Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Manchester City Terancam Sanksi Berat

The Citizens bisa dilarang tampil di Liga Champions.

4 Maret 2019 | 00.00 WIB

Pemain Manchester City Sergio Aguero merayakan gol yang dibuat rekannya Riyad Mahrez saat melawan Bournemouth , kemarin. Action Images via Reuters/Mat
Perbesar
Pemain Manchester City Sergio Aguero merayakan gol yang dibuat rekannya Riyad Mahrez saat melawan Bournemouth , kemarin. Action Images via Reuters/Mat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

BOURNEMOUTH - Pep Guardiola pernah bikin mangkel para petinggi Bayern Muenchen. Gara-garanya, dia mendatangkan permainan cantik di lapangan, tapi gol sulit tiba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Sungguh aneh. Bola yang sudah di depan gawang, tinggal gol, malah dioper lagi ke belakang," kata salah seorang petinggi klub saat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sepak bola yang cantik, memang. Tapi sepak bola haruslah mencetak gol. Begitu gerutu para bos The Hollywood.

Sabtu lalu, di Dean Court, kandang Bournemouth, Manchester City bermain cantik. Manchester biru mendominasi penguasaan bola hingga 82 persen.

Kevin de Bruyne dan kawan-kawan menyerang The Cherries hingga 23 kali, tujuh di antaranya berpeluang gol.

Praktis Bournemouth pun hanya menjadi penonton. Bahkan mereka tak sanggup bikin satu pun serangan balasan.

Untuk sekadar mengoper saja, Bournemouth susah payah. Sepanjang 90 menit, tim asuhan Eddie Howe itu hanya mengoper 176 kali atau 25 persen dari yang dilakukan City.

"Pertandingan yang sangat berat. Kami tak mendapat bola. Sungguh menyakitkan fakta ini. Tidak ada napas optimistis di skuad kami," kata Howe.

Sebaliknya, Manajer City, Josep Guardiola, menyebut laga tersebut sebagai salah satu penampilan terbaik Manchester City.

"Ada 10 pemain kami yang semuanya bergerak apik menguasai permainan. Bukan cuma menyerang, kami bisa bertahan bagus sejak di lini tengah hingga lawan tak bisa bikin peluang," kata mantan Manajer Barcelona itu.

Namun, di papan skor, mereka hanya mencetak satu gol. Adakah mereka hanya bermain cantik? Tidak.

Pencetak gol, Riyad Mahrez, menyebut Bournemouth adalah lawan yang teramat sulit dikalahkan. Mereka memainkan sepak bola pasif, yakni dengan skema 5-4-1. Akibatnya, saat City menyerang, semua pemain Bournemouth-plus kiper Artur Boruc-berada di kotak penalti.

"Melawan tim seperti tembok tebal itu, kuncinya adalah kesabaran. Kami bersabar alirkan bola dengan cepat dan tanpa menyerah bikin peluang. Hasilnya, satu gol kemenangan sudah cukup," kata pemain berkebangsaan Aljazair itu.

Bukan skor yang menyenangkan. Tapi tiga poin cukup untuk menjaga persaingan dengan Liverpool. Bahkan mereka bisa terus memberikan tekanan pada rival terdekatnya.

Namun, di tengah kegembiraan, ada kabar buruk mengintai juara Liga Primer musim lalu itu. Klub ini terancam hukuman berat dari Asosiasi Federasi Sepak Bola Eropa atau UEFA dalam kasus manipulasi uang sponsor.

Kasus lama, sebenarnya. Namun isu ini kembali digoreng oleh media Jerman, Der Spiegel. Mereka mengklaim mendapat bocoran surat elektronik sejumlah petinggi City yang semakin membuktikan bahwa manipulasi dana sponsor memang benar adanya.

Cerita bermula saat Der Spiegel menuliskan hasil investigasi mereka tentang kemungkinan kecurangan City pada 2015. Ketika itu, City menerima uang sebesar 59,5 juta pound sterling atau hampir Rp 1,1 triliun yang diklaim berasal dari Etihad, maskapai penerbangan Uni Emirat Arab yang menjadi sponsor utama.

Namun Der Spiegel mencium sebagian besar uang itu justru datang dari Abu Dhabi United Group atau ADUG milik Mansour bin Zayed Al Nahyan. Pria 48 tahun itu adalah empunya Manchester City.

Bukti baru yang didapat koran Jerman itu adalah satu surat elektronik dari Direktur City, Simon Pearce, untuk petinggi Aabar, perusahaan investasi Abu Dhabi.

Pearce menulis, "Hasil diskusi kami, kewajiban tahunan (dana sponsor) untuk Aabar adalah 3 juta pound sterling. Sisanya, 12 juta pound sterling akan datang dari Yang Mulia (Mansour)."

Ada pula surat elektronik dari mantan Ketua Operasional Manchester City, Graham Wallace, pada September 2012. Dalam surat itu Wallace menyatakan ADUG sengaja mengirim sejumlah uang ke rekening perusahaan sponsor City.

Selanjutnya, duit itu akan dikirim lagi ke klub. Langkah itu dilakukan untuk menghindari kecurigaan UEFA.

UEFA, sebagai otoritas sepak bola Eropa, mendalami dugaan kecurangan tersebut. Manipulasi dana sponsor masuk kategori pelanggaran besar dalam aturan Financial Fair Play (FFP).

FFP-diterapkan sejak 2012-mengatur ihwal keseimbangan pemasukan dan pengeluaran klub. Intinya, UEFA tak ingin kondisi keuangan klub bangkrut gara-gara berlebihan belanja pemain.

Selain itu, FFA melarang keras pemilik klub menjadi donatur utama keuangan klub. Klub harus cerdas mencari uang.

Rupanya, ancaman buat City terbilang berat. Ketua penyelidik Badan Kontrol Keuangan UEFA, Yves Leterme, pada Januari lalu menyatakan, jika terbukti, mereka dilarang mengikuti kompetisi milik UEFA, yakni Liga Champions dan Liga Europa. Hukumannya tak hanya selama satu tahun, melainkan bisa lebih.

Ancaman hukuman juga datang dari Asosiasi Sepak Bola Inggris atau FA. Mereka sedang mengusut dugaan pembelian pemain Jadon Sancho pada 2015. Sancho dibeli dari Watford saat masih berumur 14 tahun. Aturan FA, pemain harus berusia minimal 16 tahun.

City diduga menyuap agen Sancho, Emeka Obasi, setelah transfer pemain kelar. City membayar Obasi sebesar 200 ribu pound sterling atau sekitar Rp 3,2 miliar. Dalam aturan FA, praktik suap seperti ini ilegal.

Mendapat serangan dari berbagai sisi, City pun mengeluarkan pernyataan sikap, Sabtu pekan lalu. City tak ingin berkomentar apa pun tentang sejumlah dugaan kecurangan tersebut.

"Materi tuduhan berasal dari data pribadi kami yang diretas. Sudah jelas ini adalah upaya untuk merusak reputasi kami," demikian Manchester City menuliskan dalam situs resmi mereka. THE DAILYMAIL | GOAL | INDRA WIJAYA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus