Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kisah Boris Becker dan Kejahatan Si Bengal dari Leimen

Nama Boris Becker kembali menyeruak, bukan karena prestasinya di tenis dunia namun soal kejahatan dan kebangkutan petenis hebat dari Leimen, Jerman.

24 Juni 2019 | 13.04 WIB

Novak Djokovic, merayakan kemenangannya bersama Boris Becker, disaksikan istrinya Jelena, usai mengalahkan Roger Federer di final putra Amerika Terbuka 2015 di New York City, 13 September 2015. AP/Bill Kostroun
Perbesar
Novak Djokovic, merayakan kemenangannya bersama Boris Becker, disaksikan istrinya Jelena, usai mengalahkan Roger Federer di final putra Amerika Terbuka 2015 di New York City, 13 September 2015. AP/Bill Kostroun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kisah Boris Becker ibarat sebuah cerita drama yang berakhir tragis. Dari seorang bintang olahraga yang kaya raya dan dipuja-puja, Becker kini jatuh melarat dan harus merelakan hartanya dilelang untuk membayar utang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kejatuhan Becker tak melulu karena utang yang menggunung. Dia juga terlibat beberapa tindak kriminal, mulai penipuan hingga pemalsuan paspor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pada Juni 2018, Becker mengklaim mendapat status diplomatik dan karenanya memiliki kekebalan, sehingga menghentikan penjualan trofi dan suvenir pribadi pada saat-saat terakhir.

Mantan petenis nomor satu dunia itu mengklaim bahwa ia ditunjuk oleh Presiden Republik Afrika Tengah sebagai "atase" olahraga, budaya dan kemanusiaan bagi Uni Eropa.

Namun Menteri Luar Negeri Afrika Tengah menjawab bahwa paspor yang dicap oleh Becker itu palsu, berasal dari "paspor kosong yang dicuri tahun 2014".

Becker akhirnya mengakhiri episode ganjil itu pada Desember dengan melepaskan hak imunitasnya di pengadilan London yang khusus untuk kasus-kasus kepailitan, yang membawa rumah lelang itu mengembalikan trofi-trofi tersebut ke pasar.

Upaya pertama "menarik tawaran-tawaran yang sangat besar," kata Mark Ford, salah satu dari tiga wali kebangkrutan Becker, dalam satu pernyataan.

Akan tetapi, penjualan itu tidak akan cukup untuk menutup utang yang nilainya jutaan pound sterling itu.

Becker sudah mengalami masalah hukum dengan pengadilan di Spanyol atas utang yang belum dibayar untuk pengerjaan vilanya di Mallorca.

Pastor yang menikahkannya pada 2009 juga membawanya ke pengadilan di Swiss, dan pengadilan Jerman pada 2002 memberinya dua tahun penangguhan hukuman dan denda sebesar 500.000 euro atau sekitar Rp 8 miliar atas 1,7 juta euro (Rp 27,4 miliar) pajak yang belum dibayar.

Juara enam kali Grand Slam, yang dijuluki "Boom Boom" Becker untuk servisnya yang sangat kencang, memenangi 49 gelar dan lebih dari 20 juta euro hadiah uang selama karirnya.

Boris Becker sekarang fokus pada aktivitas tenisnya, terutama menjadi komentator, saat ia berusaha memanfaatkan ketenarannya untuk menghapus utang-utangnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus