Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Harimau, Belum Mengejuntukan

Tim PSSI Harimau dipersiapkan untuk turnamen piala anniversary, mengadakan uji coba melawan kesebelasan Feyenoord. Tim asuhan Sinyo Aliandu masih kurang dalam kerjasama, stamina & semangat bertanding.(or)

3 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PSI Harimau ternyata masih belum memenuhi harapan. Tim yang diasuh oleh Sinyo Aliandu untuk perebutan Piala Anniversary, pekan depan tampak masih saja mencari-cari bentuk. Meski mereka sudah 3 bulan melakukan latihan bersama di pelatnas. Mencoba kebolehan melawan kesebelasan Feyenoord di stadion utama Senayan, Jakarta hari Kamis 25 Mei malam kecemasan yang tampak menggayuti PSSI Harimau terletak dalam bentuk jalinan kerjasama, stamina, dan semangat bertanding. Mengenai soal teknik, siapa pun maklum, mereka bukanlah pemain harus dipoles bagaimana cara menendang atau menyundul bola. Karena mereka adalah tim jamahan pelatih Belanda, Wiel Coerver untuk turnamen Pre Olimpik (1975), dan pelatih nasional almarhum Tony Poganik untuk kejuaraan Pre Piala Dunia (1977). Kendati bukan rahasia lagi bahwa PSSI Harimau hampir selalu bermain pas-pasan, namun kemenangan mereka (1-0) atas tim Go Ahead Eagles, juga dari Belanda, dua pekan sebelumnya tak urung membangkitkan gairah 60.000 pembeli karcis untuk menonton mereka kembali. Tapi kekecewaan lagi-lagi datang menjalari melihat 'penyelesaian akhir' (finishing touch) PSSI Harimau yang masih mentah. Juga dalam mematahkan serangan lawan. Siapa Sangka Lihat permainan mereka. Di bawah tiang gawang, kepercayaan tetap berada di tangan Ronny Pasla. Loncatan, sergapan, maupun penempatan diri dalam posisi di bawah mistar masih tampak prima. Ia tetap unggul ketimbang kiper cadangan, Sudarno. Keunggulan Ronny itu ternyata tak begitu terimbangi oleh kwartet Simson Rumahpasal-Johannes, Auri-Wahyu Hidayat-Suaeb Rizal yang bertugas sebagai penyapu gebrakan musuh. Kelemahan ini tak lain akibat kurang terjalinnya pengertian yang utuh dari kwartet. Rumahpasal dan Auri yang menempati posisi back kanan dan kiri seperti biasanya bermain rutin. Banyak membantu melakukan serangan, dan tak terpedaya oleh ulah lawan. Tapi hal itu cukup merepotkan buat poros halang, Wahyu yang mengkoordinir pertahanan. Karena Wahyu bukanlah Oyong Lisa yang sudah begitu mafhum dengan permainan Rumahpasal dan Auri. Jadi tidak heran bila keutuhan barisan pertahanan PSSI Harimau menjadi lebih kompak ketika Oyong masuk menggantikan Auri, dan saling bertukar tempat dengan Wahyu. Pelatih Sinyo boleh sedikit puas dengan kwartet pertahanan baru. Di lapangan tengah, tugas membangun serangan dilimpahkan pada trio Nobon (kemudian digantikan oleh Anjas Asmara), Sofyan Hadi, dan Ronny Pattinasarany. Tapi tak banyak perubahan yang terjadi dari gaya permainan mereka. Nobon tampak lebih banyak memusatkan perhatian membantu pertahanan yang menjadi tugas Rumahpasal-AuriWahyu-Suaeb. Kadang-kadang juga Sofyan. Sering bergerak turunnya Nobon dan Sofyan agaknya tak terlepas dari kekuatiran mereka terhadap barisan pertahanan. Sebaliknya Pattinasarany. Ia kelihatan sering tergoda untuk menyerang dari pada mengatur serangan. Barulah ketika Anjas masuk menggantikan Nobon, apa yang disebut pengaturan serangan itu mulai punya arti. Sehingga serangan PSSI Harimau jadi sedikit hidup dibandingkan tempo sebelum ada penggantian pemain. Lemahnya pengaturan serangan tak kurang merepotkan trio penyerang Abdul Kadir-Risdianto-Iswadi. Tak jarang mereka harus menjemput bola jauh ke lapangan tengah. Dalam pola demikian, mau tak mau tenaga banyak terkuras. Efeknya, sudah barang tentu, gebrakan mereka tak begitu tajam. Padahal barisan pertahanan Feyenoord, kesebelasan urutan ke-7 dalam putaran kompetisi sepakbola Belanda, tak begitu memukau. Juga tim keseluruhan. Yang menonjol dari mereka cuma poros halang Mansveld dan penyerang tengah Van der Lem. Sisanya sebandinglah dengan PSSI Harimau. Menilai penampilan PSSI Harimau dalam 2 pertandingan terakhir (menang 1-0 atas Go Ahead Eagles, dan kalah 0-2 lawan Feyenoord) harapan yang dilimpahkan untuk membikin kejutan pada turnamen Piala Anniversary, kelihatan masih agak berat. Tapi siapa sangka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus