DI kamar pakaian stadion bulutangkis Wembley. London akhir Maret
lalu, Liem Swie King yang baru saja dikalahkan oleh finalis All
England asal Denmark, Fleming Delfs tampak dirundung kesedihan
yang dalam. Tekadnya untuk mengikuti jejak Hendra Kartanegara
(d/h Tan You Hok) dan Rudy Hartono gagal, sudall."(agal di sini
(maksudnya: di All England) toh tidak apa-apa King. Asalkan kau
mampu membuktikan diri sebagai juara dunia di Malmoe nanti",
hibur Tjuntjun.
King sama sekali tidak menimpali omongan Tjuntjun itu. Tapi niat
untuk menebus kekalahannya di tangan Delfs tersebut kelihatan
telah menjadi tekad yang padu dalam dirinya. Di hall C. Senayan
ia berlatih lebih tekun dibandingkan masa persiapan sebelumnya.
Pelatih Rudy Hartono tak jarang menghadapkan King dengan 2 lawan
sekaligus guna mempertinggi daya refleksnya. Juga faktor-faktor
psikologis yang mungkin akan menahan kemajuan King diatasi
dengan mendatangkan ayahnya, Ng Thian Po ke Jakarta untuk
mendampinginya. King adalah anak bungsu yang manja dan dekat
dengan ayahnya.
Sepatu Pinjaman
Semua persiapan untuk mengorbitkan King memang berjalan seperti
yang direncanakan. Tapi sesampainya di Malmoe muncul faktor
kecil yang tak diperhitungkan. "Scpatu King sobek ketika latihan
di lapangan karpet", tulis wartawan Kompas, Valens Doy, pekan
lalu.
Dalam pertandingan awal, masalah penggantian sepatu memang tidak
kelihatan merepotkan King. Ia berhasil masuk ke ronde perdelapan
final dengan menyisihkan David Eddy (Ingeris) pada kedudukan
15-1 dan 15-6, serta Peter Cooper (Australia) dalam angka 15 -7
dan 15-8.
Langkah kemenangan King itu ternyata mulai dirongrong oleh
sepatu pinjaman dari Basn, ketika ia berhadapan dengan pemain
Swedia, Thomas Kihlstroem dalam pertandingan ketiga. King yang
sebelumnya bermain gesit mengunci ketrampilan lawan, tak ayal
keteteran melayani serbuan kilat Kihlstroem. Ia ketinggalan 0-8
begitu Kihlstroem mengawali permainan. King terpaksa mengakui
keunggulan lawan di set pertama tersebut dengan angka 11 - 15.
Dalam permainan lanjutan, sekalipun Kihlstroem kembali
meninggalkan King 5-0 di awal ronde, kendali pertarungan tidak
lagi dipegang pemain Swedia itu sepenuhnya. King perlahan
bangkit dan mulai rnenemui bentuk kebolehannya kembali. Ia
berhasil mengunci ketrampilan Kihlstroem, juara ganda All
England 197 yang berpasangan dengan B. Frohman, dengan angka
kemenangan 15-9. Set kedua itu diakhiri King dalam waktu 16
menit - 3 menit lebih lama dari pertarungan set pertama.
Melepuh
Memasuki set penentuan dengan nasehat dan petunjuk yang
diberikan non playing captain, Rudy Hartono untuk mematahkan
perlawanan Kihlstroem ternyata bekal tersebut tidak mencakupi
bagaimana cara King mengatasi rongrongan sepatu baru yang
dipakainya. Sepatu pinjaman Basri tersebut lebih besar ' angka
dari ukuran yang biasa dipakai King - ukuran normal kaki King
adalah nomor 71 Cangguan itu tak ayal membuat kaki kanannya
melepuh dan luka pada kelingkingnya. Semula dicoba King untuk
bertahan. Tapi pada kedudukan 12-11 untuk keunggulan dirinya, ia
tampak sudah tak tahan lagi. Ia meminta izin pada wasit untuk ke
luar lapangan membuka sepatunya, dan sekaligus berniat untuk
membalut lukanya. Namun izin yang diberikan ternyata cukup
pendek. King dipanggil kembali untuk melanjutkan pertandingan
sebelum dr. Rachmad yang membantu tim secara sukarela sempat
menolongnya kabarnya dr. Rachmad ketika itu sedang ke WC.
Melanjutkan permainan dalam situasi yang tidak menguntungkan,
King tampak makin grogi sewaktu wasit menyatakan kesalahan pada
dirinya ketika mencegat serve pendek dari Kihlstroem. Sejak itu
permainannya kian tak terkontrol. Berkali-kali ia mengembalikan
bola Kihlstroem dengan ragu-ragu. Sehinga akhirnya kemenangan
ditutup Kihlstroem dengan angka 12-15. Menurut Rudy Hartono,
keputusan wasit yang menyatakan diri King di pihak yang salah
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dirinya dalam merebut
angka-angka kritis. "King sangat sensitif terhadap hal-hal
demikian", kata Rudy Hartono.
Tapi pasal sikap sensitif atau tidak itulah merupakan unsur
kematangan seorang juara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini