Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Stanislas Wawrinka memasuki ruang konferensi pers di kompleks Stadion Roland Garros, Paris, Ahad malam lalu, dengan menenteng trofi turnamen tenis Grand Slam Prancis Terbuka serta celana pendek kotak-kotak berwarna pink. Wajahnya cerah.
Atlet Swiss berusia 30 tahun itu meletakkan trofinya dan memajang celana pendek yang dibawanya di atas meja.
"Saya suka karena semua orang berbicara tentang celana ini," kata dia, sambil tersenyum lebar. "Celana ini akan ada di museum Roland Garros. Anda dapat melihatnya setiap hari kapan pun Anda suka."
Celana itu baru saja dipakai Wawrinka dalam partai final beberapa menit sebelumnya. Celana dari sponsor Yonex itu mendapat perhatian lebih karena menerobos tren celana polos yang digunakan para petenis lainnya. "Saya menyukainya, dan hanya saya yang mau mengenakannya," kata dia.
Celana tersebut juga sempat ramai dibahas di jejaring media sosial. Para penggemar membandingkannya dengan celana renang dan celana tinju. Adapun Judy Murray, ibu Andy Murray, memuji pilihan petenis itu. "Bila ia menang, semua orang akan ingat apa yang dipakainya. Terus terang itu celana yang seksi," kata Judy, lewat akun Twitter-nya.
Berbekal celana berbeda itu, Wawrinka kemudian mampu membuat kejutan dalam partai final. Ia menumbangkan petenis peringkat pertama yang semula dijagokan akan merebut gelar Prancis Terbuka pertamanya, Novak Djokovic. Petenis urutan ketiga itu mengakhiri perlawanan petenis asal Serbia tersebut dalam pertarungan empat set dengan skor 4-6, 6-4, 6-3, 6-4.
Ini menjadi gelar Roland Garros pertama buat Wawrinka, serta gelar Grand Slam kedua yang ia raih setelah Australia Terbuka pada tahun lalu. "Suasana di sini sungguh luar biasa, dan saya merasakan emosi yang belum pernah saya rasakan sebelumnya," kata dia, setelah bertanding. Gelar kali ini ia dedikasikan buat Magnus Norman, pelatihnya yang menjadi runner-up Prancis Terbuka 2000. "Kemenangan ini untukmu," kata Wawrinka kepada sang pelatihnya.
Kemenangan ini membuat Wawrinka mampu mengalahkan empat petenis yang selama ini mendominasi. Selain Djokovic, ia mampu mengalahkan Rafael Nadal di babak final Australia Open tahun lalu. Rekan senegaranya, Roger Federer, ia kalahkan pada babak perempat final lalu. Sedangkan Andy Murray ia taklukkan pada 2013.
Dengan kesuksesan menjuarai Prancis Terbuka, Wawrinka menjadi salah satu favorit juara dalam turnamen Grand Slam berikutnya di Wimbledon. Namun ia mengaku masih merasa tertinggal di belakang para pemain yang kerap disebut sebagai empat petenis terbaik, yakni Djokovic, Federer, Murray, dan Nadal. "Saya tak sekuat pemain di posisi empat besar," kata ayah satu anak ini. "Mereka sudah memenangi segalanya. Tapi saya cukup kuat untuk meraih sejumlah gelar besar."
Saat tampil di Wimbledon, Wawrinka juga memastikan tak akan lagi memakai celana pendek kotak-kotak itu. "Di Wimbledon, mereka tak akan mengizinkan saya memakainya," kata dia, sambil tersenyum. Dalam turnamen lapangan rumput itu, kode pakaian petenis memang ditetapkan harus putih-putih.BBC| SPORT360 | ATP MARTHA WARTA SILABAN | NS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo