Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

"saya ingin beribadah", katanya

Verawaty membatalkan diri memperkuat tim indonesia untuk world games di santa clara, as. alasannya ingin beribadat di bulan ramadhan. tak ada lagi ganda putri indonesia yang diharapkan meraih emas.(or)

18 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

VERAWATY bukan pemain Nomor 1 di dunia saat ini. Ia cuma menempati urutan ke 4 dalam daftar pemain sejagat pilihan komputer Federasi Bulutangkis Internasional (IBF. Tapi gelar juara sudah tak menggodanya. Ia bahkan membatalkan diri memperkuat tim Indonesia untuk World Games di Santa Clara, Amerika Serikat yang diselenggarakan 25 s/d 28 Juli. "Saya ingin beribadat di bulan Ramadhan ini," demikian alasannya. "Kapan lagi saya bisa melakukannya kalau cuma memperhatikan pertandingan terus-menerus." Vera masuk Islam ketika menikah dengan Fadjrin tiga tahun lalu. Keputusan Vera itu cukup merepotkan persiapan tim putri untuk World Games. Ruth Damayanti, pasangan Vera dalam ganda, ikut kehilangan peluang. Di World Games, pasangan Vera/Ruth menempati unggulan ke-3 setelah Nora Perry/Jane Webster (Inggris) dan Zhang Ailing/Liu Xia (RRC). "Kalau sejak di Tokyo (pada saat mengikuti turnamen Piala Uber) Vera menyatakan tidak akan ikut World Games, Ruth bisa diusahakan untuk main tunggal," kata manajer tim Willy Budiman. "Sekarang segalanya sudah terlambat." Ruth pada minggu-minggu pertama pelatnas, yang dimulai pekan ke-2 Juni, masih tampak berlatih bersama pemain lain. Ia bahkan meminta pelatih tim Piala Uber Christian Hadinata untuk memperhatikan kelemahannya. Tapi setelah mengetahui Vera tak bakal memperkuat tim ke World Games, Ruth menghentikan kegiatan latihannya. Ia kembali ke Tegal menjenguk orang tuanya. "Ruth kelihatan terpukul sekali," ujar Christian. Tapi banyak yang meragukan alasan Vera. Ia menarik diri konon lantaran tidak cocok dengan pembina sekarang - Minarni dan Atik Jauhari. Vera ingin dilatih oleh Hendra Kartanegara (Tan Joe Hok) pembina teknis tim Piala Uber lalu. Menurut cerita, yang tersiar dari pelatnas, dengan tim pembina sekarang ia merasa dianaktirikan. "Saya khawatir, kalau cerita itu benar, Vera distir oleh orang ketiga," kata Christian. "Ketika di Tokyo ia serius sekali ingin terjun di World Games." Tapi keinginan Vera wajar. Menurut angket yang diedarkan kepada pemain Piala Uber, sebelum ke Tokyo, mereka menyatakan bahwa kemajuan teknik selama diasuh Hendra cukup banyak. Bahkan mereka mengusulkan agar para pembina tim Piala Uber 1981 tetap menangani mereka sekembalinya dari Tokyo. "Mereka telah menumbuhkan semangat baru," tulis pemain. Betulkah Vera menolak dilatih oleh Minarni dan Atik? "Ah, itu tidak betul," kata Vera. "Yang benar ialah saya mengusulkan kepada PB (Pengurus Besar) untuk menambah jumlah pelatih. Idealnya satu pemain dibina oleh satu pelatih." Waktu persiapan tim Piala Uber, para pemain dibina oleh satu grup yang diketuai Ferry Sonneville. Grup ini beranggotakan 21 orang, termasuk penanganan teknis, fisik, medis dan soal umum. Selain Vera, pemain Nomor 2 di Indonesia, Ivanna juga menyatakan keberatan. Alasannya ia tidak siap untuk bertanding di World Games. Tapi keberatan itu sudah disampaikan Ivanna jauh-jauh hari. Sehingga tidak terganggu undian yang dilakukan IBF. "Kasus Vera 'kan membuat malu. Sebab kepada panitia kita telah berjanji untuk menurunkannya di World Games,' kata Willy Budiman. Ia khawatir kasus ini dibalas oleh anggota IBI lainnya dengan tidak mengirimkan pemain top mereka dalam turnamen internasional berhadiah US$ 60.000 di Jakarta, November. Kasus penolakan Vera bukan pertama kali ini. Vera pernah membatalkan pula undangan panitia turnamen Silver Bowl di Australia, 1979. Namun kali ini ia dibela Ketua Bidang Pembinaan PBSI Sumarsono. Setelah gagal di Tokyo, katanya, keadaan psikologis Vera kurang menguntungkan. "Kalau gagal lagi di World Garnes 'kan pengurus bisa dimaki dua kali." Namun Christian menginginkan agar Vera dikenakan sanksi. "Kalau PB membiarkannya begitu saja, saya khawatir hal serupa nanti bisa merembet pada pemain lain," lanjutnya. Di World Games, diharapkan Indonesia meraih salah satu medali emas dari partai ganda putri. Harapan itu praktis hilang. Pasangan Vera/Ruth dalam perebutan Piala Uber lalu tak pernah terkalahkan. Yang mereka kalahkan antara lain pasangan juara All England 1981 Perry/Webster. Hanya Imelda pemain putri yang mungkin akan ikut World Games. Pemain putra yang akan ambil bagian adalah Rudy Hartono, Liem Swie King, Hadiyanto, Christian, Ade Chandra, Kartono dan Heryanto. Sedang Tjuntjun dan Johan Wahyudi dicadangkan juga tapi belum selesai menjalani tes.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus