Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DERBY - Di Park Pride, dua kawan lama itu bersua kembali. Senin lalu, Ashley Cole meneken kontrak bermain bersama Derby County hingga enam bulan ke depan. Dalam surat kontrak itu, tertera pula nama Frank Lampard.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Status keduanya memang sudah berbeda. Sementara selama delapan tahun di Chelsea mereka sama-sama pemain, kini Lampard adalah bos bekas bek kiri tim nasional Inggris itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saat interview kemarin, terakhir kalinya saya memanggil dia Frank. Sekarang dia bos saya," kata Cole seraya tersenyum.
Cole adalah bek kiri terbaik yang pernah ada. Begitu kata Lampard. Itulah sebabnya, Manajer Derby County itu merekrutnya.
Usianya memang sudah tidak muda lagi, 38 tahun. Tapi Lampard tak peduli. "Yang saya tahu, dia masih fit untuk bermain," katanya.
Fisik Cole memang luar biasa. Dia pun belum memikirkan untuk pensiun.
Setelah Cole tak lagi memiliki klub sejak November lalu, atau setelah musim kompetisi MLS tahun lalu berakhir, Lampard pun mengontaknya.
"Kira-kira dua atau tiga bulan lalu dia mengontak saya," kata Cole.
Bukan pembicaraan biasa, tentu saja. Meski jauh di seberang lautan, mereka tetap saling sapa. Kala itu bukan sekadar bertukar kabar.
Lampard menawarinya untuk bermain di klub yang kini tengah berambisi masuk ke Liga Primer. Saat ini, Derby County, yang di Piala Liga lalu sempat mengejutkan dengan mengalahkan Manchester United, berada di posisi keenam papan klasemen Divisi Championship.
Cole mengaku tak harus banyak berpikir untuk mengiyakannya. Kembali ke Inggris, dia seolah-olah menemukan kembali dunianya yang hilang.
"Semoga saya bisa ikut mendorong klub ini memenangi promosi," kata Cole. "Saya keluar lagi dari zona nyaman."
MENCARI tantangan menjadi perjalanan berikut Ashley Cole setelah pergi dari Chelsea pada 2014. Bersama The Blues, dia telah mendapatkan segalanya. Dari Piala Liga hingga mengangkat trofi Liga Champions.
Langkah berikutnya, tak disangka-sangka, dia memilih berlabuh di AS Roma, klub Seri A. Hasilnya? Tak indah.
Sebuah foto viral menggambarkan saat para pemain klub itu bergambar bersama. Sedangkan Cole memilih terpisah dari mereka. Foto itu seolah-olah menegaskan keberadaan Cole di Olimpico.
"Orang berpikir saya tidak punya teman karena saya memiliki kendala soal bahasa. Tidak, kok. Saya punya banyak teman di sana," kata dia.
Cole boleh mengelak. Tapi yang terjadi di lapangan sungguh mengenaskan. Dia kedodoran untuk mendapatkan tempat di tim inti.
Setelah menjadi starter dalam tiga laga pertamanya, dia kemudian tersingkir. Jose Holebas menjadi pilihan pertama.
Di sana Cole hanya berada di bangku cadangan. Setelah sepuluh bulan magabut alias makan gaji buta atau tanpa laga, kontrak Cole pun dihentikan.
Pada Januari 2016, dia kemudian terbang ke Los Angeles. Dia bergabung dengan Steven Gerrard-eks pemain Liverpool-di LA Galaxy.
Berada di sana, senyum Cole pun terbit lagi. Bruce Arena, pelatih klub itu, menyenangi kehadirannya di sana.
Di MLS, dia menjadi pemain reguler. Pada musim terakhir, dia juga dipercaya dengan jabatan kapten.
Lagi pula, di sana, dia bisa menikmati privasinya. "Di sini, kalau ada pemain sepak bola duduk bersama Brad Pitt, orang akan melihat dia," katanya.
Dua tahun bermain, meski tak memberikan hasil yang gemilang, Cole menikmati setiap laga di sana. Kontraknya tak diperpanjang.
Ashley Cole tak mau berhenti. Tawaran dari Lampard disambarnya. Tapi apa yang bisa diberikan Cole pada klub barunya ini?
Lampard menyadari Cole tidak muda lagi. Namun dia yakin bekas teman satu timnya itu bisa memberi banyak pengaruh pada tim.
Selain itu, dengan pengalamannya di lapangan, Cole bisa menjadi pengisi posisi bek kiri, yang disebut media Inggris cukup mengkhawatirkan.
Derby memiliki bek kiri yang bagus, yakni Max Lowe. Tapi pemain berusia 21 tahun itu sedang berada di Aberdeen, Skotlandia, untuk mematangkan permainannya.
Lowe, yang diproyeksikan menjadi pemain masa depan klub itu, akan kembali pada musim depan.
"Max adalah pemain yang dipersiapkan untuk jangka panjang kami. Penting baginya untuk terus mendapatkan pertandingan di tim utama. Aberdeen adalah tempat yang fantastis buat dia," kata Lampard.
Masih ada dua bek lainnya, yakni Scott Malone dan Craig Forsyth. Tapi keduanya masih dibekap cedera. Satu-satunya yang dimiliki Lampard tinggal Andre Wisdom.
Tentu saja hal itu riskan. Apalagi dengan program besar mereka untuk naik kelas di musim mendatang, yakni manggung di Liga Primer.
Cole menjadi jawaban untuk bek kiri. "Saya tahu pengaruh yang dia miliki," kata Lampard, Jumat lalu. 
Di lapangan, pengalaman Cole dengan fisik yang, kata Lampard, bisa dikompromikan menjadi salah satu peran yang diharapkan dari bekas pemain Crystal Palace tersebut.
Menjawab hal itu, Cole pun mengaku siap. "Saya ingin bermain selama mungkin, sejauh saya bisa melakukannya," kata dia. BBC | SKYSPORTS | BELFASTTELEGRAPH | IRFAN BUDIMAN
Ashley Cole
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo