Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Impian petualangan yang tersesat

Rally paris-dakar ke-5, penuh ancaman maut dimulai oleh seorang petualang, thierry sabine, yang tersesat di rimba ketika mengikuti rally abijan nice 1978. pesertanya juga motor dan truk. (or)

29 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RALLY Paris-Dakar yang penuh ancaman maut dimulai dari kaul seorang petualang. Ketika mengikuti rally Abijan-Nice tahun 1978, Thierry Sabine hilang, si petualang itu tersesat di Gurun Sahara. Motor yang dikendarai orang Prancis berusia 33 tahun itu kehabisan bahan bakar dan ia tak tentu rimbanya selama 6 hari. Ia berjalan berpuluh-puluh kilometer di bawah terik matahari untuk kembali ke dunia yang baru ia tinggalkan. Malam dia tak bisa bergerak karena dinginnya gurun pasir. Memasuki hari ke-empat Sabine sudah hampir putus asa. Di tengah-tengah lautan pasir yang menjemukan itu, dia sempat bersumpah dalam hati: "Kalau saya berhasil keluar hidup-hidup dari tempat ini, saya akan menyelenggarakan suatu rally besar menyeberangi gurun pasir ini." Sabine akhirnya selamat. Dan tahun ini cita-citanya tentang sebuah rally yang bukan saja berat, tetapi juga terpanjang dan paling berbahaya sudah memasuki tahun kelima. Lomba ini unik. Karena tidak hanya mobil yang ambil bagian. Juga sepeda motor dan truk. Wanita juga ikut -- kecuali untuk kategori truk. Karena cewek-cewek rupanya kurang tertarik dengan jenis kendaraan pembawa barang ini. Tahun ini pembalap Belgia, Jacky Ickx yang berpasangan dengan bintang film Prancis, Claude Brasseur, muncul sehagai juara kategori mobil. Sedangkan juara sepeda motor, dipegang juara tahun 1981, Hubert Auriol dari Prancis. Rally menempuh jarak 10.259 km melintasi Gurun Sahara, melewati negara yang pernah jadi koloni Prancis seperti Aljazair, Mali, Volta Hulu, Mauritania dan berakhir di Dakar (Senegal), menuntut ketahanan fisik dan mental. Bahaya kelelahan, sakit, kecelakaan dan rontoknya mesin merupakan tantangan dalam rally yang penuh petualangan ini. Belum lagi dihitung maut yang mengancam sepanjang jalan yang penuh pasir dan semak-semak. Terkadang yang harus dilewati tidak saja daratan yang pernah dilalui kendaraan, tapi juga lautan pasir yang sama sekali belum dilalui manusia. Tahun lalu rally yang kejam ini menelan tiga korban. Seorang pembalap dari Belanda, seorang wartawan Prancis dan seorang anak Mali yang tersambar kendaraan peserta. Putra PM Inggris, Mark Thatcher ketika itu juga hampir hilang. Setelah pencarian besar-besaran dengan helikopter dan mengerahkan tentara Aljazair, mujur anak muda itu berhasil ditemukan. Tetapi orang tak kapok-kapok. Ketika peserta dilepas dari Palais de Chaillot, dekat menara Eiffel, Paris, 1 Januari yang lalu, tercatat 671 orang yang siap menempuh perlombaan yang berakhir 20 hari kemudian di Dakar, di pantai barat Afrika. Meliputi 119 motor 516 mobil dan 36 truk. Terdapat 25 orang peserta wanita. Di antaranya 10 orang menunggang motor. Para petualang itu berasal dari Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Jerman Barat, Belanda. Belgia, Inggris, Italia, Swiss, Spanyol, dan Portugal. Tapi tak seorang pun dar Afrika. Selain yang serius untuk memenangkan perlombaan ada pula peserta santai. Terlihat 5 pasangan suami-istri. Juga seorang kakek berusia 69 tahun, Marcel Hugueny dari Prancis. Dia duduk memegang setir ditemani anak laki-lakinya yang berusia 34 tahun. Tahun lalu kakek ini juga turut dan sampai di finish dengan tangan patah. "Untuk saya rally Paris-Dakar ini semacam perjalanan liburan. Saya memang ingin melihat alam semesta dalam suatu petualangan yang penuh tantangan. Dengan rally ini saya bebas keluar masuk berbagai negara tanpa memikirkan pajak ini-itu," kata si kakek. Tahun ini jumlah kecelakaan lebih kecil. Panitia yang dipimpin pencetus ide rally ini, Thierry Sabine, rupanya sudah belajar banyak dari pengalaman sebelumnya. Dia memperketat peraturan. Barisan penyelamat juga diperbesar. Biaya penyelenggaraan mencapai sekitar Rp 700 juta. Ini meliputi pengerahan 3 helikopter, 4 pesawat DC-3, 6 pesawat lebih kecil, 4 truk dan 8 mobil pensuplai kebutuhan peserta yang bergabung dalam tim pertolongan. Namun begitu, masih jatuh juga korban. Penunggang sepeda motor dari Prancis, Jean-Noel Pineau meninggal setelah bertabrakan 15 Januari di Volta Hulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus