Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

<font size=2 color=#FF0000>Serbia</font><br />Penampilan Pertama Beli Orlovi

Serbia sudah mengikuti Piala Dunia sejak digelar pertama kali di Uruguay. Namun inilah pertama kalinya negara di Balkan itu tampil di bawah bendera sendiri.

10 Mei 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serbia
Julukan: Beli Orlovi (Elang Putih)
Asosiasi: Football Association of Serbia, berdiri pada 1919 (Yugoslavia)
Presiden: Tomislav Karadzic
Pelatih: Radomir Antic
Luas: 88.361 km2
Populasi: 7.334.935
Keikutsertaan di Piala Dunia: 1930, 1950, 1954, 1958, 1962, 1974, 1982, 1990, 1998 (Yugoslavia), 2006 (Serbia & Montenegro).
Prestasi: Peringkat keempat Piala Dunia Uruguay 1930 dan Cile 1962, medali emas Olimpiade Roma 1960

Nama Serbia memang seperti tak pernah muncul dalam pesta Piala Dunia sebelumnya. Namun kawasan di Semenanjung Balkan itu sebenarnya sudah lama menjadi bagian dari peserta turnamen besar empat tahunan ini. Sembilan kali tampil di bawah bendera lain, yaitu dengan Kingdom of Yugoslavia (1930 dan 1938), SFR Yugoslavia (1950 dan 1990), dan FR Yugoslavia (1994 dan 2002), plus satu kali sebagai Serbia dan Montenegro (2006), di Afrika Selatan tahun ini, Serbia muncul dengan wajah baru tapi berbekal pengalaman panjang.

Bukti keampuhannya sudah tampak sejak awal. Beli Orlovi atau Elang Putih julukan tim nasional Serbia tampil mengejutkan di babak kualifikasi. Ketika undian dilakukan, banyak yang memprediksi Austria, Rumania, dan Serbia akan bertarung untuk memperebutkan posisi kedua di Grup 7. Prancis, meski kualifikasi belum dilangsungkan, sudah dijagokan bakal mengisi posisi teratas. Tapi semua prediksi berantakan. Serbialah yang pertama kali memastikan tiket sebagai juara grup, bahkan saat masih menyisakan satu pertandingan se kaligus memaksa Les Bleus julukan tim Prancis melalui babak playoff.

Kekuatan utama Serbia adalah ku kuhnya lini bela kang. Kehadiran bek klub Manchester United, Nemanja Vidic, dan ”palang pintu” Chelsea, Branislav Ivanovic, di jantung pertahanan, menjadi jaminan terjaganya gawang Serbia. Apalagi duet bek Liga Primer itu akan mendapat sokongan dari bintang muda Lazio, Aleksandar Kolarov, dan pemain Borussia Dortmund, Naven Subotic.

Di Piala Dunia ini, Serbia tentu tak bisa hanya mengandalkan benteng tangguh. Lawannya di Grup D adalah juara dunia tiga kali dan runner-up Piala Eropa 2008, Jerman; juara Piala Afrika empat kali, Ghana; dan Australia. Makin berat lawan-lawan yang menghadang bila si Elang Putih bisa menembus ke tataran yang lebih tinggi. ”Tak ada lawan yang mudah di Piala Dunia. Semua tim punya bintang dan mereka layak berada di final karena kemampuan mereka,” kata Vidic.

Untungnya, lini pertahanan bukan satu-satunya andalan. Pengalaman dan tangan dingin pelatih Radomir Antic menjadi rahasia lain kekuatan Serbia. ”Dia pelatih hebat dengan pengalaman panjang menangani tim besar,” kata Vidic mengenai pelatih berusia 61 tahun itu.

Antic menghabiskan masa mudanya ”merumput” di berbagai negara, dari Serbia, Turki, Spanyol, sampai Inggris. Namun karier sebagai pelatih lah yang melambungkan namanya. Dia sempat menangani Real Zaragoza, Real Madrid, dan Real Oviedo, dan tiga kali menangani Atletico Madrid. Bahkan ia pernah melatih rival Madrid, Barcelona, sebelum terakhir menangani Celta Vigo.

Sempat empat tahun absen dari lapangan hijau, Antic akhirnya menerima tawaran melatih tim nasional Serbia. Dan ternyata, ia tak kehilangan kedigdayaan. Antic sukses membangun sebuah tim yang lolos dengan penam pilan dan rekor mengesankan. ”Dia membawa ide baru bagi kami dan menem patkan disiplin sebagai kunci utama. Kami sudah lebih siap dibanding empat tahun lalu,” kata Vidic.

Piala Dunia 2006 merupakan pe nampilan menyakitkan bagi Serbia. Re kor hanya kebobolan selama kualifikasi tak bisa diteruskan dalam putaran final. Serbia tak mampu menang dalam tiga laga grup dan harus pulang awal. Namun tahun ini Vidic bukan lagi satu-satunya andalan Serbia. Antic tak perlu pusing dengan amunisinya yang penuh bintang terang di kompetisi Eropa.

Masalah terbesar Serbia hanya pada barisan penyerang. Tim itu tidak memiliki bomber andal. Hanya ada Milan Jovanovic, pemain sayap Standard Liege berusia 28 tahun, yang mengemas enam gol selama kualifikasi. Pemain yang sudah menandatangani kontrak dengan Liverpool ini juga dikenal sebagai spesialis tendangan bebas.

Ya, semua tim memiliki kelemahan. Demikian juga dengan Serbia. Namun, dengan Vidic dan Ivanovic di jantung pertahanan, gelandang multifungsi Dejan Stankovic, serta duet Jovanovic dan striker Valencia, Nikola Zigic, di depan, Serbia bakal jadi paket mengejutkan di Grup D. Jerman, Ghana, dan Australia harus waspada terhadap motivasi tinggi anak-anak Balkan ini.

Bahkan, dulu di Piala Dunia 2006, Serbia sudah dikenal tangguh. Vidic, Mla den Krstajic, Ivica Dragutinovic, dan Goran Gavrancic sempat mendapat se butan ”Famous Four” karena keberhasilan mencatat rekor hanya kebobol an satu gol dalam sepuluh laga kualifikasi.

”Di Piala Dunia kali ini semua lawan kami punya kualitas dan pemain hebat. Tapi, melihat kekuatan yang kami punya, kami memiliki peluang realistis lolos ke babak 16 besar,” kata Antic. Hal itu bukan sesumbar, karena di laga kuali fikasi Serbia unggul atas Prancis. Asal tidak sial, Beli Orlovi akan mampu memangsa lawan-lawannya.

Raju Febrian (FIFA, Soccernet)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus