ACARA selamatan berlangsung tanpa disiarkan di lantai sebelas
gedung Jayakarta Tower, Jalan Hayam wuruk 126, Jakarta Barat.
Tapi baru dua minggu beroperasi, PT Multi Krida, yang resmi
dibuka 25 Mei, terpaksa menghentikan kegiatannya. "Kami sedang
melakukan clearance dengan pemerintah," kata Direktur Edward
Siregr, 42, sembari menunjuk pengumuman yang tertempel di pintu
masuk kantor.
'Penjernihan' akhir pekan lalu memang dikeluarkan pemerintah.
Atas nama Menteri Perdagangan dan Koperasl Kepala Kanwil
Perdagangan DKI Edward Parapat mengeluarkan surat keputusan
pencabutan sementara izin usaha perdagangan itu. "Usaha mereka
sama saja dengan pialang komoditi di Jakarta dan Surabaya hampir
tiga tahun lalu" kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri
Deperdagkop Kardjono kepada TEMPO pekan lalu.
Hon Hing Hong
SK Menteri Perdagangan dan Koperaii No. 177/09/VI/1980, yang
berlaku sejak dikeluarkan tanggal 13 Juni, menyebutkan dua
alasan pencabutan izin sementara. Pertama, pindah kantor tanpa
lapor. Kedua, dan ini yang penting, melakukan kegiatan
perdagangan komoditi dengan penyerahan kemudian (commodity
future trading) yang terlarang. "Izin mereka ekspor pinang dan
impor mesin-mesin. Dan itu belum pernah mereka lakukan," kata
Parapat.
Tapi Edward Siregar, dua hari sebelum dicabut izinnya,
beranggapan yang mereka kerjakan bukanlah perdagangan dengan
penyerahan kemudian. "Kami hanya mengorganisir perdagangan emas
lewat bursa dan meminta komisi dari setiap transaksi yang
dilakukan lewat kami," katanya.
Kegiatan PT MK ini -- berbeda dengan pialang komoditi beberapa
tahun lalu -- melulu menyangkut emas. Ada papan nama yang setiap
saat mencatat gerakan harga emas dari bursa Hongkong, London dan
New York. Lewat teleks. Lima jam dinding menunjukkan perbedaan
waktu di 5 tempat Jakarta, Singapura, Hongkong, London dan New
York Sekitar 10 pesawat telepon siap melayani para langganan.
Mereka juga mengenal adviser (penasihat) yang cukup lewat
telepon setiap waktu melayani para langganannya.
Setiap langganan dibebani syarat punya modal minimal Rp 12 juta
dan modal cadangan dua kali dari modal. Setelah mengerti aturan
main, mereka dipersilakan menanam modal dan menunjuk seorang
penasihat. Dan penasihat disediakan PT MK yang semuanya bisa
berbahasa Mandarin. Ini penting, karena PT MK, seperti kata
Edward, memang dikhususkan untuk mencari langganan orang-orang
Cina.
Pialang emas di Jayakarta Tower itu bekerjasama dengan Hon Hing
Hong, perusahaan terkenal di Hongkong, anggota dari The Hongkong
Chinese Gold & Silver Exchang Society -- wadah resmi
perdagangan emas dan permata di koloni Inggris itu. Beranggota
sekitar 140 perusahaan, perhimpunan itu didukung sejumlah bank
di Hongkong.
Mudah dimengerti mengapa perusahaan yang menurut Edward milik
pribumi itu dalam waktu singkat cepat terkenal di kalangan
non-pri. Selama dua minggu mereka sudah memperoleh 8 langganan.
Direkur PT MK itu enggan menyebutkan b›rapa besar uang jasa yang
dipungut. "Itu tergantung dari besar kecilnya transaksi," kata
Edward. Tapi diakuinya minimal Rp 50 ribu untun satu kali
transaksi.
Seorang langganan merasa untung perkenalan dengan pialang emas
itu. Memiliki puluhan juta uang 'nganggur', dia menang juga ada
perusahaan yang bisa memberi advis jual-beli emas. "Daripada
menyimpan di bank, atau beli saham, paling aman kita beli Si
Kuning," kata seorang pemilik 'uang panas' di Jakarta. Ia
menunjuk harga emas enam bulan lalu yang Rp 6.000, tapi sekarang
sudah dua kali lipat.
Siapa yang berdiri di belakang perusahaan itu? Edward tak suka
menyebutkan. "Pokoknya tak ada jenderal atau Cina di
belakangnya," katanya. Di salah satu pojok kantor yang 200 mÿFD
dan necis itu, ada terpampang gambar beberapa pengurus
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, seperti Sudirman, Petrus
Sumarsono dan Sukada Sumawijaya. Adalah Sukada juga yang
bertindak sebagai dir-ut PT MK, sekalipun kegiatan sehari-hari
berada di tangan Edward Siregar.
Menghempaskan diri di kursinya yang empuk pekan lalu Edward
merasa lesu. "Kami baru bbenah, tahu-tahu datang bala ini.
Kacau, deh," katanya. Dia mengaku tak mengetahui untuk usaha
pialang emas dibutuhkan izin. Dia juga mengaku tak mengetahui
kegiatan rading emas begitu terlarang.
Menurut Edward, selama beroperasi sekitar Rp BO juta uang
langganan terIumpul Dan 12 Juni lalu semuanya telah
dikembalikan. Sedang untungnya, "cuma duaratus ribuan," katanya.
Merasa untung mengurusi jual-beli emas, dia nampaknya ingin
terus bergerak di bidang itu. Dia ingin membentuk asosiasi
pedagang emas. Sekalipun perusahaannya dilarang, menurut Edward
perdagangan ke luar negeri lewat pasar bursa berlangsung terus.
"Biar deh, kami yang mengorganisir untuk cari malan," katanya
kepada Marah Sakti dari TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini