Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Giliran Playboy dari Somerset

Jenson Button menjuarai Formula 1 setelah berpuasa seks. Bangkit dari kehancuran berkat sasis dan cinta baru.

2 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH hiruk-pikuk deru mobil, kepulan asap, dan ketegangan berlalu, sang kekasih berharap ”pangerannya” datang, menjulurkan cincin pertunangan. ”Jika Jenson menjadi juara pada November nanti, dia mungkin akan menekukkan kaki di depan saya,” kata Jessica Michibata, model cantik blasteran Italia, Spanyol, dan Jepang. Harapan gadis 25 tahun itu terucap pada Februari lalu.

Sang kekasih, pembalap Formula 1 dari tim Brawn GP, Jenson Button, mewujudkan mimpinya lebih cepat. Tak perlu menunggu November. Tak usah menunggu sirkuit terakhir, seri balapan ke-17, di Grand Prix Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yang berlangsung Ahad kemarin. Button, 29 tahun, sudah memastikan diri menjadi juara Formula 1 pada sirkuit ke-16 di Interlagos, Sao Paulo, Brasil, dua pekan lalu.

Meski hanya finis di tempat kelima, koleksi poin pembalap Inggris itu sudah tak mungkin terkejar para rivalnya, termasuk pesaing terdekatnya, Sebastian Vettel dari tim Red Bull-Renault. Tapi harapan Michibata segera bersanding dengan Button tampaknya masih sulit diwujudkan. ”Saya baru akan melamar Jessica nanti bila saya bisa juara lagi tahun depan,” kata Button.

Bukan karena cintanya setengah hati Button menunda menekukkan kaki di depan sang kekasih. Pria kelahiran Frome, Somerset, Inggris, ini sekadar ingin lebih berfokus pada kariernya. ”Saya ingin mempertahankan gelar. Itu akan luar biasa,” katanya. Bila sukses tahun depan, dia menjadi pembalap Inggris pertama yang dua kali menjadi juara dunia berturut-turut.

Saking seriusnya, dia terbang ke Interlagos tanpa didampingi Michibata. ”Saya ’berpuasa’ dulu agar lebih berkonsentrasi.” Hasilnya, mengawali start dari urutan ke-14, di akhir lomba Button meraup poin vital yang menentukan gelarnya. Padahal, sebelumnya, dua sejoli yang baru merajut kasih pada Desember tahun lalu itu bak ”tutup dengan botolnya”. Michibata hampir tak terpisahkan dengan Button di setiap sirkuit.

Saat menjuarai balapan seri pembuka, Grand Prix Melbourne, Australia, akhir Maret lalu, Button ”menghilang” bersama Michibata. Mereka menguci pintu ruangan tim Brawn GP hampir satu jam. Di Monako, ketika memenangi grand prix kelimanya, Button berjemur dengan sang pacar di yacht mewahnya—yang dia beri nama Little Missy.

Menurut pengakuan Button, Michibata adalah cinta sejati dan terakhirnya. Gadis model pakaian dalam itu muncul pada saat yang tepat. Mereka mulai berkencan saat Button tak memiliki tim setelah Tim Honda menyatakan bubar karena krisis ekonomi, akhir tahun lalu. ”Saya menjadi orang yang menyedihkan selama musim dingin itu,” kata Button. Ia merasa beruntung bisa menemukan Jessica. ”Saya menghabiskan beberapa minggu bersamanya di Hawaii. Itu sangat baik bagi saya.”

Namun Button masih ragu untuk meneruskan hubungan itu dalam ikatan perkawinan. Dia ingin lebih dulu menepis stigma miring yang ditujukan kepadanya, bahwa dia tak ambisius dan kurang berkonsentrasi ke balapan. Sebagai catatan, sebelum tahun ini, Button cuma pernah sekali menjuarai sirkuit, yaitu di Grand Prix Hungaria 2006, dalam sembilan tahun kariernya di Formula 1.

”Saya mengenalnya sejak dia berusia 11 tahun. Dia seperti Stuart Pearce,” kata prinsipal tim Red Bull, Christian Horner. Pearce adalah mantan stopper Inggris yang menjadi penyebab kegagalan sepak bola Inggris pada Piala Dunia 1990 dan 1994, karena salah menendang penalti dan salah memberikan back pass.

Pada 2003, prinsipal tim Renault, Flavio Briatore, mendepak Button. ”Jenson pembalap yang baik,” kata Briatore saat itu. ”Tapi terlalu banyak hal di belakang dia,” ungkap sang prinsipal menyoal gaya hidup Button yang suka pesta dan gonta-ganti pacar. Inilah daftar pacarnya: penyanyi Louis Griffiths, pelari Emma Davis, serta sosialita tingkat atas, Florence Brudenell-Bruce. Dan sekarang Michibata.

”Si Playboy” memiliki karier cemerlang ketika remaja, saat masih berlaga di arena gokar dan Formula 3. Tapi, gara-gara prestasinya mandek di Formula 1, sebagian penggemarnya mencemooh dia sebagai Jean Alesi atau Olivier Panis baru. Selama karier mereka di Formula 1, Alesi dan Panis cuma mengoleksi satu gelar.

Cemoohan itu hampir menjadi kenyataan pada akhir 2008. Tim yang dia perkuat, Tim Honda, bubar gara-gara krisis ekonomi. Karier Button pun terancam bubar. Untung, ada ”dewa” penolong bernama Ross Brawn, yang sebelumnya adalah prinsipal Honda. Setelah pontang-panting mencari dana, Brawn lantas membeli Honda dan menamainya dengan namanya sendiri, Brawn GP. Mendapat pasokan mesin tipe FO 108 dari Mercedes-Benz, jadilah tim Brawn-Mercedes.

Brawn merekrut sepasang pembalap mantan Honda, Button dan Ruben Barrichello. Keduanya ikhlas menerima pemotongan gaji. Dari 8 juta pound sterling, gaji Button menjadi cuma 3 juta pound sterling (sekitar Rp 46,65 miliar) semusim.

Brawn mantan mekanik dengan spesialisasi sasis mobil. Pria Inggris berusia 54 tahun ini mengaplikasikan sasis hasil riset Honda setahun sebelumnya. Sasis ini sengaja dipersiapkan untuk disesuaikan dengan regulasi 2009. Sasis ini sekarang bernama BGP 001.

Sasis BGP 001 terbukti lebih aerodinamis daripada sasis tim lain. Bersama tim Toyota dan Williams, Brawn memiliki keunggulan lain, yaitu penggunaan diffuser bertumpuk. Komponen ini terletak di bagian dasar belakang mobil. Fungsinya untuk mempercepat aliran udara.

Sebagian tim lain juga memakainya, tapi tidak bertumpuk. Mereka memprotes Brawn, Toyota, dan Williams karena menganggapnya tidak sesuai aturan. Melalui sidang, Federasi Otomotif Internasional (FIA) tak mengabulkan gugatan itu. Tim lain lantas ramai-ramai merancang diffuser ganda di mobil mereka. Tapi Brawn GP kadung menang start.

Ross Brawn juga ahli strategi. Kejelian dalam mengatur jumlah dan waktu masuk pit stop bagi pembalapnya menjadi senjata utamanya. Button dua kali pit stop, Barrichello tiga. Ini strategi yang dulu kerap digunakan Brawn saat mengawal Michael Schumacher menjadi juara dunia tujuh kali bersama Ferrari.

Hasilnya, Brawn GP menjadi tim pertama sepanjang sejarah yang keluar sebagai juara konstruktor dalam debutnya. Saat Button menjadi juara dan Barrichello sebagai runner-up di Australia, itu juga pertama kalinya dalam 55 tahun terakhir dua pembalap dari satu tim finis satu-dua. Khusus Button, dia memenangi enam dari tujuh seri pertama.

Untuk balapan tahun depan, Button meminta Brawn menaikkan gajinya, kembali menjadi 8 juta pound sterling. Dia berniat membayarnya dengan menjadi juara lagi. Dan setelah itu, dia melamar Jessica Michibata. ”Saya sangat mencintainya, karena kami memiliki banyak kesamaan,” kata Button. ”Dan juga karena dia sangat menggairahkan….”

Andy Marhaendra (Timesonline, Autosport)

JENSON BUTTON
Lahir: Frome, Somerset, Inggris, 19 Januari 1980
Tinggi-berat: 182 cm-70,5 kg

MusimTimPeringkat Akhir
2000Williams8
2001Benetton17
2002 Renault7
2003BAR9
2004BAR 3
2005BAR 9
2006Honda 6
2007Honda 15
2008Honda 18
2009Brawn 1

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus