Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Pipa saluran air baku Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtawening Kota Bandung pecah di area pemukiman padat Sungai Cikapundung, tepatnya di Jalan Maleer Utara, pada Rabu sore, 5 Juni 2024. Pipa itu meledak sekitar pukul 16.00 WIB dan membuat dua rumah warga di atasnya porak poranda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari informasi yang digalang Tempo di lokasi, pipa yang meledak itu berdiameter 90 sentimeter. Saat pecah, tekanan air pada pipa mencapai 7,6 bar, sehingga ada 700 liter air yang terbuang setiap detiknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bambang merupakan salah satu warga Jalan Maleer Utara, Kota Bandung, yang rumahnya ikut rusak. Dari sederet hunian yang terdampak ledakan pipa PDAM itu, rumah dua lantai milik Bambang dan beberapa tetangganya amblas paling dalam.
“Rumahnya roboh karena digerus air pipa PDAM yang keluar deras,” ujar Bambang kepada Tempo, saat ditemui sehari setelah kejadian tersebut.
Rumah Bambang berukuran 5 x 6 meter dan dihuni oleh empat orang. Saat disambangi Tempo, puing bagian atap hingga tembok yang ambruk sudah dikumpulkan di depan rumah. Ada lubang besar di area lantai rumah tersebut, memperlihatkan pipa saluran air yang melintang sekitar 1,5 meter. Jalur pipa memanjang ke atas sungai lalu masuk lagi ke bawah pemukiman.
“Dulu waktu beli rumah tahun 1988, enggak tahu ada pipa PDAM di bawahnya,” kata dia.
Suara Gemuruh Sebelum Ledakan Pipa
Dari pipa yang pecah, air seketika membanjiri rumah korban hingga meluber ke puluhan rumah sekitarnya. Ketinggian banjir, menurut keterangan sejumlah warga, mencapai lutut orang dewasa. Beberapa saat menjelang insiden, Bambang mengaku mendengar tiga kali bunyi ledakan dari kecil hingga melebihi suara ban meletus.
“Ada suara gemuruh juga seperti suara mesin,” ujar dia.
Keluarganya dan tetangga bergegas menyelamatkan diri ke luar rumah. Warga sekitar pun heboh dan panik menghadapi banjir yang mendadak itu. Sebagian berlarian masuk kampung, ada juga tetangga sekitar banyak yang gagal menyelamatkan perabot rumahnya dari terjangan air serta lumpur.
Ketua RW 05 Kelurahan Cibangkong, Cecep Johara, mengatakan ada 85 keluarga yang terdampak ledakan pipa PDAM itu. “Termasuk sebuah masjid,” tuturnya.
Dari pantauan di lokasi, banjir setinggi lutut hingga betis memasuki rumah warga hingga menyisakan lumpur. Selain membasahi perabot dan peralatan elektronik, kata Cecep, banjir air dari pipa PDAM merendam mesin pompa air warga hingga rusak. “Di sini warganya bukan pelanggan air PDAM tapi dari air tanah,” ujarnya.
Pipa yang Meledak Berumur Setengah Abad
Penjabat Walikota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, mengatakan pipa transmisi PDAM yang meledak itu sudah berumur tua yaitu 50 tahun. Dia mengakui perlunya evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa di masa datang.
"Saya memohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan ini dan tidak bisa langsung meninjau lokasi,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Kamis 6 Juni 2024.
Bambang memastikan urusan perbaikan rumah korban dan kompensasi lainnya telah dibahas oleh manajemen Perumda Tirtawening dengan warga yang terdampak. Terputusnya aliran air itu diperkirakan berdampak terhadap 90 ribu pelanggan air PDAM Kota Bandung yang tersebar di empat wilayah.