Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Indonesia tanpa gelar di turnamen Malaysia Masters 2020. Pemain-pemain Indonesia berguguran, bahkan tak ada yang lolos ke babak final. Hasil buruk dalam turnamen awal tahun ini tersebut perlu menjadi perhatian lantaran bulu tangkis menjadi cabang andalan untuk meraih medali emas di Olimpiade 2020 Tokyo yang tinggal enam bulan lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Malaysia Masters, pekan lalu, hanya ada empat wakil Indonesia dari pasangan ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran yang bertahan hingga babak semifinal. Sedangkan dua pemain tunggal putra tersingkir di babak awal dan hanya Jonatan Christie yang lolos sampai perempat final. Prestasi para pemain ini tentunya menjadi sinyal "lampu kuning" bagi tim bulu tangkis Indonesia menuju Olimpiade.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala pelatih tunggal putra Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia, Hendry Saputra, mengatakan Jonatan, Anthony, dan Shesar Hiren Rhustavito dinilai belum menampilkan hasil maksimal di turnamen level Super 500 ini.
"Jonatan dan yang lainnya masih belum stabil, terutama pada saat-saat kritis. Hal ini akan terus dievaluasi dalam latihan selanjutnya," kata Hendry. "Mainnya masih belum konsisten. Ini yang masih terus kami harapkan dari beberapa latihan sambil melihat di mana kelemahan yang masih jelas."
Shesar terhenti di babak pertama oleh pemain asal Hong Kong, Lee Cheuk Yiu. Sementara itu, Anthony, yang diunggulkan di tempat kedelapan, juga terhenti di babak pertama oleh Huang Yu Xiang (Tiongkok). Sedangkan Jonatan tak dapat mengatasi perlawanan Ng Ka Long Angus (Hong Kong) di babak perempat final.
Jonatan mengaku kecewa atas hasil yang dia dapat di turnamen level Super 500 ini. Pasalnya, dia merasa kansnya untuk melaju ke laga empat besar cukup terbuka. "Saya kurang fokus di poin-poin penting," tutur dia.
Seperti senasib, pemain ganda putra, yang selalu menjadi andalan meraih gelar juara, juga ikut-ikutan melempem. Pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal melanjutkan perjuangan mencapai babak final. Unggulan kedua Ahsan/Hendra takluk oleh Li Jun Hui/Liu Yu Chen (Tiongkok) yang menjadi unggulan ketiga. Sedangkan Fajar/Rian, yang mengalahkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di babak perempat final, gagal melaju ke babak final setelah disingkirkan pasangan Korea Selatan Kim Gi-jung/Lee Yong-dae.
"Evaluasinya, kami enggak boleh hilang fokus," kata Fajar kepada Badmintonindonesia.org. "Lawan seharusnya dipaksa bermain dengan pola kami. Secara keseluruhan, kami tidak puas dan seharusnya kami bisa cepat ganti strategi."
Adapun Hendra/Ahsan mengatakan sudah memberikan yang terbaik. Tapi mereka harus mengakui bahwa lawan saat itu lebih unggul. "Mereka lebih berani saat melakukan pukulan mendatar. Mereka juga lebih berani maju dan menekan," kata Ahsan.
Di sisi lain, pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan ganda campuran Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja juga harus terhenti di semifinal. Greysia/Apriyani dikalahkan Li Wen Mei/Zheng Yu (Tiongkok). Sedangkan Hafiz/Gloria menyerah oleh Zheng Siwei/Huang Ya Qiong (Tiongkok).
Cina mendominasi turnamen Malaysia Masters dengan meraih tiga gelar juara di tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran--dua sektor terakhir terjadi pertemuan sesama pemain Tiongkok di partai puncak. Setelah Malaysia Masters 2020, para pemain bulu tangkis selanjutnya akan berlaga di Indonesia Masters 2020 di Jakarta pada pekan ini. NUR HARYANTO
Lampu Kuning di Awal Tahun
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo