Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NANNING – Tim bulu tangkis Cina akhirnya kembali membawa Piala Sudirman untuk ke-11 kalinya setelah dua tahun lalu diraih tim Korea Selatan. Dalam laga final yang berlangsung di Guangxi Sports Center, Nanning, Cina, kemarin, tim tuan rumah menaklukkan Jepang dengan skor telak 3-0.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun tim Jepang harus kembali menjadi finalis untuk kedua kalinya setelah dalam Piala Sudirman 2015 juga kalah oleh Cina di babak final. Sedangkan tim Indonesia dan tim Thailand sama-sama terhenti di babak semifinal dalam Piala Sudirman 2019 ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Indonesia, harapan untuk membawa pulang Piala Sudirman setelah 30 tahun akhirnya pupus setelah takluk oleh tim Jepang 1-3 dalam laga semifinal pada Sabtu lalu. Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjadi satu-satunya wakil yang mendulang angka setelah mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.
Di partai kedua, Gregoria Mariska Tunjung ditaklukkan Akane Yamaguchi. Setelah kedudukan imbang 1-1, giliran Anthony Sinisuka Ginting yang tak mampu mencuri poin saat menghadapi Kento Momota. Pada partai penentu, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga dipaksa menyerah melawan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
"Secara keseluruhan memang kami harus akui keunggulan Jepang yang kuat. Atlet-atlet sudah berusaha keras. Di pertandingan pertama kami bisa kuasai, tapi di tiga pertandingan berikutnya memang harus diakui lawan lebih unggul," kata Susi Susanti, manajer tim Indonesia.
Meski tersingkir di semifinal, Susi mengatakan hasil tahun ini lebih baik dari dua tahun lalu yang tidak lolos ke perempat final. "Sekarang lolos ke semifinal, walaupun sebenarnya kami ingin prestasi tertinggi, yaitu juara," kata Susi.
Kekalahan ini, menurut Susi, lantaran skuad Jepang punya kekuatan hampir merata di semua sektor, terutama di sektor tunggal. Harapannya, Indonesia bisa mengambil poin di ganda putra dan tunggal putra, kemudian laga penentuannya di ganda campuran. Kekuatan Indonesia di tunggal putri dan ganda putri dari rekor pertemuan memang peluangnya lebih kecil dibanding tiga nomor lain. "Tahun ini, Jepang memang lebih baik dan layak masuk final," ujar Susi.
Susi mengatakan pemain tunggal putra dan putri Indonesia masih belum bisa menjaga konsistensi permainan. Dia mencontohkan Anthony yang bermain bagus tapi banyak membuat kesalahan sendiri. "Seorang pemain bisa dilihat matangnya dari situ."
Begitu pula penampilan Gregoria yang tidak maksimal. Padahal Susi menilai pemain tunggal putri andalan Indonesia itu punya modal teknik permainan yang baik. Ke depan, Gregoria butuh kerja keras untuk memperbaiki diri. "Tunggal putri memang ketinggalan banyak dibanding sektor lain," kata Susi kepada Badmintonindonesia.org.
Sementara itu, Kevin/Marcus yang menjadi andalan membuka kemenangan akhirnya bisa mengemban tugas dengan baik. Sejak awal, mereka ditargetkan untuk mengambil poin lebih dulu dari Jepang. Kemenangan pertama diharapkan akan mampu membangkitkan semangat pemain Indonesia lainnya.
"Kami memang ditargetkan menang. Kami turun itu wajib menang. Kami senang bisa menyumbang satu poin untuk Indonesia dan tim. Pinginnya yang lain juga bisa memberikan yang terbaik," kata Marcus. NUR HARYANTO
Juara Piala Sudirman
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo