HANYA dua menit diperlukan Foreman: untuk mempertahankan
gelarnya yang pertama dan mengantongi 1 juta dollar. Dan sejarah
tinju prof pun mencatat waktu tersingkat seorang Juara menambah
penghasilannya, meski dalam meng-KO penantangnya Foreman masih
membutuhkan dua kali lebih lama dari rekor KO tercepat bekas
Juara Mohamad Ali ketika ia dalam waktu 60 detik menyelesaikan
Sonny Liston 7 tahun yang lalu.
Sementara itu, Joe King Roman dari Puerto Rico yang 10 kilo
lebih ringan dari lawannya dan hanya mendapat 10% dari bayaran
yang diperoleh Juara bertahan, menjelang pertarungan I September
di Majestic Kodokan Sports Hall, berusaha menanamkan kepercayaan
kepada para suporternya. Kalah dalam berat, tinggi, jangkauan,
bahkan prcstasi selama karier prof-nya dari sang Juara, Roman
berspekulasi dengan kelebihan keceptannya. Ia berhasil
memperoleh gelanggang yang lebih luas dari yang ditentu semula.
George yang digambarkan Mohamad Ali, "memiliki pukulan keras
tapi lambat gerak kakinya akan diimbangi Roman dengan
kelincahannya menari-nari di seputar ring, sehingga terkaman
sang juara dapat dihindari. Lalu sang penantang akan melepaskan
jab-jab tajam sambil melepaskan diri dari hunjaman tinju maut
Foreman. Tentu saja itu baru spekulasi yang bukan mustahil bisa
terjadi. Apalagi bekas juara Ringan Berat, Archie Moore yang
pernah melatih bekas Juara Olimpiade Meksiko - 1968 ini,
mengakui bahwa "jab adalah senjata terlemah dari Foreman. Tapi
sehabis ia melepaskan pukulan kedua tangannya terbiasa turun ke
bawah". Dan ini berarti ada peluang yang memungkinkan Roma
melandaskan jab-jabnya yang terkenal keras. Tapi rupanya
pelatihnya sekarang, Sadler bukan tidak menghiraukan nasehat
Moore: "Biasakan dia melepaskan serangkaian pukulan seperti
bekerjanya sebuah piston.
Piston Nah, ketika gong ronde pertama berbunyi, 8000 penonton
menyaksikan bagaimana seorang manusia robot menerjang lawannya.
Jab-jab yang dilancarkan Roman meleset ke udara kosong,
sementara Foreman tidak memberi peluang kepada mangsanya
menghindarkan diri. Menit pertama serangkaian pukulan hook
kanan-kiri memojokkan sang penantang hingga ia terjatuh duduk.
Di sebuah hook kanan mampir pula sewaktu Roman dalam keadaan
down. Manager Roman lompat ke ring dan memprotes wasit Jayson
dari Arizona. "Saya tidak menghitung knok down itu, karena Roman
jatuh tergelincir", kata Wasit. Tapi rupanya bukan hitungan itu
yang dipersoalkan, cara permainan kotor itulah yang menuntut
tindakan Edson. "Saya merasa pusin dengan pukulan itu", kata
Roman, seraya menambahkan bahwa saya terjatuh adalah akibat
dorong, bukan pukulan". Apa pun yang terjadi dalam menit pertama
itu memang menentukan. Sebab setelah Roman brdiri dan
mengucapkan "Okay". Edson pun melepaskan sang Juara yang kali
ini membidik bagian dada lawan. Dan ketika Roman membuat
blocking di hagian bawah, serangkaian hook bersarang pula di
kepalnya yang terbuka. Kali ini topatel menunjukkan
pertandingan tepat berlangsung 1 menit 50 detik. 10 detik
kemudian Edson mengangkat tangan kanan Foreman, sementara
penantang masih menggeliat di kanvas.
Sesaat pertandingan usai Roman berkomentar: "George adlah
petinju yang paling kotor di dunia. Lawan dalam keadaan terjatuh
dihantamnya juga". Terhadap komentar itu George menyambut dengan
sederhana: saya tidak sengaja. Kalau penasaran lain kesempatan
boleh revans . Agaknya bagi sang juara pertandingan ulangan
lawan Roman berarti duit lagi sementara protes resmi yang
diajukan Bill Daly ke alamat World Boxing Commission terhadap
sikap Edson yang tidak menindak Foreman, lebih tepat dibicarakan
dalam proporsi bagaimana mengamankan seorang petinju dari lawan
yang keunggulannya tidak proporsionil. Barangkali langkah ini
perlu untuk mencegah pembunuhan buas di ring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini