Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Jago Muda Dari Vastervik

Stefan edberg, 19, dari swedia, secara mengejuntukan keluar sebagai juara australia terbuka. ia menjadi andalan baru swedia untuk menghadapi jerman barat dalam kejuaraan piala davis. (or)

14 Desember 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SATU lagi jago tenis dunia telah lahir. Namanya, Stefan Edberg dari Swedia. Masih berusia 19 tahun, Edberg, Senin pekan ini, mengejutkan ribuan penonton di lapangan rumput Kooyong, Melbourne, ketika muncul sebagai juara tunggal turnamen berhadiah total lebih dari Rp 1,5 milyar, Kejuaraan Australia Terbuka. Bermain agresif, anak muda kelahiran Vastervik, sebuah kota kecil yang terletak di daerah pantai berjarak sekitar 200 km dari Stockholm, ini menumbangkan rekan senegaranya Mats Wilander, 21, juara turnamen itu pada 1983 dan 1984 dengan straight set 6-4, 6-3, 6-3. Dan Edberg hanya butuh waktu tak sampai dua jam untuk menyelesaikan final pertama dalam sejarah Kejuaraan Australia Terbuka - sudah dimulai sejak 1905 - yang diperebut-kan dua petenis Swedia itu. Ini prestasi, tentu saja. Sebab, Edberg juara 4 grand slam yunior (Prancis Terbuka, AS Terbuka, Wimbledon, dan Australia Terbuka) 1983, tahun lalu hanya mampu mencapai perempat final kejuaraan itu. Sekarang, dengan hasil baru ini, dia resmi menjadi salah satu pemain tunggal senior terkuat di dunia. Sebab, Kejuaraan Australia Terbuka itu memang selalu diikuti oleh hampir semua pemain kaliber dunia. Mereka, selain Wilander antara lain, John McEnroe, juara tiga kali Wimbledon (1981, 1983, dan 1984), Ivand Lendl, juara Prancis Terbuka 1985, dan Boris Becker, juara Wimbledon 1985, yang semuanya sudah tersisih menjelang semifinal. Becker, misalnya, ditumbangkan pemain tidak terkenal dari Belanda, Michiel Schapers 26, di babak pertama lomba yang berlangsung sepekan itu. Sedangkan Lendl, finalis kejuaraan Australia Terbuka tahun lalu, dikandaskan oleh Edberg, yang semula hanya diunggulkan di tempat kehma, pada pertandingan semifinal. Dan para penonton tampaknya memang menjagoi petenis remaja ini, sejak ia berhasil mengalahkan Lendl. Mereka agaknya terpikat dengan gaya permainannya yang menyerang tanpa henti. Dengan servisnya yang keras dan sambaran-pukulan volinya di depan net, beberapa kali di pertandingan final, Edberg terlihat merepotkan Wilander. Juara bertahan ini bahkan terlihat sering kelabakan menghadapi pukulan back-hand tajam yang dilancarkan Edberg. Juara baru ini, berbeda dengan pemain Swedia lainnya, seperti Bjorn Borg dan Wilander sendiri, memang menonjol terutama dengan pukulan back-hand yang dilakukannya hanya dengan satu tangan - ia bermain dengan tangan kanan. Tak heran kalau tepuk tangan meriah langsung diberikan para penonton di Kooyong sesaat setelah pemain bertubuh jangkung - tinggi 188 cm atau 2,5 cm lebih tinggi dari Becker - ini mengakhiri serangan gencarnya dengan satu kemenangan. "Saya memang menyukai tipe permainan menyerang. Dan barusan saya memang bermain baik sekali, terutama dalam servis, dan itulah kunci kemenangan saya. Ini saat paling berkesan dalam hidup saya," kata juara yang meraih hadiah Rp 100 juta lebih itu, sesaat setelah menerima trophy. Dibesarkan dari keluarga yang tak begitu menggandrungi tenis, Edberg memang sudah lama diperkirakan bakal jadi petenis besar. Di antaranya, pelatihnya sendiri, Percy Rosberg, yang juga pernah melatih Bjorn Borg, tahun lalu meramalkan, dia akan menjuarai setidak-tidaknya satu dari 4 grand slam tahun ini. "Karena bakat dan kemauannya luar biasa," kata Rosberg. Dia benar. Sebab, terutama karena bakat dan kemauannya yang keraslah anak Bengt Edberg, seorang polisi di Vastervik, yang dimasukkan ibunya, Nyonya Barbro Edberg, ke sekolah tenis pada usia tujuh tahun, ini bisa maju cepat. Tapi, setelah itu, Edberg yang pemalu ini mengurus sendiri keperluannya untuk kegiatan sport itu. Setiap hari berlatih di bawah bimbingan pelatih pertamanya Sven Bergsten, pada usia 11 tahun, Edberg mulai memperlihatkan tanda bakal jadi petenis tangguh. Yaitu, setelah dia tampil sebagai juara pertama pada kejuaraan Donald Duck di kotanya. Sejak itu pula dia makin serius menggeluti tenis sampai kemudian berkenalan dengan pelatihnya yang sekarang, Percy Rosberg. Di tangan Rosberg, bisa dibilang, keterampilan bermain Edberg terus meningkat. Kini, bisa menjuarai Kejuaraan Australia Terbuka, Edberg adalah andalan baru Swedia untuk menghadapi Jerman Barat dalam final Kejuaraan Piala Davis di Jerman, pekan ini. Tampaknya banyak pengemar tenis akan menunggu: apakah juara baru ini akan dilepas negerinya untuk menghadapi jago muda Jerman Barat, yang juga terkenal dengan pukulan-pukulannya keras, Boris Becker, Si Juara Termuda Wimbledon itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus