Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) akan memberangkatkan atlet lompat jauh putri, Maria Londa, ke Phuket, Thailand. Pemenang medali emas Pekan Olahraga Nasional atau PON Papua itu akan menjadi peserta Kejuaraan Golden Fly Series pada 3-5 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejuaraan tersebut menjadi kompetisi internasional pertama yang diikuti Maria Londa usai partisipasinya dalam SEA Games 2019 di Filipina. Minimnya partisipasi atlet adalah dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia sehingga terjadi banyak pembatasan, termasuk dibatalkannya kompetisi-kompetisi regional dan internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah batal bertanding dalam SEA Games di Vietnam yang ditunda hingga 2022, PB PASI berharap Maria Londa dapat menunjukkan kemampuan sesungguhnya di Phuket. Sebab, persaingan di PON XX membuat atlet dari Bali ini tidak menghadapi persaingan yang kurang kompetitif.
Saat hujan turun pada perlombaan PON di Timika, Maria hanya melompat dua kali. Dengan lompatan keduanya yang sejauh 6,26 meter, sudah cukup bagi Maria untuk memenangkan medali emas untuk daerahnya.
Ketua Umum PB PASI Luhut Binsar Pandjaitan berharap agar Maria Londa dapat memanfaatkan kesempatan langka tersebut sebagai batu loncatan mempersiapkan diri ke SEA Games 2022. "Meski usianya tidak tergolong muda lagi, saya lihat Maria masih tetap disiplin dan bersemangat. Semoga tahun depan dia merebut medali emas SEA Games," ujar Luhut.
Sepanjang kariernya, lompatan terbaik Maria adalah 6,.70 meter. Catatan ini didapat secara fenomenal menjadi juara di Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Prestasi itu diikuti oleh dominasinya, baik dalam lompat jauh mau pun lompat jangkit pesta olahraga Asia Tenggara SEA Games 2015 dan 2017. Pada 2016, Maria juga mewakili Indonesia di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil.
Di Phuket, Maria akan menghadapi lawan-lawan berat yang berasal dari Eropa. Natassia Myronchik-Ivanova adalah salah satunya. Atlet dari Belarusia berusia 32 tahun itu memiliki lompatan terbaik 7,08 meter. Dalam Kejuaraan Eropa Indoor 2019, ia meraih medali perak. Saat ini, Natassia masih berada di urutan ke-11 dunia.
Ada pula Anna Lunyova (30) dari Ukraina dengan lompatan terbaik 6,73 meter, yang sudah malang melintang dalam kompetisi-kompetisi elite di Eropa. Tuan rumah Thailand menurunkan Parinya Chuaimaroeng dengan lompatan terbaik 6,41 meter. Namun, prestasinya lebih moncer saat turun di nomor lompat jangkit.
Pada usianya yang baru menginjak 23 tahun, Parinya adalah peraih medali perak lompat jangkit Asian Games 2018 dan juara Asian Championships 2019 di Doha, Qatar. Dia diperkirakan akan menjadi lawan berat Maria Londa pada Mei tahun depan dalam ajang SEA Games 2022 di Hanoi, Vietnam.
Golden Fly Series adalah sebuah pentas perlombaan dan hiburan (sport entertainment) khusus nomor lompat jauh dan lompat galah yang dimasukkan dalam kategori World Challenge oleh Badan Atletik Dunia, World Athletics. Penggagasnya adalah seorang pelatih Austria bernama Armin Margreiter, yang sebelumnya telah sukses secara rutin menyelenggarakan Golden Roof Challenge di Innsbruck, Austria.
Sekretaris Umum PB PASI Tigor Tanjung mengaku dihubungi Armin Margreiter untuk mengajukan nama-nama atlet Indonesia sebagai partisipan. "Standar yang diminta cukup tinggi. Kita bersyukur Maria Londo disetujui," kata Tigor.