Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tanpa Ronny-Sentris

Pelatnas sea games, pelatih endang witarsa membongkar lagi timnya. 6 orang pemain lama: ronny pattinasarany, zulham effendi, suharno, suapri taufik lubis, adhitya damadi tak terpakai lagi.

18 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HANYA bersisa 4 bulan untuk pelatnas SEA Games, tapi pelatih PSSI drg. Endang Witarsa membongkar lagi tim nasional yang telah 11 bulan dipersiapkan. Penyusunan tim baru ini tampak kontroversial. Sebagian pemain yang sudah dianggap jadi, bahkan pandai dan berpengalaman, tak dipanggilnya lagi. Justru mereka yang masih "hijau" dipanggilnya ke pelatnas yang dimulai lagi Sabtu lalu. Jumlah pemain PSSI Utama direncanakan kini menjadi 26. Dipulangkan sedikitnya 6 orang (Ronny Pattinasarany, Zulham Effendi, Suharno, Suapri, Taufik Lubis dan Adhitya Damadi). Sebagai pengganti, telah didatangkan 9 pemain muda (Budi Johanis, Asyik, Rake, Dilly Fellow, Riono Asnan, Rusdin Lacanda, Mahdi Harris, Bujang Nasril). Yang paling kontroversial ialah pemulangan Ronny Pattinasarany, bekas kapten, yang tak diragukan kemampuannya. Kenapa dia tidak dipakai lagi. Tim pembina teknik PSSI punya alasan aneh tapi menarik. Seperti dikatakan ketuanya, Endang Witarsa, yang juga pelatih, "Ronny sudah terlalu pintar, maka pemain lain tak bisa berkembang. Kesebelasan PSSI Utama selama ini jadi Ronny-sentris." Zulham Effendi dinilainya kurang agresif, sedang seharusnya dia jadi plamaker, tapi tak bisa. Suharno konon tak betah di pelatnas, karena teringat anak-istrinya melulu di Medan. Ronny adalah satu-satunya pemain yang protes dan bersuara. Dia berbicara 3 jam dengan Ketua Presidium PSSI, Suparjo Pontjowinoto. Dia masih belum puas, lantas membuka wawancara pers. Sebelum tim PSSI berangkat bertanding ke Taiwan, demikian ceritanya, "dokter (Endang Witarsa) bilang saya masih akan diperlukan." Istilah "Ronny-sentris" dari sang pelatih baginya mengherankan. Padahal, katanya, "saya telah membantu membimbing anggota lain, baik di lapangan maupun di luar." Harry Tjong, yang kini kembali melatih klub Warna Agung, mengatakan alasan Ronny-sentris itu terlalu dicari-cari. Tjong melatih tim nasional itu selama 11 bulan. Ia memperbandingkan PSSI Utama dengan PSSI angkatan Iswadi Idris. Sebagai kapten, 2-3 tahun lalu, Iswadi Idris dinilainya justru lebih galak kepada pemain yang tak mau memberikan bola kepadanya. Tapi tidak pernah dulu terdengar istilah Iswadi-sentris, kata Tjong. Beberapa sumber di PSSI mengatakan kepada TEMPO, Ronny-sentris cuma salah satu dari berbagai alasan mengapa bekas kapten itu tidak dipanggil lagi. Alasan lain tidak disarkan untuk melindungi nama baik pemain itu, demikian kalangan PSSI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus