DENGAN lincah jari-jari tangan kiri Elly memetik senar gitar. Dia sedang mengiringi enam temannya menyanyikan lagu My Bonny, sembari main kartu di ruang tamu rumah milik penyanyi Melky Goeslaw, yang kini menjadi manajernya, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Usai memetik gitar, bekas juara dunia kelas bantam yunior IBF itu melirik jam di tangannya, yang menunjukkan sekitar pukul 21.30, "Sudah malam," katanya kepada wartawan TEMPO Bachtiar A. Lalu dia ngeloyor masuk kamar tidur. Seorang temannya bernyanyi tadi berkata, "Tak bisa wawancara sekarang, karena Elly sakit." Padahal, sejak sore Jumat pekan lalu itu, puluhan penggemarnya menanti Elly berlatih di sasana Satria Kinayungan di kawasan Warung Buncit, tak berapa jauh dari rumah Melky. Sebuah spanduk tergantung di depan sasana, "Selamat datang, Elly, di Kinayungan Boxing Camp". Di situ ada Brigjen (Pur.) Herman Sarens Sudiro, pemilik sasana yang juga Ketua KTI Jakarta. Juga ada anggota pengurus KTI Pusat, Willy Lasut. Malah ada pula Enteng Tanamal, pemusik yang bersama Melky kini menjadi manajer Elly, dan Charles Thomas, bekas juara amatir nasional, yang kini menjadi salah seorang pelatihnya. Ring tinju pun sudah terpasang, dan lawan latih tandingnya, Hengky Gun dan Robby Rahangmetan, keduanya petinju pro dari Surabaya, yang menurut rencana sore itu akan menjajal Elly, sudah melakukan pemanasan. Tunggu punya tunggu, sampai matahari terbenam, Elly tak juga datang. Orang-orang pun bubar dengan kesal. Ke mana Elly? Ternyata, dia ya main gitar tadi. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa semrawutnya persiapan Elly untuk merebut gelar juara dunia kelas bantam yunior dari tangan petinju Korea Selatan, Tae Il Chang, 17 Oktober pekan ini. Untuk pertandingan ini, Ellyas Pical dibayar Promotor Anton Sihotang sekitar Rp 40 juta -- rekor bayarannya Rp 150 juta sewaktu melawan Khaosai Galaxy -- sedangkan juara dari Korea itu memperoleh Rp 100-an juta. Kericuhan pertama terjadi ketika Elly meninggalkan tempat latihannya di Cibubur, awal September lalu, dengan alasan "bosan" menjalankan program latihan yang disiapkan pelatih Wiem Gomies, Kuntadi Djajalana, dan dr. James Tangkudung dari Pusat Kesehatan Olah Raga (PKO). Program itu memberi porsi besar pada persiapan daya tahan Elly, karena di situlah kelemahannya sampai jadi pecundang di tangan Galaxy. Lalu Elly masuk sasana Garuda Jaya, dan dilatih Simson Tambunan, pelatih pertama yang mengangkatnya menjadi juara dunia. Baru sekitar sebulan, timbul bentrokan. Simson marah dan menuduh nama sasananya mau dimanfaatkan Elly dan Anton Sihotang untuk keperluan bisnis. Maka, dua pekan lalu Elly pun hengkang dari Garuda Jaya. Padahal, seperti dikatakan Charles Thomas, "Program Simson paling baru 25 persen dilaksanakan Elly." Elly kemudian direncanakan agar berlatih di sasana Satria Kinayungan. "Sasana ini gratis. Saya menyiapkannya karena diminta Pak Solihin," kata Herman Sarens Sudiro. Nyatanya, hari pertama berlatih di sasana itu, Elly tak nongol. "Bahu kanannya sakit," kata Melky Goeslaw kepada TEMPO. Menurut penyanyi itu, asam laktat menggumpal di bahu kanan Elly akibat dipaksa berlatih memukul dengan tangan kanan. Selama ini, Elly yang kidal itu terkenal dengan pukulan kiri yang mematikan, tapi tangan kanannya kurang berperan. Sakit itu dimulai Sabtu pagi. Elly konon sampai sulit mengangkat tangannya begitu bangun tidur. Semula kubu Melky sempat resah, tapi setelah diperiksa dokter, mereka tenteram lagi. "Dalam dua hari ini dia segera sembuh," Melky menambahkan. Penyanyi itu malah gembira dengan apa yang dialami petinjunya. Mengapa? "Ketika bertanding nanti kondisl Elly akan jadi prima," ujarnya. Promotor Anton Sihotang tampak tenang mendengar laporan tentang penyakit Elly yang disampaikan Melky kepada beberapa wartawan, seakan tak terjadi apa-apa. Padahal, pertandingan tinggal menghitung hari. Anehnya, ketika TEMPO mengecek kepada dr. Hartono di Rumah Sakit Pondok Indah, dokter yang menurut Melky memeriksa penyakit Elly itu menjawab, "Elly belum pernah saya tangani." Yang benar, Elly dan lawannya Tae Il Chang 15 Oktober memang akan cek kesehatan di sana. Itu merupakan pemeriksaan rutin bagi setiap petinju yang akan bertanding. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ada sesuatu yang tampaknya hendak ditutupi? Semua ini memprihatinkan. Walaupun begitu, petinju yang bisa diandalkan KTI sekarang cuma Ellyas Pical. Menghadapi pertandingan yang menentukan ini, tak jelas sudah berapa ronde Elly melakukan latih tanding. Selama hampir sebulan di Garuda Jaya, menurut Charles Thomas, petinju itu tak berlatih tanding dengan siapa pun karena tangan kirinya agak sakit. Diduga itu karena bertanding dengan petinju tak terkenal Sukardi, awal September di Surabaya. Yang jelas diketahui, Elly melakukan latih tanding 8 Oktober lalu di sasana Arseto Tanah Abang, Jakarta, menghadapi Hengky Gun dan Robby Rahangmetan. Itu pun seluruhnya cuma 6 ronde. Pekan sebelumnya terlihat dia berlari-lari di kawasan Puncak. Ada yang bilang bekas juara dunia itu suka berjalan kaki ke toko atau supermarket, mungkin memenuhi program seperti pernah diungkapkan Melky Goeslaw. Karena itu, pernyataan Melky bahwa Elly sudah menyelesaikan sparring 80 ronde sangat meragukan. Kalaupun benar, sebetulnya itu masih terlalu sedikit untuk menghadapi suatu pertandingan kejuaraan dunia. Ketika menghadapi Khaosai Galaxy, akhir Februari yang lalu, Elly menyelesaikan latih tanding 120 ronde. Ternyata, dia hanya ganas bertarung 8 ronde. Selebihnya dia mulai kehabisan bensin dan jadi bulan-bulanan juara dunia WBA dari Muangthai itu. Amran Nasution
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini