SEJAK Nadia Comaneci, ratu senam Olympiade Montreal ditontonnya
di layar TVRI, seorang gadis cilik Indonesia tiba-tiba ingin
menjadi pesenam. Dia rajin melatih diri. Dan Meirina Diah
Setyowati, 10 tahun, berhasil pekan lalu meraih lima medali emas
dari Kejuaraan Senam Pelajar ASEAN di Singapura. Dia meratui
nomor senam lantai, kuda-kuda lompat balok titian, all round,
dan regu.
Mini panggilan sehari-hari Meirina, "memiliki feeling seorang
pesenam. Juga IQ (Intelligence Quotient)-nya tinggi," ujar
pelatih Sudjihadi. Kelebihan ini terbayang dalam kelincahan dan
ketepatan gerak gadis cilik itu.
Tapi sukses itu memang ditempuhnya lewat latihan berat, terutama
buat persiapan SEA Games XI. Sejak masuk pelatnas, Mei lalu, ia
berlatih enam hari dalam seminggu. Dari Senin sampai Jumat, Mini
digenjot pagi-sore, masing-masing tiga jam, dengan fokus latihan
pada teknik. Minggu subuh, selama dua jam ia mendapat latihan
fisik. Hari liburnya Sabtu saja. Di pelatnas SEA Games, dia
berlatih bersama lima atlet sebayanya -- semua dari Jakarta.
Menurut Sudjihadi, keenam atlet itu berdisiplin tinggi dan
patuh. Tidak jarang mereka, sekalipun masih anak-anak, dibentak
selama latihan. "Senam menuntut keseriusan tinggi," lanjut
Sudjihadi.
Pelatih T.J. Purba saat ini membawa keenam anak itu ke Rumania
untuk berlatih selama sebulan.
Mereka diharapkan bisa dibina oleh pelatih nasional Rumania yang
melahirkan pesenam kaliber Comaneci. Sebab sasaran Indonesia di
SEA Games (Manila, Desember) adalah empat medali emas. Target
itu, menurut Purba, bukan mustahil. Saingan berat bagi Indonesia
di nomor putri cuma Muangthai yang berlatih di RRC.
Mini yang diandalkan Indonesia di SEA Games XI ditemukan Purba
dalam regu pesenam pemula Jakarta, 1977. Sebelum memasuki
kelompok pemula Persani Jakarta, Mini mendapat latihan dasar di
klub senam Perwosi, waktu masih murid Taman Kanak-kanak.
Sekarang dia jadi pelajar kelas 4 SD Marsudirini, Matraman,
Jakarta Timur. Selalu ia jadi bintang kelas.
Ayahnya, Adi Prasetyo, tak membedakan Mini, anak pertama yang
menonjol itu, dengan dua adiknya. "Pokoknya, di rumah, tak ada
menu khusus untuk Mini," kata Anna Maria Suldiyah, ibunya.
Mini berbadan kecil. Tingginya cuma 123 cm dan berat badannya 29
kg. Sudjihadi memuji Mini mulai mencintai senam pada usia dini.
Penampilan puncak pesenam putri umumnya adalah pada usia 14
sampai 16 tahun. Lewat dari batas itu pikirannya sudah
bercabang, "tak mungkin diharapkan berprestasi lagi," ujar
Sudjihadi. Batas usia ini untuk atlet putra bisa lebih tinggi 3
sampai 5 tahun.
Di Indonesia, senam sebenarnya sudah digemari sejak zaman
Belanda dulu. Sekarang ini senam bahkan sudah dilengkapi dengan
alat latihan modern. Tapi Indonesia masih saja belum menonjol di
tingkat Asia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini