Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Emas Buat Mini !

Meirina Diah Setyawati berhasil meraih 5 medali emas dari kejuaraan senam pelajar ASEAN di Singapura. Bersama 5 pesenam putri lainnya dikirim ke rumania, berlatih untuk persiapan sea games.

15 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK Nadia Comaneci, ratu senam Olympiade Montreal ditontonnya di layar TVRI, seorang gadis cilik Indonesia tiba-tiba ingin menjadi pesenam. Dia rajin melatih diri. Dan Meirina Diah Setyowati, 10 tahun, berhasil pekan lalu meraih lima medali emas dari Kejuaraan Senam Pelajar ASEAN di Singapura. Dia meratui nomor senam lantai, kuda-kuda lompat balok titian, all round, dan regu. Mini panggilan sehari-hari Meirina, "memiliki feeling seorang pesenam. Juga IQ (Intelligence Quotient)-nya tinggi," ujar pelatih Sudjihadi. Kelebihan ini terbayang dalam kelincahan dan ketepatan gerak gadis cilik itu. Tapi sukses itu memang ditempuhnya lewat latihan berat, terutama buat persiapan SEA Games XI. Sejak masuk pelatnas, Mei lalu, ia berlatih enam hari dalam seminggu. Dari Senin sampai Jumat, Mini digenjot pagi-sore, masing-masing tiga jam, dengan fokus latihan pada teknik. Minggu subuh, selama dua jam ia mendapat latihan fisik. Hari liburnya Sabtu saja. Di pelatnas SEA Games, dia berlatih bersama lima atlet sebayanya -- semua dari Jakarta. Menurut Sudjihadi, keenam atlet itu berdisiplin tinggi dan patuh. Tidak jarang mereka, sekalipun masih anak-anak, dibentak selama latihan. "Senam menuntut keseriusan tinggi," lanjut Sudjihadi. Pelatih T.J. Purba saat ini membawa keenam anak itu ke Rumania untuk berlatih selama sebulan. Mereka diharapkan bisa dibina oleh pelatih nasional Rumania yang melahirkan pesenam kaliber Comaneci. Sebab sasaran Indonesia di SEA Games (Manila, Desember) adalah empat medali emas. Target itu, menurut Purba, bukan mustahil. Saingan berat bagi Indonesia di nomor putri cuma Muangthai yang berlatih di RRC. Mini yang diandalkan Indonesia di SEA Games XI ditemukan Purba dalam regu pesenam pemula Jakarta, 1977. Sebelum memasuki kelompok pemula Persani Jakarta, Mini mendapat latihan dasar di klub senam Perwosi, waktu masih murid Taman Kanak-kanak. Sekarang dia jadi pelajar kelas 4 SD Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur. Selalu ia jadi bintang kelas. Ayahnya, Adi Prasetyo, tak membedakan Mini, anak pertama yang menonjol itu, dengan dua adiknya. "Pokoknya, di rumah, tak ada menu khusus untuk Mini," kata Anna Maria Suldiyah, ibunya. Mini berbadan kecil. Tingginya cuma 123 cm dan berat badannya 29 kg. Sudjihadi memuji Mini mulai mencintai senam pada usia dini. Penampilan puncak pesenam putri umumnya adalah pada usia 14 sampai 16 tahun. Lewat dari batas itu pikirannya sudah bercabang, "tak mungkin diharapkan berprestasi lagi," ujar Sudjihadi. Batas usia ini untuk atlet putra bisa lebih tinggi 3 sampai 5 tahun. Di Indonesia, senam sebenarnya sudah digemari sejak zaman Belanda dulu. Sekarang ini senam bahkan sudah dilengkapi dengan alat latihan modern. Tapi Indonesia masih saja belum menonjol di tingkat Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus