SEMBILAN tahun terakhir ini selalu ada lomba marathon tahunan
untuk memperingati hari jadi Kodya Malang, tiap tanggal 1 April.
Dan sejak 4 tahun lalu, marathon tradisional itu masuk dalam
kalender kegiatan PASI sebagai marathon nasional. Tapi baru hari
Minggu lalu begitu banyak jago lari yang sudah beken
mengikutinya. Maklumlah, di samping untuk HUT ke-65 Malang,
lomba kali ini sekaligus dipakai sebagai seleksi nasional
menghadapi SEA Games X, September nanti.
Ada Ian Imang, pelari Jakarta yang menjadi juara marathon di
Singapura tahun lalu. Ada Moh. Said, juara PON IX dari NTB. Ada
Sunardi, juara bertahan marathon Malang. Ada Makmun Rusli, juara
lari 50 km (Bandung-Sumedang) 3 kali berturut-rurut. Dan tentu
saja, ada Bob Horman, pelari tamu dari Australia yang sudah
berumur 61 tahun.
Ian Jatuh
"Kondisi saya baik sekali," ujar lan, 10 menit sebelum start.
Tapi setelah pistol dibunyikan Walikota Malang, Kolonel Sugiono,
jam 14.30 ternyata banyak yang mengejutkan, Sam Saud, dari
Manado, 1 menit lebih dulu tiba di Pos (11 km), untuk kemudian
disusul Said, Ian dan Makmun. Keempat orang ini kemudian hampir
serentak masuk ke Pos II (16 km) dalam waktu 104,5 menit. Makmun
dan Said kemudian tercecer. Said lebih dahulu sampai di Pos III,
20 detik mendahului Ian, tapi pelari Jakarta ini segera melejit
dengan langkah yang masih tegap. Tak terduga sama sekali, kalau
Ian tiba-tiba terjatuh hanya 150 m sebelum Pos IV (26 km).
Kurang 5 menit kemudian, Saud juga terjatuh di dekat Ian.
Sementara itu Sunardi, dari Ja-Tim, menggenjot langkah sehingga
masuk ke daftar 3 terdepan. Bahkan menjelang Pos V, Sunardi
melewati Said yang udah termehek-mehek. Dekat Pos V ini, Said
yang hanya mampu berjalan dilewati lagi oleh Jacob Atumuri, dari
Irian Jaya. Orang pun kemudian mengira Sunardi atau Jacob yang
bakal jadi juara. Tidak disangka kalau menjelang Pos VI, Sunardi
dan Jacob diselip Suja'i, juga dari Ja-Tim, yang kemudian masuk
finish sebagai juara I dengan waktu 3 jam 4 menit 26 detik.
Suja'i tercatat sebagai peserta ke-20 memasuki Pos I dan ke-10
di Pos II.
Sementara itu di antara Pos V dan Pos VII masih terjadi
perebutan ketat. Sunardi dilangkahi Kasman dan Hamid 2 pelari
NTB yang tak masuk hitungan. Tapi Jacob berhasil masuk finish 4
menit setelah Suja'i. Disusul 2 menit berikutnya oleh Kasman,
dan 2 menit lagi oleh Hamid. Sunardi, juara tahun lalu tergeser
ke tempat ke-5 dengan waktu 3 jam 17 menit 33,5 detik (tahun
lampau 2 jam 53 menit).
Kalau hanya 4 orang yang diambil untuk SEA Games X, maka tidak
tercatat nama-nama beken sebelumnya. Ian tampak terlalu
bernafsu, sebagaimana diakuinya kepada TEMPO setelah siuman.
"Saya merasa pasti bisa bikin rekor," ujarnya. Karena merasa
kondisinya fit, Ian hanya minum teh manis di Pos I. Padahal
rencana sebelumnya di Pos itu ia akan minum jeruk. "Yang
melayani gugup, jadinya keliru," lanjutnya. Di Pos II dan III,
Ian tidak minum lagi dan menolak untuk disiram. "Badan saya
masih segar sekali," alasannya. Tapi ia mengeluh mengenai asap
knalpot kendaraan yang lalu lalang, terutama 10 km pertama dan
10 km terakhir.
Air Jeruk
Akan Suja'i, Guru SMA Lumajang yang sudah punya anak 1 ini,
selalu minum dan disiram di tiap Pos. Hanya di Pos IV ia
terminum jeruk, membuat perutnya sakit dan harus memperlambat
lari. "Untung hanya sebentar," katanya pada TEMPO, Suja'i, 32
tahun, tinggi 160 cm dan berat 45 kg, sebelumnya pernah jadi
juara Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) 2 kali, dan juara II pada
PON VIII.
Dari 252 peserta hari itu -- kebanyakan anak-anak singkong
(begitu istilah buat peserta yang hanya mau rame-rame), hanya 17
orang yang masuk finish.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini