alza menyebut gajah sumatera liar mati ditemukan BKSDA di perkampungan transmigrasi, tepatnya di Kampung Panton Limeng, Desa Aki Neungoh, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya. “Gajah mati tersebut berkelamin jantan dan ditemukan sejak Selasa, 20 Februari lalu,” kata Kepala BKSDA Aceh Gunawan Alza pada Sabtu, 24 Februari 2024.

Alza lantas berkoordinasi dengan kepolisian dan mengirimkan dokter hewan ke lokasi temuan. Tujuannya memastikan penyebab kematian gajah yang berusia kisaran 13 tahun tersebut. Di sana juga ditemukan pagar listrik yang mengelilingi kebun masyarakat dan diduga menjadi biang kematian sang gajah.

Adapun bangkai gajah disebut sudah mengalami pembusukan. Hasil nekropsi atau bedah tubuh secara kasat mata terlihat impa, paru, ginjal, dan organ dalam lain sudah mulai busuk. Sehingga dokter hewan sudah tidak dapat melakukan pemeriksaan di laboratorium.

Namun dipastikan bahwa di dalam lambung dan organ pencernaan gajah tidak ditemukan racun. Justru tim dokter hewan menemukan bangkai gajah dalam kondisi terlilit kawat. “Terdapat kawat setrum yang terlilit pada kaki kanan depan dan sebagian terlilit di tubuh gajah,” ucap Alza.

Selain kasus di Aceh, pada 11 Januari lalu dilaporkan seekor anak gajah sumatera mati karena tenggelam ketika terseret banjir di Provinsi Jambi. Tepatnya berada di Desa Telentam, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin. Satu bulan sebelum itu, didapati gajah betina berusia 20 tahun mati di dalam konsesi PT BAT Kabupaten Mukmuko, Provinsi Bengkulu, pada 31 Desember 2023. Pada 16 Agustus 2023 juga ditemukan kematian di Taman Nasional Way Kambas, Provinsi Lampung.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus