Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Petenis peringkat satu dunia Iga Swiatek melaju ke final French Open 2024 setelah mengalahkan unggulan ketiga Coco Gauff di semifinal dengan skor 6-2, 6-4, Kamis waktu setempat, 6 Juni 2024. Dia membutuhkan waktu satu jam 37 menit untuk menaklukkan petenis Amerika Serikat itu untuk ke-11 kali dalam 12 pertemuan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya pikir sebagian besar permainan saya secara keseluruhan berhasil hari ini, jadi saya bangga pada diri saya sendiri,” kata Swiatek, seperti disiarkan WTA, Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Swiatek menjadi petenis ketiga sejak tahun 2000 yang mencapai tiga kali beruntun final tunggal putri French Open beruntun, menyamai catatan Justine Henin (2005-2007) dan Maria Sharapova (2012-2014).
Petenis asal Polandia berusia 23 tahun ini telah memenangi 20 pertandingan berturut-turut di French Open, menjadikannya petenis putri kelima di Era Open yang memenangi 20 pertandingan berturut-turut di Roland Garros. Dia bergabung dengan Chris Evert (29 kali berturut-turut, 1984-1991), Monica Seles (25, 1990-1996), Justine Henin (24, 2005-2010), dan Stefanie Graf (20, 1987-1989).
Swiatek juga menjadi petenis termuda kedua di Era Open yang mencapai empat final French Open, hanya lebih tua dari Stefanie Graf, yang berusia 20 tahun ketika mencapai final Roland Garros keempatnya pada 1990.
Dia juga mencatatkan kemenangan beruntun panjang di lapangan tanah liat, setelah memenangi 18 pertandingan berturut-turut di lapangan tanah liat. Catatan saat ini merupakan rekor kemenangan terpanjangnya di lapangan tanah liat, yaitu 18 kemenangan berturut-turut antara Stuttgart dan Warsawa pada tahun 2022.
Gauff, yang diproyeksikan naik ke peringkat dua dunia tertinggi dalam kariernya di WTA pada Senin, belum pernah memenangi satu set pun dari Swiatek di lapangan tanah liat.
"Permukaan membuat permainan saya lebih baik," kata Swiatek.
"Cengkeraman saya memungkinkan saya untuk berputar lebih banyak. Saya bisa memainkan lebih banyak poin pertahanan karena itu sedikit lebih lambat, tapi di sisi lain, terkadang saya juga punya lebih banyak waktu untuk menyerang. Jadi saya merasa seperti saya menggunakannya dengan baik."
Pertandingan semifinal dimulai dengan set pembuka di mana Swiatek tidak pernah kehilangan servisnya. Namun, Gauff punya peluang membalikkan keadaan itu di set kedua.
Gauff melakukan break untuk memimpin 3-1 dengan mendominasi reli, kemudian menemukan baseline dengan pukulan forehand yang keras. Namun, Swiatek tidak gentar dan ia segera membalas, menggunakan pukulan forehand yang kuat untuk meraih empat gim berturut-turut dan memimpin 5-3.
"Saya rasa saya cukup intens dan memberikan tekanan pada Coco," ujar Swiatek. "Meskipun saya dipatahkan di awal set kedua, saya tahu bahwa saya dapat bangkit dengan cepat, dan saya meningkatkan level intensitas saya untuk melakukan itu."
Pada gim berikutnya, Gauff kehilangan dua match point pada servisnya sendiri, namun petenis Amerika itu menghapus peluang tersebut, memaksa Swiatek untuk melakukan servis pada kedudukan 5-4.
Swiatek mampu menjawab tantangan tersebut dan mengonversi match point keempatnya setelah pukulan forehand Gauff melayang keluar batas.
Gauff mencatatkan 27 winner, sedangkan Swiatek 10 winner dalam pertarungan tersebut, namun petenis Amerika itu juga melakukan 39 kesalahan sendiri dan hanya 14 kesalahan yang dilakukan Swiatek.
Untuk servis kedua mereka, Swiatek jauh lebih efektif, memenangi 67 persen poin tersebut, sementara Gauff memenangi 32 persen.
Pilihan Editor: Jadwal Indonesia Open 2024 Hari Ini: 4 Wakil Tuan Rumah Kejar Tiket Semifinal, Termasuk Gregoria Mariska Tunjung