Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dari Hawaii Tiba Di Bali

Indonesia tampil dengan 14 peserta yang semuanya putra bali dalam kejuaraan internasional bersilancar 1980. wayan sudirka masuk dalam 16 finalis. peserta lainnya dari as, selandia baru, kanada dan brazilia.

21 Juni 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BALI ternyata masih surga, juga bagi para pesilancar. Di Uluwatu, 30 km di selatan Denpasar, sedikitnya 79 atlet pekan lalu menguji kebolehan meluncur di atas ombak. Hadir pesilancar kawakan Australia seperti Jim Bank, Larry Blair dan Joe Engel. Juga banyak yang datang dari Amerika Serikat, Selandia Baru, Kanada dan Brazilia. "Kami ke sini bukan untuk sekedar berlomba," ungkap Blair. "Juga untuk memomulerkan olahraga bersilancar di Indonesia." Bersilancar pada mulanya adalah permainan kaum bangsawan di Kepulauan Hawaii dalatn abad ke-19. Kemudian Dukel Kahanamoku, kampiun renang Olympiade 1912 dan 1920 dari AS mengangkatnya menjadi olahraga rakyat. Gagasan K?hanamoku yang dituangkan di California, 19 3 0, ternyata dcngan cepat menular ke negara lain. Diyerkirakan sudah lebih 5 juta penggemar olahraga bersilancar saat ini yan tersebar di 21 negara. Indonesia dalam waktu dekat akan memroklamasikan diri sebagai negeri bersilancar ke-22. Di Indonesia, olahraga ini pertama kali di perkenalkan tahun 1970 oleh wisatawan Hawaii dan Australia yang berkunjung ke Bali. Segera kemudian kegemaran meluncur dengan papan fibreglass yang panjangnya 2« m dan berat 5 kg itu mendapat sambutan baik di kalangan generasi muda. Kini tak kurang 200 pesilancar bernaung di bawah organisasi The Surfing Club of Bali. Ketrampilan mereka tak mengecewakan. "Tempo dua atau tiga tahun mendatang ketrampilan atlet Indonesia (baca: Bali) sudah bisa menyamai pesilancar internasional," komentar Ketua International Professional Surfing (IPS), Graham Cassidy. Pujian Cassidy rasanya tak berlebihan. Indonesia yang tampil dengan 14 peserta -- semuanya putra Bali -- dalam kejuaraan internasional bersilancar 1980 berhasil menempatkan Wayan Sudirka dalam daftar 16 finalis. Sudirka adalah atlet asuhan John Michael Boyum dari Hawaii yang membantu perkembangan olahraga bersilancar di Bali, 7 tahun silam. "Suatu prestasi yang tak mudah diraih Sudirka, mengingat lawan yang dihadapinya berpengalaman semua," lanjut Cassidy. Sudirka, 23 tahun, adalah bekas pemain sepakbola di Kuta. Ia melupakan sepakbola untuk olahraga bersilancar, atau orangtuanya berkeberatan. "Jika ombak lagi baik, kita bisa lupa segala-galanya, Iho," kata Sudirka. Sudah lima kali lengan kanannya keseleo dan satu kali kelelap dalam gulungan ombak. Tapi Sudirka tak jera. Toh semua olahraga ada risikonya. Cara mengatasim,7a? "Modal utamanya adalah ketabahan mental," sela pesilancar Nyoman Sadia. Dan Sudirka menasihatkan supaya jangan kehilangan keseimbangan dalam mengendalikan papan peluncur. "Terpukul ombak masih mendingan ketimbang dipukul papan peluncur," ucap Sudirka. Linda Davoli, 22 tahun, pesilancar putri dari AS mengaku ia belum pernah mengalami cedera berarti. Tapi ia tetap berjagajaga, dan secara pribadi mengasuransikan dirinya dengan premi Rp 30.000 untuk perlombaan ini. Atlet Indonesia belum mampu begitu. Dalam kejuaraan internasional di Bali itu setiap peserta dinilai dalam melakukan tarian (dance), adat (costum), permainan (playing), dan tantangan (cballenge). Juara kontes adalah mereka yang mampu, tentu saja dengan nilai terbaik, memenuhi keempat unsur peragaan itu, Kejuaraan kali ini -- disponsori oleh suatu perusahaan pembuat pakaian dari Australia -- memperebutkan hadiah sebesar Rp 6,2 juta yang dibagi untuk pemenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus