KONI Pusat tidak akan mengirim ke SEA Games tim yang diragukan
kemampuannya merebut medali emas. Antara lain tim bola basket
dan sepakbola masih diragukan.
Berarti bencana besar bagi pengurus PSSI jika PSSI Utama tidak
berangkat ke Manila, Desember nanti. PSSI Utama yang dibentuk
Juni 1980, sudah mengalami pergantian pelatih, sudah mengalami
bongkar pasang pemain. Tapi kemampuannya belum meyakinkan,
walaupun Senin malam ia sempat memimpin pertandingan 3-0 atas
kesebelasan Fiji, dan akhirnya seri 3-3.
Kesebelasan cadangan PSSI Pratama pun sudah tidak dapat
diandalkan. PadahaI sewaktu PSSI Utama kalah beruntun dalam
babak penyisihan Piala Dunia di Australia dan Selandia Baru,
PSSI Pratama sempat tampil secara mengesankan dalam uji coba
lawan Coventry Inggris. Ketika turnamen President Cup Seoul,
menurut manajer PSSI Pratama Ir. Maruli Warganegara, beberapa
pemain menerima suap.
PSSI Utama pun diganggu oleh jaringan misterius para petaruh
sepakbola yang berani menyuap pemain. Sebelum berangkat (masih
kelanjutan Pra-Piala Dunia) Juni lalu melawan Taiwan di Taipeh,
2 pemainnya dari klub Warna Agung memperkenalkan penyuap kepada
asisten pelatih Jacob Sihasale. Kembali dari Taiwan dengan
kekalahan 0-2, sejumlah pemain muda, masih hijau dan dianggap
bersih dipanggil masuk pelatnas. Namun Marzuli merasa heran
bahwa 2 nama yang dinilainya tak bersih lagi masih dipanggil.
Pengurus PSSI belum bertindak. "Kalau terbukti bersalah, pemain
itu akan diskors seumur hidup," begitu sikap pengurus PSSI pekan
lalu sebagaimana diungkapkan Trio Presidium Suparjo
Pontjowinoto, Syarnubi Said dan Hans A. Pandelaki.
Kepada para wartawan olahraga dilaporkan juga bahwa pernah (7
Agustus malam) pelatih Endang Witarsa menerima telepon. "Ada
pemain PSSI Utama bersedia disogok untuk pertandingan melawan
Fiji 10 Agustus," demikian pesan via telepon itu.
Namun semua itu masih dianggap Syarnubi sebagai psy-war saja
terhadap PSSI Utama. "Kami tidak tinggal diam. Pemain yang
dituduh akan diusut," kata tim manajer PSSI Utama itu. Witarsa
pun merahasiakan daftar pemain. Dan sebelum bertanding melawan
Fiji, para pemain bersumpah setia, tidak akan tergoda oleh uang
kaum petaruh. Hasilnya seri 3-3.
Syarnubi Said masih memberikan waktu kepada Endang Witarsa yang
kini dibantu pelatih dari Jerman, Bernd Fischer, "sampai akhir
September." Masih ada kesempatan bagi para pemain PSSI Utama
diuji coba dalam turnamen HUT Jakarta (JAFT), 13-21 Agustus.
Kemudian diadakan pertandingan terakhir Pra-Piala Dunia lawan
Australia (30 Agustus) di Senayan dan try-out terakhir di
Merdeka Games Kualalumpur (1-21 September).
Kalau nanti Witarsa dan Fischer mengatakan mereka sudah
kewalahan, kata Syarnubi, "tim ini kami bubarkan. Terserah
bagaimana keputusan KONI apakah masih bersedia mengirim
kesebelasan sepakbola ke SEA Games."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini