HANYA bersisa 4 bulan untuk pelatnas SEA Games, tapi pelatih
PSSI drg. Endang Witarsa membongkar lagi tim nasional yang telah
11 bulan dipersiapkan. Penyusunan tim baru ini tampak
kontroversial. Sebagian pemain yang sudah dianggap jadi, bahkan
pandai dan berpengalaman, tak dipanggilnya lagi. Justru mereka
yang masih "hijau" dipanggilnya ke pelatnas yang dimulai lagi
Sabtu lalu.
Jumlah pemain PSSI Utama direncanakan kini menjadi 26.
Dipulangkan sedikitnya 6 orang (Ronny Pattinasarany, Zulham
Effendi, Suharno, Suapri, Taufik Lubis dan Adhitya Damadi).
Sebagai pengganti, telah didatangkan 9 pemain muda (Budi
Johanis, Asyik, Rake, Dilly Fellow, Riono Asnan, Rusdin Lacanda,
Mahdi Harris, Bujang Nasril).
Yang paling kontroversial ialah pemulangan Ronny Pattinasarany,
bekas kapten, yang tak diragukan kemampuannya. Kenapa dia tidak
dipakai lagi. Tim pembina teknik PSSI punya alasan aneh tapi
menarik. Seperti dikatakan ketuanya, Endang Witarsa, yang juga
pelatih, "Ronny sudah terlalu pintar, maka pemain lain tak bisa
berkembang. Kesebelasan PSSI Utama selama ini jadi
Ronny-sentris." Zulham Effendi dinilainya kurang agresif, sedang
seharusnya dia jadi plamaker, tapi tak bisa. Suharno konon tak
betah di pelatnas, karena teringat anak-istrinya melulu di
Medan.
Ronny adalah satu-satunya pemain yang protes dan bersuara. Dia
berbicara 3 jam dengan Ketua Presidium PSSI, Suparjo
Pontjowinoto. Dia masih belum puas, lantas membuka wawancara
pers. Sebelum tim PSSI berangkat bertanding ke Taiwan, demikian
ceritanya, "dokter (Endang Witarsa) bilang saya masih akan
diperlukan." Istilah "Ronny-sentris" dari sang pelatih baginya
mengherankan. Padahal, katanya, "saya telah membantu membimbing
anggota lain, baik di lapangan maupun di luar."
Harry Tjong, yang kini kembali melatih klub Warna Agung,
mengatakan alasan Ronny-sentris itu terlalu dicari-cari. Tjong
melatih tim nasional itu selama 11 bulan. Ia memperbandingkan
PSSI Utama dengan PSSI angkatan Iswadi Idris. Sebagai kapten,
2-3 tahun lalu, Iswadi Idris dinilainya justru lebih galak
kepada pemain yang tak mau memberikan bola kepadanya. Tapi tidak
pernah dulu terdengar istilah Iswadi-sentris, kata Tjong.
Beberapa sumber di PSSI mengatakan kepada TEMPO, Ronny-sentris
cuma salah satu dari berbagai alasan mengapa bekas kapten itu
tidak dipanggil lagi. Alasan lain tidak disarkan untuk
melindungi nama baik pemain itu, demikian kalangan PSSI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini