Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Godaan Petaruh Sepak Bola

Tiket ke Sea Games bagi PSSI utama belum pasti. kesus suap mengganggu lagi. Pelatih Endang Witarsa dan Fischer masih mau mencoba lagi tim PSSI utama. Kemampuannya masih dipertanyakan.

15 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KONI Pusat tidak akan mengirim ke SEA Games tim yang diragukan kemampuannya merebut medali emas. Antara lain tim bola basket dan sepakbola masih diragukan. Berarti bencana besar bagi pengurus PSSI jika PSSI Utama tidak berangkat ke Manila, Desember nanti. PSSI Utama yang dibentuk Juni 1980, sudah mengalami pergantian pelatih, sudah mengalami bongkar pasang pemain. Tapi kemampuannya belum meyakinkan, walaupun Senin malam ia sempat memimpin pertandingan 3-0 atas kesebelasan Fiji, dan akhirnya seri 3-3. Kesebelasan cadangan PSSI Pratama pun sudah tidak dapat diandalkan. PadahaI sewaktu PSSI Utama kalah beruntun dalam babak penyisihan Piala Dunia di Australia dan Selandia Baru, PSSI Pratama sempat tampil secara mengesankan dalam uji coba lawan Coventry Inggris. Ketika turnamen President Cup Seoul, menurut manajer PSSI Pratama Ir. Maruli Warganegara, beberapa pemain menerima suap. PSSI Utama pun diganggu oleh jaringan misterius para petaruh sepakbola yang berani menyuap pemain. Sebelum berangkat (masih kelanjutan Pra-Piala Dunia) Juni lalu melawan Taiwan di Taipeh, 2 pemainnya dari klub Warna Agung memperkenalkan penyuap kepada asisten pelatih Jacob Sihasale. Kembali dari Taiwan dengan kekalahan 0-2, sejumlah pemain muda, masih hijau dan dianggap bersih dipanggil masuk pelatnas. Namun Marzuli merasa heran bahwa 2 nama yang dinilainya tak bersih lagi masih dipanggil. Pengurus PSSI belum bertindak. "Kalau terbukti bersalah, pemain itu akan diskors seumur hidup," begitu sikap pengurus PSSI pekan lalu sebagaimana diungkapkan Trio Presidium Suparjo Pontjowinoto, Syarnubi Said dan Hans A. Pandelaki. Kepada para wartawan olahraga dilaporkan juga bahwa pernah (7 Agustus malam) pelatih Endang Witarsa menerima telepon. "Ada pemain PSSI Utama bersedia disogok untuk pertandingan melawan Fiji 10 Agustus," demikian pesan via telepon itu. Namun semua itu masih dianggap Syarnubi sebagai psy-war saja terhadap PSSI Utama. "Kami tidak tinggal diam. Pemain yang dituduh akan diusut," kata tim manajer PSSI Utama itu. Witarsa pun merahasiakan daftar pemain. Dan sebelum bertanding melawan Fiji, para pemain bersumpah setia, tidak akan tergoda oleh uang kaum petaruh. Hasilnya seri 3-3. Syarnubi Said masih memberikan waktu kepada Endang Witarsa yang kini dibantu pelatih dari Jerman, Bernd Fischer, "sampai akhir September." Masih ada kesempatan bagi para pemain PSSI Utama diuji coba dalam turnamen HUT Jakarta (JAFT), 13-21 Agustus. Kemudian diadakan pertandingan terakhir Pra-Piala Dunia lawan Australia (30 Agustus) di Senayan dan try-out terakhir di Merdeka Games Kualalumpur (1-21 September). Kalau nanti Witarsa dan Fischer mengatakan mereka sudah kewalahan, kata Syarnubi, "tim ini kami bubarkan. Terserah bagaimana keputusan KONI apakah masih bersedia mengirim kesebelasan sepakbola ke SEA Games."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus