Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Stop! kata jimmy. tapi apa kata ...

Presiden as jimmy carter menyerukan agar us tidak menggunakan lagi satelit dengan tenaga nuklir setelah insiden jatuhnya satelit nuklir us di kanada. satelit as umumnya menggunakan tenaga matahari. (ling)

11 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA 4 hari setelah jatuhnya satelit nuklir Soviet di padang tundra Kanada, penggal-penggal reruntuhan Cosmos 954 itu ditemukan. Terpencar di tiga tempat. Yang pertama menemukannya bukanlah para ahli nuklir atau tentara yang memang dikerahkan mencari, melainkan 6 orang ahi margasatwa AS dan Kanada yang sedang bertugas di pos pengawas cuaca Warden's Grove. Reruntuhan itu - mungkin antena radarnya - mencuat dari es di pinggir Sungai Thelon. di pinggir kawah seluas 3 x 2 meter yang terbentuk karena panasnya sisa satelit yang berpijar melintasi atmosfir. Lewat radio, penemuan itu cepat di laporkan ke pusat pencarian di pangkalan AU Kanada Namao di luar kota Edmonton, Alberta. Yang pertama diselamatkan bukanlah benda-benda mati itu, melainkan keempat orang Kanada dan dua orang Amerika itu. Maklumlah, karena tak bermaksud mencari uranium, keenam ahli satwa itu tak menggunakan seragam anti radio aktif. Minggu 29 Januari itu juga mereka diterbangkan dari Warden's Grove ke Yellowknife ibukota Wilayah Barat Daya Kanada uniuk pengamanan kesehatan. Sementara itu penemuan mereka dibiarkan tergeletak di tempat untuk diamati dengan geiger counter kekuatan radiasinya. Para ahli Amerika dan Kanada yang mengamati benda itu kabarnya menemukan derajat radiasi lebih tinggi dari pada radiasi alamiah. Sementara itu, di dua tempat lain yang letaknya juga di sebelah timur Danau Great Slave, ditemukan benda-benda hitam yang menunjukkan radio-aktifitas yang agak tingi. Untunglah Untunglah - begitu menurut para ahli - tak satupun dari ketiga kepingan satelit itu berisi reaktor nuklir dengan 45 Kg U235 bahan bakarnya. Maupun plutonium (Pu239) sisa pembakarannya. Kata mereka: "Reaktor itu sudah dirancang akan terbakar begitu memasuki atmosfir bumi." Itu sebabnya, radiasi yang ditemukan di bumi Kanada itu tak tinggi. Berita dari Kanada itu rada membuat orang bernafas lega. Namun kekhawatiran para ahli antariksa serta pembela lingkungan masih belum terobati. Mungkin itu sebabnya, Presiden Jimmy Carter yang bersama para penasehatnya tekun mengikuti operasi pencarian sisa Cosmos 954 di tengah ketegangan perundingan Mesir-Israel, mau menjawab pertanyaan pers soal satelit itu. Sekali dengan dara editor American Press Institute, Jumat 27 Januari segera sesudah penemuan ke-6 ahli satwa itu. Kedua kalinya di depan layar TV AS hari Senin 30 Januari, sesudah makna penemuan itu dikonfirmasi oleh para ahli nuklirnya. Kami memang punya perjanjian dengan Uni Soviet untuk mencegah ledakan nuklir apapun di antariksa," ujar Jimmy Carter padit para wartawan API. Tapi diakuinya, perjanjian itu sudah saatnya ditinjau kembali. Kecelakaan satelit Soviet yang baru terjadi itu menurut Carter menunjukkan, bahwa "kita tak dapat menjalin sepenuhnya keamanan bahan bakar nuklir di antariksa." Bisa Jatuh di Hawaii Pada mulanya satelit nuklir hanya mengandung bahan bakar nuklir sedikit saja. Massa radio-aktifnya tak cukup untuk menimbulkan ledakan nuklir. Di samping itu, pada saat diluncurkan, satelit itu relatif bersih dari radiasi, hingga sama sekali tak berbahaya bagi manusia di sekitarnya. Namun setelah reaktor nuklirnya bekerja cukup lama, dan timbul semakin banyak bahan sampingan seperti plutonium, cesium dan sebagainya, radio-aktifitasnya pun meni1lgkat. Di situlah bahaya mulai timbul bagi manusia. Itu sebabnya, angkatan satelit nuklir yang semakin besar dan kuat reaktornya tak diperkenankan kembali ke bumi setelah selesai menjalankan tugas. Mereka harus ditembakkan ke orbit tinggi untuk berpusing-pusing di sana selama berabad-abad. Dalam insiden Cosmos 954 itu, mekanisme untuk menembakkannya ke orbit tinggi itu, hingga justru jatuh kembali ke bumi. Kata Carter, "bisa saja satelit itu tak jatuh di Kanada, tapi di Hawaii. Atau di Afrika Timur." Bagaimana sikap Amerika dengan insiden itu? Menurut Carter yang pernah bekerja sebagai perwira kapal selam nuklir "ada dua langkah yang dapat kita kerjakan" Pertama, memperbaiki mekanisme pengaman yang dapat menjanjikan penembakan satelit yang sudah selesai tugasnya (atau yang macet) ke orbit tinggi. Ibarat payung cadangan. mesti ada mekanisme cadangan yang otomatis bekerja kalau mekanisme pertama - seperti dalam kasus Cosmos 954-tak jalan. Alternatif lainnya menurut Carter adalah satelit yang dilengkapi dengan reaktor nuklir kecil saja. Reaktor ini dijamin dapat terbakar habis kalau terpaksa meluncur kembali ke bumi karena gesekan udara. tanpa meninggalkan radioaktivitas yang berarti Atau sama sekali tak menggantungkan tenaga satelit pada tenaga nuklir. Melainkan tenaga matahari. "Kami sendiri," kata Carter, "lebih menggantungkan satelit-satelit kami kepada suplai tenaga dari panel sel matahari." Tiga hari kemudian, dalam wawancara pers di tivi, sikap Carter sudah jauh lebih tegas. "Saat ini," begitu katanya, "saya cenderung untuk mengadakan perjanjian dengan Uni Soviet untuk menghentikan semua satelit bermuatan bahan radio-aktif." Itu mau Carter. Tapi bagaimana Uni Soviet? Belakangan ini, PM Uni Soviet Leonid Brezhnev lebih sibuk memperingatkan negara-negara Eropa Barat agar. Jangan melengkapi diri dengan atom neutron yang made in U.S.A. Mungkin logika Soviet, apa artinya radio-aktifitas dari satelit mata-mata Soviet dibandingkan dengan bom-bom nuklir terbaru dari Amerika itu. Walhasil, usul Carter itu tampaknya hanya secuwil kecil saja dari usaha perlucutan senjata nuklir, yang juga meliputi peluru kendali antar benua, bom neutron, kapal selam bertenaga atom. Semuanya atom merupakan ancaman terhadap kelestarian lingkungan dunia. Makanya dengan tenangnya, sehari setelah Cosmos 954 ambruk ke bumi Kanada, Uni Soviet meluncurkan dua satelit baru ke antariksa. Yakni Cosmos 986 sebagai penerus dari "misi ilmiah Cosmos 954" - begitu menurut kantor berita Tass - dan satelit komunikasi seri Molnya. Satelit Cosmos '86 itupun punya orbit polar, dengan sudut inklinasi 60ø. 1tu terjadi di tengah-tengah protes para korban bom atom di Jepang, yang menjuluki satelit Soviet yang jatuh di atas Kanada itu sebagai "pembunuh dari antariksa".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus