TIM sepak bola Indonesia nampaknya masih terus dirundung sial. Setelah tak bisa ikut dalam pesta Asian Games Beijing tahun lalu, tim PSSI ditolak pula ikut turnamen Piala Raja di Bangkok. Ini, pertama kalinya sebuah tim nasional Indonesia ditolak ikut turnamen di luar negeri. Musibah ini menimpa PSSI Garuda II, yang terpaksa urung berangkat ke turnamen yang akan berlangsung di Stadion Nasional Bangkok, 21-31 Januari ini. Kesebelasan asuhan Joseph Masopust, pelatih beken asal Ceko-Slovakia, yang dipersiapkan sebagai tim inti Indonesia ke Pra-Olympiade Barcelona 1992 itu memang dijadwalkan PSSI untuk dikirim ke Muangthai. Tapi apa boleh buat, belakangan, ternyata pihak Bangkok menolak keikutsertaan Garuda II. Alasan resmi: peserta sudah cukup delapan tim. Kabarnya, aturan delapan peserta itu ditetapkan oleh FIFA. Tapi, menurut hasil wawancara wartawan TEMPO Yuli Ismartono dengan serangkaian sumber di Bangkok, alasan penolakan adalah soal prestasi. "Dibandingkan dengan kaliber tim peserta lain, Garuda II dianggap kurang mampu mengimbangi mereka," ujar seorang panitia, yang dikutip Bangkok Post. Jadi, Garuda II tak lolos proses penyisihan calon peserta. Muangthai sendiri, sebagai tuan rumah, mengirim tim nasional, dan tim Pra-Olympiade. Korea Selatan mengirim Lucky Goldstar, klub yang prestasinya bagus. Korea Utara menurunkan tim nasional, Cina menerjunkan Liaoning, yang sering juara di berbagai turnamen. Uni Soviet turun dengan klub Rotar, Jerman mengirim Dynamo Dresden, yang pernah mengalahkan klub tangguh Bayern Munich. Sedangkan Garuda II, yang juga mewakili Indonesia tahun lalu di Piala Raja, prestasinya dianggap tak beranjak dari tahun lalu. Ketika itu, Garuda II disikat Shanghai, Cina, dengan 0-8. Lalu, ditaklukkan Kenya dengan 2-3. Prestasi terbaiknya waktu itu adalah menahan tuan rumah Muangthai dengan 1-1. Seorang pejabat di KBRI Bangkok menilai turnamen Piala Raja sebagai turnamen yang prestisius. "Bendera yang dikibarkan di stadion adalah bendera kerajaan. Kok kita mengirim cuma tim anak-anak muda," kata pejabat tadi. Malaysia, satu-satunya peserta Asia Tenggara di Piala Raja, menerjunkan tim Pra-Olympiade. Jadi, pihak Muangthai tampaknya kurang yakin bahwa Garuda II adalah tim Pra-Olympiade Indonesia. Atau, boleh jadi, menganggap prestasi tim Malaysia di Piala Raja sebelumnya lebih baik dari Garuda II. Sebenarnya, PSSI telah menerima undangan panitia Piala Raja pada 8 November lalu. Kemudian 21 Desember, PSSI menyatakan bahwa yang akan berangkat adalah Garuda II. Pihak Bangkok, setelah proses seleksi enam hari kemudian, mengirim jawaban yang mengatakan bahwa sejak 10 Desember, kesebelasan yang ikut sudah penuh, dengan delapan tim. Artinya, dengan menyesal, Indonesia tak bisa lagi menjadi peserta. Tempat Indonesia digantikan Dynamo Dresden, juara Liga dari Jerman Timur -sebelum bersatu. "Itu hak pengundang untuk menolak. Kita tidak memandang ini sebagai masalah prestise," kata Sekretaris Umum PSSI Nugraha Besoes, Senin pekan ini. Nugraha tak melihat hubungan penolakan ini dengan prestasi Garuda II tahun lalu. "Kalau orang lain menganggap ini terjadi karena prestasi kita ambruk, itu kita tolak, terserah opini orang," kata Nugraha lagi. Namun diakuinya, kalau saja ia bukan orang PSSI, ia juga prihatin dengan penolakan ini. "PSSI lebih senang menyebut peristiwa ini dengan istilah sendiri: panitia tidak jadi mengundang Indonesia," kata Nugraha Besoes. Turnamen Piala Raja, yang diselenggarakan ke-22 kali tahun ini, menurut sumber TEMPO di Bangkok, gengsinya sama dengan Piala Merdeka di Kuala Lumpur atau Piala Kemerdekaan di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini