Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Pelari putri asal Nusa Tenggara Timur, Oliva Sadi berhasil, mempertahankan gelarnya pada kategori Indonesian Open dalam ajang Electric Jakarta Marathon 2019. Atlet berusia 37 tahun mengatakan rutin berlatih setiap hari untuk bisa tampil prima di ajang tahunan Federasi Atletik Internasional (International Association of Athletics Federations/IAAF) ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Persiapan latihan secara rutin, memang kontinyu sih latihannya setiap hari," ucap Oliva saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Ahad, 27 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama 2019, Oliva berhasil menjuarai tiga kejuaraan maraton tingkat nasional. Salah satunya yakni ajang Pocari Sweat Run Bandung 2019. "Tiga minggu lagi ke Bororudur Marathon dan ingin juara lagi," kata dia mematok target finis di urutan pertama.
Menurut Oliva, tantangan mengikuti Electric Jakarta Marathon 2019 yakni cuaca yang mencapai suhu 34 derajat celcius. "Tantangan di lapangan panas, solusinya setiap ada air, minum," ucap dia.
Oliva yang finis di urutan pertama menorehkan waktu 3 jam 7 menit 40 detik. Sebagai juara, ia berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp 20 juta. "Bukan rekor terbaik, kalau terbaik 3 jam 5 menit ditorehkan pada Jakarta Marathon 2015," kata dia menjelaskan catatan waktu terbaik miliknya.
Sebelumnya, belasan ribu pelari mengikuti Electric Jakarta Marathon edisi ketujuh berlangsung pada hari ini, Ahad, 27 Oktober 2019. Kompetisi ini melibatkan 16.500 peserta. Dari jumlah tersebut, 1.421 orang di antaranya berasal dari luar negeri. Pelari internasional itu berasal ari Malaysia, India, Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Italia, Korea Selatan, Singapura, dan Jepang.
IRSYAN HASYIM