Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dengan Atau Tanpa RRC Tetap ...

Usaha mendudukan rrc tanpa taiwan dalam ibf masihtak menentu. kebijaksanaan wyatt mengharuskan taiwan menghilangkan predikat republic of china (roc) demi kelangsungan keanggotaannya. (or)

11 Maret 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

USAHA mendudukkan KRC tanpa berdampingan dengan Taiwan dalam Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) nasih tak menentu. Sidang IBF di Haarlem, Negeri Belanda pertengahan Pebruari lalu cuma menghasilkan kesepakatan menguanti Wyatt Ruling (kebijaksanaan Wyatt) dengan mengharuskan Taiwan menghilangkan predikat Republic China guna kelangungan keanggotaannya. Wyatt Ruling adalah kebijaksanaan yang disampaikan oleh bekas Presiden IBF, Stuart Wyatt da lam sidang tahunan organisasi di Bangkok, Juni 1976 lampau. Inti dari kebijaksanaan itu adalah mewajibkan RRC maupun Taiwan mengajukan aplikasi baru pada IBF. Usul baru yang disepakati (setelah Wyatt Ruling gagal) di Haarlem itu tak lain untuk menahan RRC dan para pendukungnya melahirkan organisasi tandingan. Karena keputusan final mengenai permasalahan keanggotaan 2 Cina yang berseteru itu baru akan diambil dalam sidang IBF di Auckland, Selandia Baru bulan Mei depan. 13 Negara Sepakat Jalan penyelesaian yang disepakati di Haarlem itu ternyata tak dipandang sebelah mata oleh klik pendukung RRC. Ketika drs. Sudirman, Wakil Presiden Konfedrasi Bulutangkis Asia (ABC) mencoba mengemukakan permasalahan RRC. tersebut pada pertemuan tak formil BC di Hongkong, hari Jumat 24 Pebruari kemarin usul itu ternyata ditentang keras oleh India, RRC, Srilangka, dan Hongkong. "Kami tidak ingin mempersoalkan masalah Cina lagi," tanggap mereka. Esok paginya, 13 negara Asia-Afrika (RRC, Hongkong, Nepal, Pilipina, Pakistan, Singapura, Kenya, Muangthai, Nigeria, Brunei, Korea Utara, Bangladesh, dan Korea Selatan) ditambah dengan 5 negara peninjau (Swedia, Yugoslavia, Austria, Perancis dan Meksiko) memang tak lagi membicarakan soal keanggotaan KRC di IBF. Tapi langsung bersidang membicarakan pembentukan Federasi Bulutangkis Dunia (WBF). Tanpa kehadiran Indonesia dan Jepang-kedua negara ini hadir untuk sidang ABC rapat yang diadakan kelompok pendukung RRC itu dengan cepat menemui titik kesepakatan. Bahkan mereka sekaligus berhasil memilih pimpinan WBI Presiden, Marsekal Dawee dari Muangthai dan Sekjen, Teh Gin Sooy dari Malaysia. Kesepakatan yang dilahirkan 13 negara Asia-Afrika itu, siangnya disampaikan resmi kepada peserta sidang ABC-pertemuan ini dihadiri juga oleh Indonesia dan Jepang. Badan resmi perbulutangkisan Asia itu dengan gembira menyambut kelahiran wadah baru tersebut, serta merta menyatakan diri bergabung ke dalamnya dan keluar dari IBF. Sudirman yan menyiapkan pidato guna mencegah perpecahan dunia bulutangkis itu tak ayal membatalkan penyampaiannya. Menurut dia, pidato yang sudah disiapkan dari Jakarta tersebut tak ada gunanya lagi dibacakan karena WBF terbentuk. Tapi bukan berarti Sudirman tidak menyatakan pendirian. Kepada sidang ia mengatakan "Tuan-tuan telah memilih jalan WBF. Sedangkan kami (Indonesia) akan tetap melalui IBF. Marilah kita lihat siapa yang akan lebih berhasil membina dunia bulutangkis di masa-masa mendatang." Pilihan telah ditentukan Indonesia memang. Tapi bagaimana PBSI menghadapi kenyataan dengan keanggotaan ABC? Dalam pertemuan dengan Komite Luar Negeri KONI Pusat di ruang kerja Ketua Harian KONI Pusat, Suprayogi hari Jumat, 3 Maret siang Sudirman mengemukakan pendapat agar Indonesia menarik diri saja di ABG. Mengingat adanya kaitan ABC dan WBF. Sikap tegas itu pada prinsipnya tampak disetujui pertemuan. Hanya saja KONI Pusat meminta keputusan itu jangan terlalu cepat direalisir. Kecuali pengunduran diri Sudirman sebagai Wakil Presiden ABC. "Mbok kalian tunggu saja keputusan di Auckland," kata Suprayogi kepada Sudirman mengomentari keinginan PBSI keluar dari ABC. Sidang tahunan IBF di Auckland, Mei nanti sekalipun tidak akan membahas pendirian Indonesia terhadap ABC, namun titik tolak pembicaraan jelas akan terfokus pada masalah RIC dan Taiwan. Adakah ERC akan berhasil mendapatkan keanggotaan IBF tanpa berdampingan dengan Taiwan? Kelihatan bukan sesuatu yang mustahil lagi. Ini tercermin dari suara yang akan dibawa Indonesia ke sidang tersebut. "Taiwan pakai Republic of China atau tidak harus dikeluarkan dari IBF," kata Sudirman . Sikap baru yang diambil Sudirman (dalam pertemuan di Haarlem, wakil Indonesia mengusulkan agar Taiwan mau menghilangkan predikat Republic of China) agaknya tak terlepas dari kelahiran WBF itu sendiri. Formulasi keinginan ini kabarnya juga disokong oleh IBF demi menjaga keutuhan organisasi. Mungkinkah RRC mau bergabung ke dalam IBF sementara mereka sendiri merupakan salah satu sponsor pendirian WBF? "Kalau sudah demikian saya berani tarohan bahwa RRC akan berfikir sepuluh kali untuk mempertahankan WBF," ujar Sudirman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus