Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ariane ingin menyusul

Peluncuran ariane, roket eropa yang membawa dua satelit bumi sekaligus kedalam orbit. satu konsorsium eropa (ase) kini bersaing mengorbitkan satelit. cukup besar pasaran bagi jasanya. (tek)

18 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LITUPAN prop botol sampanye silih berganti menambah semarak suasana di ruang pertemuan Pusat Antariksa di Kourou, Guiana, wilayah Prancis di Amerika Selatan. Pekik tres jolie (sangat memuaskan) dan tepuk tangan mengiringi nyanyi dan tari gembira puluhan ahli teknik dan pegawai di tempat peluncuran roket milik Prancis itu. Hari itu, mereka merayakan suksesnya peluncuran Ariane, roket Eropa yanbJ mengantar dua satelit bumi sekaligus ke dalam orbit. Pukul 09.33, waktu setempat, 19 Juni, roket raksasa bertahap tiga itu mengangkat diri dari landasannya. Diiringi gemuruh yang memekakkan telinga, ia menghilang di angkasa biru yang melingkupi hutan tropis di pundak utara Amerika Selatan. Saat peluncurannya semula tertunda tiga kali. Bahkan hitungan terakhir terpaksa dihentikan sesaat, akibat gangguan pada saluran listrik yang menghubungkan mesin roket. Namun akhirnya roket setinggi 47 m itu lepas landas dengan perkasa, dan meluncur mencapai sasarannya. "Roket tidaklah berangkat seperti kereta listrik," komentar seorang pimpinan proyek itu lega. Keberhasilan Eropa Sukses itu juga melambungkan kembali harapan ASE (l'Agence Spatiale Europeene), konsorsium 11 negara Eropa. Lambang kesebelas negara itu menghiasi tubuh langsing roket Ariane buatan Prancis itu. "Ini suatu keberhasilan bagi Eropa," ujar Eric Quistgaard, direktur utama ASE. Salah satu program utama ASE ialah pengembangan sarana pengangkut satelit, menyaingi Amerika Serikat di bidang itu. Untuk itu sejak tahun 1973 dimulai program Ariane di bawah pimpinan Prancis. Sedikitnya US$ 900 juta (Rp 560 milyar) biayanya untuk peluncuran percobaan empat kali. Lebih duapertiga biaya ini disediakan Prancis. Sarana peluncurannya di Kourou dioperasikan CNES (Centre National d'Etudes Spatiale), NASA-nya Prancis. Pernah peluncuran percobaan Ariane, Mei 1980, gagal. Waktu itu, hampir dua menit setelah peluncurannya, proses pembakaran satu di antara keempat mesin tahap pertama bertingkah. Ini mengakibatkan roket itu bergetar hebat dan akhirnya meledak. Kepingannya berjatuhan di Samudera Atlantik, sekitar 1 km dari Kourou. Bersama roket itu, dua satelit buatan Jerman Barat yang dibawanya turut hancur. Tidak kurang hancur ialah harapan para sponsor program itu. Ilingga jadwal rangkaian percobaan mundur 6 bulan. ASE memang menawarkan jasanya mengangkut satelit ke dalam orbit, sekalipun Ariane masih dalam taraf peluncuran percobaan. Hanya risiko kegagalan ditanggung pemilik satelit sendiri. Tapi suksesnya barusan ini suatu kemenangan unik bagi Eropa. Pertama kali sebuah roket berhasil menempatkan dua satelit sekaligus ke dalam orbit tinggi. Keduanya yang dibawa Ariane kali ini masing-masing milik ASE sendiri dan milik India. Satelit India ini dijuluki Apple, singkatan dari Anane Passenger Payload Experiment. "Isyarat dari Apple dapat diterima dengan baik," kata U.R. Rao, direktur Pusat Satelit India di Bengalore beberapa saat setelah fteluncuran . Apple merupakan prototipe satelit komunikasi India yang bakal berfungsi seperti Palapa milik Indonesia. Benda itu berbentuk silinder, yang tinggi dan garis tengahnya sama 1,20 m. Beratnya 70 kg, termasuk berat mesin yang mengendalikan satelit itu ke dalam orbitnya, 3 5 .700 km di atas muka bumi. Di ketinggian itu, kecepatan dan arahnya sama dengan sutaran bumi, hingga relatif rerhadap bumi ke.iudukan satelit tidak berubah. Ini dinamakan orbit geosinkron, suatu posisi yang terutama penting bagi satelit komunikasi. Juga satelit ASE bertempat pada ketinggian ini. Meteosat-2, demikian namanya, mengamati cuaca dan mengirim gambar