Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, mengungkap persiapan terkini menghadapi ajang BWF World Tour Finals 2024. Turnamen ini akan digelar di Hangzhou, Cina pada 11-15 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gregoria memilih berfokus untuk mempersiapkan fisiknya untuk turun di ajang. “Ini cukup panjang persiapannya kemarin mungkin dua mingguan lebih, di turnamen terakhir kayaknya PR-nya adalah fisik, jadi pasti fisik jadi PR utama,” kata dia di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur pada Jumat, 6 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemain berusia 25 tahun itu sempat cedera saat pertandingan semifinal Denmark Open 2024 pada Sabtu, 19 Oktober 2024. Saat itu, ia sempat bersikeras melanjutkan pertandingan menghadapi pemain Korea Selatan An Se Young yang menjadi unggulan pertama di turnamen BWF Super 750 itu.
“Kondisi fisik juga pinggang, apapun cedera-cedera yang sempat kambuh lagi kemarin, puji Tuhan sudah tidak ada masalah. Jadi pastinya sangat menunggu juga untuk turnamen terakhir tahun ini di WTF dan semoga apa yang dipersiapkan bisa maksimal juga di pertandingannya,” ujar dia.
Atlet tunggal putri kelahiran Wonogiri itu merasakan sudah tak ada masalah dengan bekas cederanya meski berlatih dengan intensitas tinggi. Porsi latihan untuk ajang BWF WTF juga, kata dia, tak banyak berbeda saat menghadapi turnamen lainnya.
“Cuma mungkin yang fokusnya jadi lebih bisa efisien. Rasanya kalau di paginya mau teknik, ya kami full teknik. Benar-benar soalnya fisik semua. Semoga nanti di WTF tetap bisa main dengan baik dan dengan sehat juga,” ujar Gregoria.
Setelah mengalami cedera pada Oktober, Gregoria mengaku kembali merasakan sakit pada pertandingan babak perempat final Arctic Open 2024 di Finlandia pekan lalu. "Saya juga sudah ditangani oleh tim fisioterapi PBSI dan sudah dibekali latihan khusus oleh pelatih saya dan juga pelatih fisik PBSI sejak kemarin bahkan sampai tadi pagi sebelum main, namun memang masih terasa sakitnya," tutur dia.
Gregoria memutuskan mundur pada game kedua. Ia sempat salah melakukan gerakan sehingga sakitnya semakin buruk. "Seperti berasa tersetrum dan tadi saya tidak bisa memikirkan apa-apa, hanya terfokus dengan rasa sakit yang saya alami saja, jadi ya dengan terpaksa dan sedih saya hentikan permainan saya."
Kala itu, Gregoria menangis sesenggukan di lapangan karena tidak bisa melanjutkan permainan. "Jadi sebenernya saya tadi menangis di lapangan bukan hanya karna sakit yang saya alami saja, tapi lebih ke arah karena saya tidak bisa melanjutkan permainan saya, dan perlu diketahui oleh semua, saya sebenarnya masih ingin bermain di babak semifinal ini," kata atlet yang saat ini bertengger di peringkat keenam dunia tersebut.
Pilihan Editor: Mengapa Skema Tendangan Sudut Arsenal Terbilang Berbahaya?