Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manajemen gizi atlet dinilai masih menjadi salah satu kelemahan dalam hal pembinaan olahraga di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan ahli nutrisi di bidang olahraga, Emilia Elfiranti Achmadi. Ia mengatakan asupan gizi atlet masih kurang diperhatikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau bicara olahraga di Indonesia, kekurangannya satu: asupan makanan atlet sering tak dipandang sebagai hal teknis, melainkan soal emosional," ujar Emilia. Padahal, menurut dia, asupan makanan yang tepat, baik secara kualitas maupun kuantitas, dapat menghasilkan kondisi fisik serta performa atlet yang maksimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emilia, yang menjadi ahli gizi atlet selama 25 tahun, menilai performa atlet tidak akan maksimal apabila asupan nutrisinya tidak dikontrol. Prestasi pun sulit dicapai apabila pembinaan di berbagai cabang olahraga masih inkonsisten dalam menjalankan program diet khusus atlet.
"Saya melihat inkonsistensi yang terjadi, di mana support (nutrisi) untuk atlet di berbagai cabang olahraga masih harus diperbaiki dan ditingkatkan," kata Emilia, yang sempat menjadi konsultan gizi kontingen Indonesia menjelang Olimpiade 2016.
Menurut dia, sebagian federasi olahraga pun tidak memiliki ahli nutrisi sehingga perhatian terhadap gizi atlet masih minim. Padahal ahli nutrisi sangat dibutuhkan untuk memberikan pedoman pola makan guna menunjang performa atlet, baik sebelum, saat, maupun setelah bertanding.
"Tidak semua federasi menyiapkan makanan untuk atletnya. Jadi, atlet masih dibebaskan mengkonsumsi apa saja," ujarnya.
Atlet renang nasional, I Gede Siman Sudartawa, berpendapat sama. Ia mengatakan program pemusatan latihan nasional di Indonesia masih belum memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi atlet. "Kita di sini enggak ada psikolog dan ahli nutrisi buat tim. Sedangkan di Singapura lengkap semua," kata Siman.
Siman, yang menjalankan diet khusus selama dua tahun bersama ahli nutrisi, merasakan langsung manfaat dari kebiasaan dan pola makan yang dijaga. "Yang pasti, lebih cepat untuk meraih tubuh ideal pas mendekati pertandingan," ucapnya.
Peraih satu-satunya medali emas cabang renang dalam SEA Games 2019 Filipina untuk nomor 50 meter gaya punggung ini mengatakan prestasi yang ditorehkannya tidak hanya dari hasil kerja kerasnya selama latihan. Prestasi itu juga berasal dari dukungan ahli gizi olahraga yang mengontrol asupan nutrisi yang dikonsumsinya setiap hari.
Melalui program winning meals, Siman dibantu pemberian asupan makanan bernutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuhnya. Emilia, yang mengurusi nutrisi Siman sejak 2017, mengatakan gizi berperan sangat penting bagi atlet untuk mencapai performa terbaiknya.
Seorang atlet, menurut Emilia, tidak bisa makan sembarangan, melainkan harus mengkonsumsi makanan yang disesuaikan dengan kondisi tubuhnya. "Analoginya, mobil balap tak bisa dikasih bensin oplosan. Siman bisa meraih emas karena diberi bensin yang cocok untuk program latihannya," katanya.
Karena itu, Emilia menambahkan, perlu upaya untuk menjaga kondisi kebugaran atlet dengan pemenuhan nutrisi yang baik setelah latihan rutin, terutama saat recovery, agar atlet bisa segera pulih.
Pelatih tim nasional renang, Albert Sutanto, menuturkan asupan nutrisi yang terjaga telah membantu Siman lebih cepat pulih dari cedera bahu yang ia derita sejak akhir 2018.
"Siman sempat cedera bahu. Bahunya dislocated di kejuaraan di Myanmar. Akibatnya, Siman tak berlatih dengan benar. Tapi asupan nutrisi yang teratur telah membantunya lebih cepat pulih," kata Albert.
Siman pun merasa senang terpilih mengikuti program tersebut. Ia yakin menjaga asupan makanan membuatnya bisa tampil lebih maksimal. "Meski makanan jadi enggak ada rasanya, saya yakin, dengan konsisten menjaga makanan, penampilan saya bisa lebih maksimal," ujar perenang asal Bali itu. ANTARA | FIRMAN ATMAKUSUMA
Asupan Gizi Atlet Masih Terabaikan
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo