Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Gara-Gara Embun Brazil

Turunnya embun beku di Brazil yang merusakkan produksi kopi, diperkirakan akan menyebabkan harga kopi naik. hal ini sedikit akan menolong para petani kopi Indonesia.

15 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARGA kopi dunia sedang mengepul gara-gara turunnya embun beku di Branegara nomor 1 dalam menghasilkan biji berwarna cokelat kehijauan itu. Para dealer memperkirakan kemungkinan harga bakal naik hebat, sebagaimana yang terjadi pada tahun 1975. Waktu itu harga naik sampai 5 kali lipat dalam dua tahun. Tetapi bencana sekali ini kabarnya tidak terlalu besar. Pucuk-pucuk pohon memang berubah warna menjadi hitam tapi tak sampai menghancurkan seluruh pohon. Jadi pergolakan harga diperkirakan tidak berkepanjangan. Namun embun beku yang turun di pertengahan Juli itu tak bisa dihindarkan telah mengakibatkan harga di New York naik 30% menjadi $ 1,30/pound. Cocok dengan keluhan petani di Brazil yang menyebutkan panen mereka rusak mulai dari sepertiga sampai dua pertiga bagian. Total produksi negara itu 30 juta karung (60 kg) atau sekitar 35% dari produksi kopi seluruh dunia. Robusta Brazil nampaknya mau mencari kesempatan pada tahun kopi yang akan dibuka bulan September mendatang dengan berlangsungnya International Coffee Organisation (Organisasi Kopi Internasional) di London. Sebab seberapa besar sebenarnya pengaruh embun beku itu terhadap produksi negara itu belum bisa diketahui dengan pasti. Mula-mula diperkirakan panen rusak 75%. Kemudian turun jadi 45%. Dan yang terakhir menyebutkan hanya 10%. Setelah perkiraan yang terakhir ini, London Coffee Terminal Market yang mencatat kenaikan harga sampai œ1170/ton pada 22 Juli, pada 9 Agustus malahan turun menjadi œ1009/ton. "Keadan pasar internasional masih belum menunjukkan kegiatan yang penuh karena angka berkurangnya produksi Brazil sering berubah. Pembeli pada umumnya masih bersikap menunggu," kata Nirwan D. Bakrie, 30 tahun, General Manager Commodity Division dari PT Bakrie & Brothers, salah satu eksportir kopi terbesar. Menurut Nirwan, putra pengusaha besar Bakrie itu, yang pasti produksi Brazil memang turun dan mempengaruhi pembentukan harga di Indonesia. Ketika kabar buruk dari Brazil itu mula-mula tersiar harga kopi dari Rp 425 langsung naik jadi Rp 800. Sejalan dengan perhitungan yang berubah-ubah mengenai pengaruh embun beku terhadap panen kopi di Brazil, harga kemudian turun menjadi Rp 650. Sekarang bertahan pada Rp 600/kg. Kenaikan harga akibat embun beku Brazil ini sedikit banyak nampaknya akan menolong para petani kopi. Di beberapa daerah di Sumatera Selatan harga sempat turun sampai Rp 300 dan mengakibatkan pedagang perantara tak mau membeli kopi sampai ke pelosok yang memerlukan alat transportasi. Menurut Nirwan Bakrie, Indonesia tahun 1981 ini mempunyai stok kopi kualitas ekspor sebanyak 250.000 ton (bagian terbesar jenis Robusta). Sedangkan kuota untuk negara anggota ICO adalah 192.000 ton, atau 6% dari kuota yang seluruhnya berjumlah 3,4 juta ton. Sisanya akan diekspor ke negara-negara di luar ICO. Musim panen yang buruk di Brazil tentu tidak akan berkepanjangan. Ketua Umum Asosiasi Kopi Indonesia, Dharyono Kertosastro mengingatkan supaya usaha mencari pasaran di negara nonkuota sejak sekarang harus ditingkakan. Sebab kalau dalam tiga tahun mendatang kopi Brazil pulih kembali, Indonesia akan mengalami kesulitan dalam mengekspor kelebihan produksi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus