Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Lalu Muhammad Zohri: Kisah Mencuri Mangga, Sepak Bola, dan Sprint

Lalu Muhammad Zohri semula diproyeksikan untuk menekuni cabang olahraga sepak bola, namun justru dia akhirnya menjadi sprinter juara dunia U-20.

9 Agustus 2018 | 09.43 WIB

Lalu Muhammad Zohri (kiri) menyerahkan tongkat estafet kepada pelari Eko Rimbawan saat latihan tim estafet putra menjelang Asian Games di Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018. Selain bersama tim estafet, Zohri juga akan menjajal nomor 100 meter putra. REUTERS/Beawiharta
Perbesar
Lalu Muhammad Zohri (kiri) menyerahkan tongkat estafet kepada pelari Eko Rimbawan saat latihan tim estafet putra menjelang Asian Games di Jakarta, Jumat, 27 Juli 2018. Selain bersama tim estafet, Zohri juga akan menjajal nomor 100 meter putra. REUTERS/Beawiharta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sprinter Lalu Muhammad Zohri, Juara dunia atletik U-20 di Finlandia pada Juli 2018 berbagi kisah tentang dirinya saat menerima asuransi senilai Rp 1 Miliar dan Beasiswa Pendidikan Rp 200 Juta dari BNI Life, Rabu, 8 Agustus 2018.

“Kalau kamu bisa lolos menjadi pesepakbola di kancah nasional mewakili provinsi di Indonesia, potong tangan saya,” ungkap Zohri, mengulang perkataan salah saru gurunya di sekolah, beberapa tahun lalu.

Tak hanya itu, Zohri juga ditawarkan untuk memilih cabang atletik, dengan iming-iming mendapatkan nilai yang bagus.

Baca: Zohri Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Insiden Bendera di Finlandia

“Kalau mau di bidang atletik, nilai sekolah kamu di atas rata-rata,” ungkap Zohri lagi.

Di sekolah, Zohri mengakui dirinya anak yang bandel. Ia bahkan punya pengalaman kurang baik. Yakni, dikejar satpam sekolah karena ketahuan mencuri mangga.

“Karena ambil mangga orang. Suka dikejar security yang jaga sekolah,” kata Zohri sembari tertawa.

Namun, dari pengalaman itu semua, Zohri akhirnya menyetujui cabang atletik dan memilih menjadi sprinter.

“Sampai akhirnya, sebulan sebelum kejuaraan daerah, saya berlatih dengan Ibu Rosidah, 1 hingga 2 jam sehari. Akhirnya jadi juara daerah saat itu,” ungkap Zohri.

Tak hanya keberhasilan, Zohri juga akui ia pernah gagal. Yakni, saat mengikuti salah satu kejuaraan di Filipina. Saat itu, Zohri kurang memahami posisi start block. Ketidaktahuan itu, diakui Zohri karena tak menyangka akan ikut kejuaraan jadi wakil nasional.

Baca: Gempa Lombok: Rumah Lalu Muhammad Zohri Tetap Utuh

“Saya enggak sempat belajar posisi start block, jadi waktu itu saya didiskualifikasi,” kata Zohri.

Tak menyerah, sepulang dari Filipina, Zohri akhirnya berlatih rutin posisi start block. Ia berharap agar seluruh pemuda, khususnya atlet harus semangat berlatih dan tak kenal kata menyerah.

“Semangat latihannya, semoga bisa seperti saya, dan lebih dari saya,” kata Lalu Muhammad Zohri.

SAPRI MAULANA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus