Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kenapa Pembawa Bendera di Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo Ada 2 Orang?

Berbeda dari sebelumnya, pembawa bendera dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo akan dilakukan dua orang.

23 Juli 2021 | 11.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Skuadron aerobatik angkatan udara Jepang, Blue Impluse, tampil di atas Stadion Nasional menjelang pembukaan Olimpiade Tokyo, 23 Juli 2021. REUTERS/Issei Kato

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dari sebelumnya, pembawa bendera dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Jumat ini, 23 Juli 2021, akan terdiri dari dua orang. Mereka terdiri dari atlet laki-laki dan perempuan.

Mengapa demikian? Komite Olimpiade Internasional mengubah aturan dan meminta setiap negara memilih dua pembawa bendera sebagai upaya meningkatkan kesetaraan gender di Olimpiade Tokyo.

Negara-negara peserta Olimpiade diharapkan menunjukkan dukungan mereka terhadap kesetaraan gender dan keadilan rasial dengan penunjukan dua pembawa bendera itu.

Peraih medali emas dayung Mohamed Sbihi menjadi muslim pertama yang akan membawa bendera Inggris, bersama pelayar Hannah Mills.

"Merupakan suatu kehormatan diundang menjadi pembawa bendera Tim Inggris Raya," kata Sbihi seperti dikutip Reuters, Kamis. "Berada dalam gerakan Olimpiade ini merupakan momen ikonik, orang-orang akan ingat gambaran itu."

Atlet Australia Cate Campbell dan Patty Mills akan mengikuti Olimpiade keempatnya. Mills, pebasket yang bermain untuk tim NBA San Antonio Spurs, akan menjadi warga pribumi Australia yang terpilih membawa bendera di upacara pembukaan.

"Ini adalah identitas, dapat menunjukkan siapa Anda ke seluruh dunia," kata Mills. "Ini adalah salah satu dari beberapa yang membuat Anda bangga tentang siapa diri Anda. Kami telah benar-benar datang dari jauh untuk olahraga Australia dan ini spesial."

Sedangkan kontingen Amerika Serikat akan dipimpin pebasket berusia 40 tahun Sue Bird dan atlet bisbol Eddy Alvarez yang berdarah campuran Kuba-Amerika. Alvarez, yang juga memenangi medali perak untuk speedskating di Olimpiade Musim Dingin 2014, telah menunjukkan dukungannya bagi masyarakat Kuba yang telah turun ke jalan melakukan protes di tengah krisis ekonomi negaranya.

"Kami bersimpati kepada masyarakat Kuba saat ini. Kami sangat bangga dengan mereka karena mereka turun kejalan untuk unjuk rasa dengan batu, garpu kebun, dan sapu," kata dia.

Sementara Belanda menunjuk sprinter berusia 36 tahun yang juga atlet kulit hitam Churandy martina dari Curacao bersama atlet skateboard Keet Oldenbeuving, 16. Mereka merupakan atlet tertua dan termuda di kontingen Belanda.

Negara tetangganya, Belgia menampilkan wakil dari perbedaan linguistik negara itu, yaitu atlet heptatlon Nafi Thiam, yang bicara bahasa Prancis, dan atlet hoki Felix Denayer, seorang penutur bahasa Belanda.

"Suatu kehormatan," tulis sprinter berkulit hitam asal Swiss Mujinga Kambundji dengan emoji benera Swiss di Instagram setelah ia terpilih membawa bendera di samping Max Heinzer.

"Ketika saya memulai atletik saat kecil, ikut di Olimpiade tak pernah terdengar sangat realistis. Hari ini saya bersiap untuk Olimpiade ketiga saya, dan kehormatan ini membuat pengalaman ini jauh lebih spesial."

Dari Indonesia, pembawa bendera pada upacara pembukaan Olimpiade Tokyo adalah Nurul Akmal dan Rio Waida. 

Baca Juga:
5 Fakta Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo
Menjelang Pembukaan Olimpiade, Kasus Covid-19 Mencapai 106 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus