Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Setelah Kebakaran, Warga Khawatir Gunungan Sampah TPA Sarimukti Meledak

TPA Sarimukti yang terbakar sejak 19 Agustus 2023 kini masih dalam proses pemadaman.

30 Agustus 2023 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang terbakar di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu, 26 Agustus 2023. Upaya pemadaman kebakaran oleh tim gabungan di hari ke-8 tersebut masih terus dilakukan dengan menggunakan sistem water bombing pada siang hari dan pemadaman manual dari lokasi titik api pada malam hari. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Masyarakat Peduli Tempat Pembuangan Akhir Sampah atau TPA Sarimukti mengkhawatirkan potensi ledakan seperti kasus pada TPA Leuwigajah 2005. Menurut anggota tim, Wahyu Dharmawan, ada gas metan di dalam gunungan sampah sedalam 50 meter yang dihasilkan bakteri anaerob yang bisa meledak jika terpicu oleh api.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Apabila selubungnya terbuka atau ada celah yang membuat oksigen masuk sangat mungkin kejadian TPA Leuwigajah terjadi,” katanya di kantor Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat atau Walhi Jabar di Bandung, Selasa, 29 Agustus 2023. Ledakan itu dulu meruntuhkan gunungan sampah lalu mengakibatkan longsor sampah ke pemukiman sekitar hingga menewaskan warga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari hasil kajian dan temuan tim di lapangan, TPA Sarimukti menerapkan sistem pembuangan sampah terbuka atau open dumping, bukan sanitary atau controlled landfill yang menggunakan timbunan tanah untuk mengubur sampah. “Kami susah melihat urugan tanah yang cukup mamadai untuk menutupi sampah yang ada,” ujar Wahyu.

TPA Sarimukti yang terbakar sejak 19 Agustus 2023 kini masih dalam proses pemadaman. Menurut Wahyu, sampah yang terbakar berada di fase satu dan dua. “Di mana ada gas metan dan ada hidrokarbon yang membuat gunungan sampah terbakar,” ujarnya. Tantangan yang bisa menjadi bom waktu, menurutnya, terkait gas metan di dalam gunungan sampah.

Soal penyebab kebakaran, tim mempertanyakan alibi yang menyebutkan akibat puntung rokok. “Pertanyaan sederhananya, ngapain orang tengah malam di gunungan sampah terus buang puntung rokok di sana,” kata dia. Tim mendesak penyebab kebakaran harus diusut karena asapnya berdampak pada kesehatan warga di sekitar TPA sampah Sarimukti.

Dari catatan petugas Puskesmas Cipatat, jumlah warga yang mendatangi pos kesehatan di Desa Sarimukti pada Selasa, 29 Agustus 2023, dari pukul 07.00-14.00 ada 28 orang. Mayoritas balita sebanyak 12 anak, dewasa 10 orang, anak-anak tiga orang, dan tiga orang lansia.

Kebanyakan atau 20 orang di antaranya mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan atas atau ISPA. “Asap hasil pembakaran sampah yang tidak sempurna itu patut diduga juga mengandung bahan berbahaya dan beracun atau B3,” kata Wahyu. Total pasien ke pos kesehatan itu sedikitnya sudah 528 orang.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus