Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cabang olahraga apakah yang paling diminati penonton di Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 (PON 2024)? Selain cabang favorit seperti sepak bola, bola basket, dan voli, ternyata ada pacuan kuda yang memicu antusiasme pengunjung untuk datang ke arena pertandingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Antusiasme tinggi itu terlihat di Arena Pacuan Kuda Takengon, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, Kamis, 13 September. Pada hari kedua perlombaan cabang tersebut, Kamis, ribuan penonton tampak membludak di tribun yang sudah disediakan, bahkan menempati bagian-bagian yang sejatinya tidak diizinkan untuk ditempati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arena Pacuan Kuda Takengon memiliki kapasitas 6.500 penonton, tetapi ketika pacuan kuda PON XXI mulai dilaksanakan sejak Rabu masih berlangsung proyek pemasangan atap tribun penonton. Kondisi itu membuat panitia mengarahkan penonton untuk menempati dua tribun bagian bawah, yang bisa menampung sekitar 4.000-an orang, sembari menutup akses ke tribun lantai tiga.
Pada Kamis, tampak ratusan penonton tetap memaksa naik ke tribun lantai tiga, dengan menerobos spanduk pembatas demi menggunakan tangga dan naik ke lantai tiga. Bahkan, beberapa penonton juga terlihat merambat dari tangga pekerja, yang sedianya digunakan pekerja untuk penyelesaian proyek pemasangan atap tribun penonton, demi mencapai tribun lantai tiga dan bisa menyaksikan langsung perlombaan pacuan kuda PON XXI.
Sebelumnya pekerjaan proyek Arena Pacuan Kuda Takengon diproyeksikan akan rampung pada akhir Juli 2024. "Kalau di kontrak kita harus selesai pada Oktober 2024, tapi target kami di akhir Juli sudah selesai. Kami bekerja siang malam dengan melibatkan sebanyak 362 pekerja," kata Manajer Proyek Waskita, Suprianto kepada Antara pada 16 Juli 2024.
Ketua Umum Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi), Triwatty Marciano, menyatakan Arena Pacuan Kuda Takengon dapat rampung Oktober 2024.
"Kalau dikatakan berapa persen mungkin saya tidak bisa menilainya, tetapi walaupun dalam situasi yang masih belum yang sempurna, yang dimana nanti insya Allah akan dilanjutkan dan diselesaikan nanti sampai akhir Oktober ini. Saya sangat optimistis bahwa arena ini akan diselesaikan sesuai dengan apa yang kita harapkan semua," kata Triwatty.
Panitia Tak Menyangka
Technical Delegate cabang berkuda nomor pacuan kuda, Fauzan Haviz, mengatakan bahwa membludaknya jumlah penonton yang hadir langsung di luar ekspektasi panitia.
"Kita melihat memang penonton sangat ramai, ini memang ya di luar ekspektasi kita semua seramai ini. Jadi memang ke depan kalau ada pacuan di sini memang pengamanan akan lebih banyak orang dilakukan," kata Fauzan Haviz kepada pewarta, Kamis.
Membludaknya penonton juga menempati bagian tribun yang sejatinya tidak diizinkan untuk ditempati. Arena Pacuan Kuda Takengon yang berkapasitas 6.500 orang masih dalam proses pengerjaan proyek untuk pemasangan atap di lantai tiga.
Kondisi tersebut membuat panitia mengarahkan penonton untuk menempati dua tribun bagian bawah, yang bisa menampung sekira 4.000-an orang, sembari menutup akses ke tribun lantai tiga.
Bahkan, beberapa penonton juga terlihat merambat dari tangga pekerja, yang sedianya digunakan pekerja untuk penyelesaian proyek pemasangan atap tribun penonton, demi mencapai tribun lantai tiga dan bisa menyaksikan langsung perlombaan pacuan kuda PON XXI.
Kendati demikian, pada Kamis, tampak ratusan penonton tetap memaksa naik ke tribun lantai tiga, dengan menerobos spanduk pembatas demi menggunakan tangga dan naik ke lantai tiga.
Fauzan mengungkapkan selama gelaran PON Aceh-Sumut 2024 ini telah terdapat 300 personel petugas keamanan dari gabungan Polisi, TNI dan Satpol PP yang berjaga, namun masih tidak mengakomodir jumlah lonjakan penonton.
Jakarta Borong 3 Emas
Kontingen Jakarta memborong tiga medali emas cabang berkuda nomor pacuan kuda Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 di Arena Pacuan Kuda, Takengon, Aceh Besar, Kamis.
Medali emas Jakarta pertama diraih nomor pacuan kuda kelas e 1200 meter usai Ahmad Saefudin dengan nama kuda Mumun yang tampil tercepat usai finis dengan catatan waktu 1 menit 19,87 detik.
Sedangkan medali perak diraih oleh Rusman dengan kuda Artemis usai finis dengan catatan waktu 1 menit 21,90 detik. Sedangkan podium terakhir diraih oleh Jemmi Wengkang dengan kuda Putri Bilqis yang finis dengan catatan 1 menit 22,30 detik.
Medali emas Jakarta kemudian dipersembahkan oleh Esra Tamunu dengan kuda Galardo yang finis tercepat di kelas C 1600 meter dengan catatan waktu 1 menit 49, 27 detik, mengungguli kontingen Jawa Timur, Brahmantio FB Turangan dengan kuda Terminator Woman yang finis dengan catatan waktu 1 menit 49,90 detik.
Lalu podium ketiga dihuni oleh kontingen Riau, Rudi Rahmat dengan kuda Raja Siak dengan catatan waktu 1 menit 52,26 detik.
Ended Rahmat dengan kuda Bintang Maja mempersembahkan emas ketiga Jakarta usai tampil tercepat di nomor kelas B 1.850 meter. Ended Rahmat finis dengan mencatatkan waktu 2 menit 04,43 detik.
Medali perak diamankan oleh kontingen Jawa Timur, Aji Ardiansyah dengan kudanya Naga Sembilan usai finis dengan catatan 2 menit 05,88 detik. Sementara perunggu diperoleh kontingen Jakarta, Angel Manarisip dengan kuda King Of Istana yang finis dengan catatan waktu 2 menit dan 06,84 detik.
Kejutan terjadi di kelas D 1400 meter ketika kontingen Kalimantan Selatan, Agung Saidil Adha dengan kuda Herbie Queen menjadi yang tercepat. Agung Saidil Adha menggondol emas usai mengatasi unggulan Ahmad Saefudin dengan kuda Aleena yang harus puas di urutan kedua. Sementara podium terakhir diamankan oleh kontingen Jawa Barat, Hanny Max South dengan kudanya Sultan Nagari.
Di kelas A 2200 meter, Jawa Barat menggondol medali emas usai Jemmy SH Runtu dengan kuda Queen Thalassa menaklukkan kontingen Jakarta, Ended Rahmat dengan kuda Triple SS yang puas di urutan kedua. Sedangkan kontingen Kalimantan Selatan, Salman Farid dengan kuda Bintang Kalsel mengamankan medali perunggu.