Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengatakan pemerintah akan mengeluarkan surat edaran berisi imbauan bekerja dari rumah, atau work from home (WFH), bila banjir melanda saat hari kerja. Kebijakan ini disesuaikan dengan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ihwal cuaca ekstrem di Jakarta dan sekitarnya hingga 15 Desember nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau memang banjir, nanti dari kami akan keluarkan surat edaran seperti waktu pandemi COVID-19. Kami buat surat edaran ke kantor-kantor supaya nanti dari sisi pengusaha dan pekerja clear (lebih jelas)," kata Nugroho di Jakarta pada Rabu, 11 Desember 2024, dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim BMKG sebelumnya mengingatkan soal puncak cuaca ekstrem selama beberapa hari ke depan di Jabodetabek. Curah hujan yang bisa mencapai 100 milimeter dianggap perlu diwaspadai oleh masyarakat. Peringatan dini itu awalnya hanya untuk 7-8 Desember lalu, sebelum akhirnya diperpanjang hingga 15 Desember.
Untuk mengantisipasi banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta akan menggelar rekayasa cuaca mulai hari ini, Kamis, 12 Desember 2024. Operasi modifikasi cuaca (OMC) pada 12-14 Desember ini ditargetkan mengikis intensitas hujan, sehingga bisa mengurangi risiko banjir.
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi sebelumnya sudah menyebutkan soal adanya pertimbangan pemberlakuan WFH saat banjir. Kebijakan ini kemungkinan akan diberlakukan bagi siswa sekolah hingga aparatur sipil negara (ASN), namun bisa juga nantinya diterapkan untuk pegawai lembaga lainnya.
Pemicu Hujan Pekan Ini
Sejumlah fenomena atmosfer mempengaruhi pola cuaca di Indonesia selama hingga 16 Desember nanti. Kondisi atmosfer itu mendorong pembentukan awan hujan di berbagai wilayah, terutama di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Fenomena pertama adalah madden-julian oscillation (MJO) yang sedang aktif melintas, terutama di fase 5 atau area tengah dan timur Indonesia. “Aktivitas MJO berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan” begitu bunyi informasi cuaca di akun Instagram resmi BMKG, pada 10 Desember lalu.
Aktivitas intra seasonal berdurasi 30-40 hari ini bakal membuat hujan turun secara secara intensif di beberapa daerah, mulai dari Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua. BMKG juga mendeteksi gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency juga yang turut meningkatkan potensi hujan.