keadaan cuaca seperti terlihat dari atas. Seperti juga Ariane, Meteosat merupakan program patungan . negara Eropa yang tergabung di ASE. Meteosat-1 yang diluncurkan November 1977 mengirim gambar dan data selama dua tahun, sampai terjadi kerusakan. Berbagai usaha memperbaiknya melalui isyarat radio tak berhasil. Akibatnya, jutaan pirsawan televisi di Eropa kehilangan gambar keadaan cuaca benua mereka yang setiap malam disiarkan dalam acara ramalan cuaca. Gambar itu sekarang muncul lagi dengan kehadiran Meteosat2, yang berada 35.700 km di atas Ghana. Meteosat dioperasikan Pusat ASE untuk Pengamatan Ruang Angkasa di Darmstadt, Jerman Barat. Bersama tiga satelit AS dan sebuah satelit Jepang, Meteosat membentuk jaringan pengamat cuaca skeliling dunia. Hanya daerah kutub yang tidak terjangkau pengamatan Jaringan satelit cuaca itu. Berbeda dengan Spaceshuttle Amerika Serikat, Ariane dapat diluncurkan sekali saja. Tahap pertama roket itu terhempas ke laut setelah mesinnya menyala selama 2 menit 37 detik, menggunakan bahan bakar hidrazina dan nitrogentetroksida. Tahap kedua, yang menggunakan bahan bakar sama, terlepas setelah menyala selama 2 menit 19 detik. Sedang tahap terakhir, yang menggunakan bahan bakar oksigen cair dan hidrogen cair, berhenti menyala setelal 9 menit 42 detik. Tahap ini beberapa waktu berada dalam orbit keliling bumi dan lambat laun hancur akibat friksi dengan lapisan udara. Total perjalanan Ariane berlangsung selama 14 menit 38 detik, dan 2 menit kemudian kedua satelit terlepas dari tahap terakhir roket itu dan berada dalam orbit pengalihan, sekitar 200 km di atas muka bumi. Dorongan Ariane, dibantu tenaga mesin pada satelit itu sendiri, akhirnya mengantarkan kedua benda itu sampai ketinggian 35.700 km, pada orbit geosinkron. Kemampuan Ariane itu sendiri diperoleh karena tempat peluncurannya di khatulistiwa. Putaran bumi di sini paling cepat, dan ini menambah daya dorong roket itu sendiri. Keunggulan ini, yang terutama hendak dimanfaatkan program Ariane untuk menyaingi Spacesbuttle. Kendati kendaraan ruang angkasa Amerika itu mampu mengangkut sekaligus 5 atau 6 satelit, ketinggian yang bisa dicapainya hanya 1100 km. Ini tidak cukup bagi satelit telekomunikasi. Untuk menaikkannya ke dalam orbit lebih tinggi, diperlukan dorongan tambahan. Ini -- dibanding mesin pembantu pada satelit yang diantar Ariane -- jauh lebih besar dan mahal. Waspadalah Program Ariane bakal merupakan saingan berat bagi (NASA) Amerika Serikat. Seperti diungkapkan Majalah Time dalam salah satu judulnya: NASA, en Garde! (NASA, Waspadalah!). Agaknya persaingan tidak hanya datang dari pihak Eropa Space Service Inc. di Texas, AS, merencanakan peluncuran roket pembawa satelit menjelang tahun 1983. Perusahaan swasta itu menggunakan roket Percheron, nama sejenis kuda tarik Prancis. Roket ini sedang dibangun sejumlah ahli, sebagian besar bekas NASA. Gary Hudson, direktur perusahaan itu, yakin pasaran bagi jasanya cukup besar. Ia tidak keliru. Meski sudah banyak satelit diluncurkan, menggunakan jasa NASA, kebutuhan akan satelit smakin meningkat. Sementara itu jadwal fasilitas NASA berupa roket Delta dan Atlas-Centaur sudah terisi untuk 5 tahun mendatang. Demikian juga Spaceshuttle, menurut NASA, sudah penuh dengan pemesanan tempat sampai tahun 1986. Situasi ini juga dimanfaatkan Eropa dengan program Ariane. Intelsat dan Inmarsat, badan internasional yang mengatur hubungan telekomunikasi dan komunikasi bagi kapal laut, sudah memesan tempat pada Ariane. Juga beberapa perusahaan telekomunikasi AS, seperti AT & T dan Western Union menaruh minat atas jasa Ariane itu. Sementara itu Liga Arab memesan tiga satelit telekomunikasi dengan kontrak seharga US$ 134,5 juta (Rp 83,4 milyar), pada perusahaan Prancis, Aerospatiale. Tidak diragukan bahwa ketiganya nanti juga diorbitkan dengan jasa Ariane.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus