INDONESIA, selepas menyelenggarakan Asian Games IV (1962) dan
Ganefo I (1963), kembali menjadi tuan rumah. Sekali ini untuk
South East Asia (SEA) Games, beranggotakan 10 negara di kawasan
Asia Tenggara. Birma, Laos, Kamboja, Vietnam Muangthai,
Malaysia, Singapura, Brunai, Filipina dan Indonesia .
Tapi 'demam' SEA Games sama sekali tidak terasa'--berbeda dengan
suasana Jakarta selama dua peristiwa olahraga internasional
terdahulu. Sejumlah balyboo dan poster menyambut SEA Games
memang terpasang di sepanjang jalan protokol M.H. Thamrin. Dan
pemerintah daerah DKI Jakarta tergesa-gesa menutup beberapa
panti pijat, mungkin juga agar pesta-sukan ini bisa berlangsung
tekun dan tenang.
Anggaran Terbatas
Suasana sederhana juga akan terlihat dalam pembukaan SEA Games,
di stadion utama Senayan 21 September. Acaranya dimulai jam
15.00 dengan parade drumband, penerjunan bendera SEA Games, dan
defile kontingen. Tepat jam 17.00, Presiden Soeharto meresmikan
pekan olahraga ini yang akan berlangsung sampai 30 September.
Pada saat bersamaan juara All England 8 kali, Rudy Hartono,
didampingi pelari nasional puteri, Carolina Riewpassa, akan
menyalakan obor SEA Games X yang apinya diambil dari Monumen
Nasional.
Di sana senam massal pencak silat akan dilakukan oleh 2.000
pelajar SD dan SMP. Serta aubade mars dan hymne SEA Games X akan
dibawakan dengan 4 suara--sopran, alto, bas, dan tenor-oleh
4.000 siswa SLTA se-DKI Jakarta. "Kita sukseskah SEA Games X
dalam kesederhanaan dan kehidmatan," kata Ketua Umum
Penyelenggara Sultan Hamengkubuwono IX nanti.
Keprihatinan ini agaknya karena terbatasnya anggaran dan bantuan
dari pemerintah. Biaya penyelenggaraan diajukan sebelum Kenop
15, sebesar Rp 1,4 milyar. Dari jumlah itu, dana bantuan
pemerintah hanya 60%. Sisanya harus ditanggulangi oleh panitia
pelaksana, antara lain dari sponsor dan penjualan tiket. Dari
biro iklan Ad House, pemegang tunggal penggunaan logo SEA Games
X, sudah masuk Rp 75 juta. Melalui tiket--1 juta eksemplar
dengan nilai nominal Rp 800 juta --diubernyaangka Rp 300 juta.
Sempat beredar sticker SEA Games X. Tapi penjualannya yang
diorganisir oleh oknum Bidang III, bagian yang bertanggungjawab
soal penggalian dana, kemudian dilarang oleh Ketua Eksekutif SEA
Games X, Gatot Suwagio. Sticker yang Rp 300 sebuah itu tidak
mendapat iin dari Departemen Sosial, padahal sudah dicetak
sekitar 500.000 eksemplar.
Biaya Rp 1,4 milyar itu juga direncanakan untuk perbaikan sarana
pertandingan. Tapi, kecuali di Velodrome, arena balap sepeda,
tak banyak gedung olahraga yang terjamah perbaikan. Velodrome
itu sendiri diperbaiki secara tergesa-gesa. "Masih kurang sfe,"
komentar seorang pembalap.
Di perkampungan kontingen Indonesia, juga di Senayan, indeks
makan atlit yang tadinya Rp 6.500 perkepala diturunkan menjadi
Rp 4.000. Namun ini, menurut Komandan Pelatnas, Mohamad Anwar,
tidak mempengaruhi semangat juang anak asuhannya. "Mereka siap
tanding," katanya.
Dari SEA Games IX di Kuala Lumpur 1977 kontingen Indonesia
memboyong 62 medali emas, 41 perak, dan 34 perunggu dari 18
cabang olahraga yang diikuti. Apakah sekali ini bisa diperoleh
sebanyak itu lagi? Di kertas, itu bukan suatu hal mustahil. Di
beberapa cabang olahraga dominasi atlit kita belum tergoyahkan
oleh lawan.
Bulutangkis, misalnya. Mungkin hanya Malaysia dan Muangthai--di
antara 5 negara peserta--merupakan saingan bagi Indonesia. Nomor
ini mempertarungkan 7 medali emas --2 dari regu dan 5 dari nomor
perorangan (putera-puteri). Di SEA Games IX, tim bulutangkis
Indonesia mendapat 6 medali emas. Satu-satunya kehilangan adalah
di partai tunggal puteri (Verawaty melawan Sylvia Ng dari
Malaysia) ketika itu.
Nomor tenis meja? Di sini pun ada 7 medali emas. Ketua Umum
PTMSI, Ali Said mengungkapkan bahwa lawan yang dihadapi
Indonesia sekali ini 'kecil'. Dalam SEA Games IX, tim tenis meja
Indonesia juga menyabet 6 medali emas. Yang kalah waktu itu
adalah tunggal ruteri, Liliana Wibisono. Sekarang tempatnya
digantikan oleh Carla Tejasukmana-Wuisan. Kalau tim Indonesia
memang lagi sial, kali ini pemain luar yang mungkin meraih emas
adalah Tah Seng Peong dari Malaysia. Pemain ini baru saja
mempersiapkan diri selama 6 bulan di Beijing, RRC.
Tenis? Dalam cabang ini dari Kuala Lumpur 1977 juga Indonesia
membawa pulang 6 dari semua 7 medali emas. Satu-satunya
kegagalan ketika itu adalah di partai ganda puteri (Lita
Sugiarto/ Lany Kaligis melawan Suthasine Sirikaya/Hoonsiri dari
Muangthai). "Tim Indonesia, kali ini lebih beruntung," komentar
Sirikaya. "Main di lapangan sendiri."
Dari pertandingan di kolam (renang loncat indah, dan polo air)?
Tim Indonesia -- seperti Ketua KONI PusatSoeprajogi, juga Ketua
Umum PRSI memperkirakannya--mungkin dapat 15 medali emas,
dibanding di Kuala Lumpur 1977 21 medali emas. Ia
memperhitungkan faktor Kristiono Sumono yang absen kini karena
bersekolah di AS. Kristiono memegang 7 medali emas SEA Games IX.
Mungkin juga akan ada persaingan ketat di bagian puteri.
Saingan utama bagi perenang wania Indonesia adalah seperti
Junie Sng, pemegang 5 medali emas SEA Games IX dan 2 medali emas
sian Games VIII (1978) dari Singapura. Nomor favorit Junie
adalah 100 m dan 200 gaya kupukupu, serta 200 m, 400 m, dan 800
m gaya bebas. Dia masih dianggap unggul. Juga terhitung tangguh
adalah Ma Theresia Espinosa dari Filipina dan perenang Malaysia,
Helen Chow. Bagaimanl dengan Naniek Juliati Suwaji, ratu kolam
Indonesia? "Ia agak menurun belakangan ini," kata Ketua PRSI,
Ahem Erningpraja. "Mudah-mudahan ia bisa mencapai puncak lagi
dalam pertandingan nanti."
Yang kelihatan agak sip adalah 200 m gaya kupu-kupu dari Nunung
Selowati, serta 100 m dan 200 m gaya dada dari Anita Saparjiman.
Dari loncat indah, pelatih Yasin mengharapkan atlitnya bisa
menyumbang 3 medali emas, dibanding di SEA Games IX 2 medali
emas. Tapi polo air dianggap masih berat. "Kalau pada hari
ketiga (pertandingan dari 24 s/d 27 September) kita sudah meraih
15 medali emas, rasanya jumlah di Kuala Lumpur bisa dicapai,"
ramal Erningpradja.
Tinju? pelatih Benny Tandiono memperkirakan anak asuhannya akan
merenggut 6 medali emas--satu di atas pengumpulan di SEA Games
IX. Cabang tinju menyediakan 11 medali emas.
Saingan berat Indonesia ialah Muangthai dan Filipina. Kedua
negara ini memiliki petinju tangguh di Asia. Misalnya, Reynaldo
Fortelesa dari Filipina. Tapi menurut kabar terakhir, Fortelesa
cedera. Dari Muangthai dikenal Vinai Ratanakum, yang tahan
pukulan. Batu sandungan mungkin pula datang dari petinju
Malaysia.
Di cabang lain--seperti angkat besi, panahan, judo, senam,
atletik, balap sepeda, menembak--agak tipis. Persaingan kekuatan
di nomor ini tampak lebih merata di antara peserta. Di balap
sepeda misalnya, tim Malaysia sudah mengincar medali emas untuk
100 km Team Time Trial. Belum lagi saingan dari Muangthai.
Pelatih Sapari dari Indonesia memperhitungkan atlit asuhannya
akan bisa memenuhi target 2 medali emas yang dibebankan KONI
Pusat.
Yang agak menyedihkan Indonesia adalah cabang atletik. Tim
Indonesia turun dengan 11 atlit. Tiga di antaranya--A. Rachman
Zakin, Martin Huwa, dan Irawati--sampai pekan lalu masih belum
fit. Dalam SEA Games IX mereka memboyong 2 medali emas (1 di
antaranya juara kembar). Kali ini? "Kita harapkan, tentu saja,
lebih baik," kata pelatih Jootje Gosal Muangthai, Malaysia,
maupun Birma -- ketiganya berharap mengantongi medali atletik
paling banyak dari sini. Bakal dihadapi Indonesia adalah Anat
Ratanapol, Suchart Jaesuraparp, atau pelari puteri Usanee
Laopinkarn--semua itu pelari andalan Muangthai. Dalam Asian
Games VIII mereka mengantongi medali emas.
Dari Malaysia, terdapat pula Saik Oik Cum, pelari wanita
tercepat di Asia untuk nomor 200 m dan 400 m. Prestasinya untuk
400 m, misalnya, adalah 55,09 detik (rekor nasional Indonesia
56,0 detik atas nama Carolina Riewpassa yang tak turut lagi).
Waktu tempuh itu dicatat Saik Oik Cum Agustus lalu. Belum lagi
Marina Chin, bintang lari gawang 100 m dan 400 m.
Birma tetap menampilkan Than Than pemenang 3 medali emas SEA
Games IX--nomor lari 200 m, 400 m, dan 800 m puteri. Di Jakarta,
ia akan terjun dalam nomor lari 400 m gawang. "Prestasinya (saat
ini) lebih baik dibandingkan apa yang pernah dicapainya
sebelumnya." komentar pelatihnya. Bersama Than Than akan ikut
pula Jimmy Crampton, pelari tangguh nomor 800 m dan 1.500 m. Ada
lagi nama hebat seperti Ko Ko, Maungthai, Jennifer Tin Lay --
semuanya memegang medali emas SEA Games IX.
Akan bola basket, sepakbola, bola volley, hockey, sepak takraw,
dan bola volley--kecuali ada faktor X--agak sulit diharapkan
Indonesia. Penasehat tim, Wiel Coerver, pernah mengatakan
kesebelasan Indonesia punya peluang untuk jadi juara (TEMPO 15
September), namun menjelang memasuki perkampungan atlit di
Senayan, ia kembali 'pesimis'. Beberapa pemain, seperti Rudy
Kelces atau Tinus Heipon yang diharapkannya tak berada dalam
kondisi prima. Ditambah lagi musuh yang bakal dihadapi pun tak
enteng, antara lain, Birma, Muangthai, dan Malaysia, juara SEA
Games IX.
Agar Tak Lumpuh
Bagaimana dengan lainnya Jawabannya rata-rata 'pesimis' Pelatih
sepak takraw, A. Rachman Daud, umpamanya, mengatakan
"Lawan-lawan kita merupakan raksasa dalam sepak takraw sejak 25
tahun lalu." Adalah Malaysia, Muangthai, dan juga Singapura,
yang dimaksudkannya.
Pada cabang softball seperti halnya hockey, keikut-sertaan
Indonesia lebih banyak untuk menakar kemampuan semata. "Hasil
SEA Games X ini akan membuktikan di mana tempat kita di tingkat
Asia," kata pelatih softball, Yulius Tetelepta. Favorit untuk
meraih emas dari softball adalah Filipina.
SEA Games X akan diikuti 1236 atlit -- terbesar dari Indonesia:
237 putera dan 100 puteri. Ini terhitung besar dalam sejarah SEA
Games--semula bernama SEAP Games dengan anggota terbatas pada
negara-negara yang terletak di tanah semenanjung saja. Indonesia
dan Filipina baru diterima jadi anggota setelah tahun 1976, agar
pesta sukan yang diselenggarakan pertama kali di Bangkok 1959
tidak lumpuh begitu saja. Lantaran Vietnam, Laos, dan Kamboja
--akibat situasi di dalam negeri--tidak bisa berpartisipasi
penuh. Di Jakarta, Laos dan Kamboja masih tetap belum sempat
mengirimkan kontingennya. Sedang Vietnam, yang merencanakan
turut, belum mengirimkan daftar atlitnya sampai awal pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini